Liputan6.com, Jakarta - Toko resmi Swatch, merek jam tangan asal Swiss, kembali buka di Grand Indonesia dengan lokasi baru. Awalnya terletak di East Mall, sekarang toko telah dipindah ke West Mall. Pembukaan kembali toko ini membuat Swatch memiliki total 21 toko di Indonesia.
"Lokasinya lebih mudah diakses dari Arjuna Lobby. Jadi, kita pertimbangkan untuk buka di sini. Kebetulan setelah pandemi, ini adalah toko baru yang kita relokasi dan renovasi dengan konsep tetris yang terbaru," ungkap Leandra Ardella, Brand Manager Swatch, saat ditemui di acara Swatch Grand Indonesia Store New Look Reopening and Exclusive Luncheon, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Desember 2023.
Advertisement
Toko seluas 55 meter persegi ini mengadaptasi konsep tetris terbaru dari Swatch dengan menampilkan warna-warna blok yang berani seperti biru, merah, dan kuning. Pada bagian depan toko, terdapat layar LED besar dan pameran etalase yang dibuat dari kaca bening.
Sedangkan di dalam toko, terdapat papan LED running text, dan sebuah karya lukisan yang menampilkan outline gedung-gedung besar di Jakarta. Leandra juga mengungkapkan, selain di Grand Indonesia, toko dengan tema tetris lainnya juga terdapat di Mall Kota Kasablanka dan Beach Walk Bali.
Namun, pada lokasi tersebut toko masih menggunakan tema tetris yang lama. Perbedaan lainnya pada toko ini ada pada penempatan service desk yang biasanya berada di belakang kasir menjadi di dalam toko.
"(Penempatan) service desk ini bertujuan untuk mendorong tim toko dan pelanggan supaya lebih bisa berinteraksi. Karena sebelumnya itu service berada di belakang kasir. Kalau yang ini kita jadi lebih bisa berinteraksi dan lebih bisa ngobrol-ngobrol," jelas Leandra.
Menampilkan Koleksi Terbaru
Toko Swatch di Grand Indonesia menawarkan berbagai macam koleksi untuk pria dan wanita, cocok untuk anak muda maupun dewasa. Termasuk di antaranya adalah kolaborasi dengan The Simpsons yaitu "The Second of Sweetness" yang baru saja diluncurkan, serta "Wondrous Winter Wonderland" dan "Tidings of Joy" yang terinspirasi dari episode spesial musim liburan The Simpsons.
Produk-produk Swatch rilisan terbaru tersedia di toko ini, seperti "Big Bold Irony" yaitu koleksi Big Bold yang kini dihadirkan dengan case stainless steel, serta "What If?" koleksi jam tangan pertama Swatch dalam bentuk persegi.
Lebih lanjut, Leandra juga menjelaskan bahwa saat ini merek jam tangan tersebut belum memiliki rencana untuk mengeluarkan jam tangan digital. Menurutnya, jam tangan analog adalah fokus utama dari merek tersebut.
"Kita akan fokus ke analog, (jam) digital mungkin akan diberikan ke pasar yang lain. Karena, sebenarnya dari dulu kita fokus ke jam analog," papar Leandra. Leandra juga mengungkapkan bahwa Swatch adalah kepanjangan dari Second Watch, yaitu jam analog, dan akan mempertahankan produk dengan jenis tersebut.
Advertisement
Sejarah Swatch
Ia juga menjelaskan sejarah dari merek tersebut. "Di tahun 80an, memang baru selesai perang dan finansial masih susah. Jadi, orang tidak punya banyak uang untuk memiliki banyak jam," jelasnya, seraya menambahkan bahwa pada saat itu, jam tangan keluaran Swiss memiliki harga yang sangat mahal.
Berdasar pada hal tersebut, pendiri Swatch, Nicolas Hayek, memiliki ide untuk mengeluarkan jam tangan dengan harga yang cukup murah. Akhirnya, saat itu mereka mengeluarkan jam tangan dengan bahan plastik.
Leandra menyebutkan bahwa inovasi dari Swatch akan lebih berfokus pada segi material dan variasi produk. “Jadi kita ingin lebih fokus seperti fesyen dengan berbagai warna,” papar Leandra.
Sementara itu, Pala Nusantara yang menjalin kolaborasi bareng perusahaan broadcasting network, Cretivox, dengan merilis jam tangan "Polar". Koleksi kolaborasi ini menawarkan dua opsi jam tangan, yakni Hiling dan Hasel. Nama itu diambil dari ejaan bahasa Inggris, yaitu "healing" dan "hustle" yang dilebur menjadi penyebutan lokal yang menyasar pasar Generasi Z (Gen Z).
Jam Tangan Sebagai Industri Tertua di Dunia
"Ini kontradiktif, mencoba memasukkan warna dan konsep healing dan hustle yang representatif dari warna dan story," kata Ilham Pinastiko selaku CEO Pala Nusantara saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, Jumat, 20 Oktober 2023.
Ilham menjelaskan bahwa jam tangan adalah industri paling tua di dunia. Ia percaya jam tangan tidak akan pernah selesai industrinya.
"Tapi sekarang ada smart watch, jam tangan ada value lebih bukan hanya penunjuk waktu, buka pesan, berapa langkah berjalan. Kalau jam tangan Pala masih analog dan manual, ada value itu yang kita berikan," terangnya.
Ia menyebut, "Kolaborasi ini kultur Nusantara banget, jauh sama Gen Z. Kita coba dekatkan itu."
CEO Cretivox Lukman Benjamin Mulia mengungkapkan seri Polar ini adalah dua dunia yang saling berlawanan. Hal itu tergambar dari warna jam tangan yang sangat terang benderang dan satunya bernuansa kalem. "Jamnya Gen Z banget, karena Gen Z suka jadi center of attention," ungkap Ben.
Advertisement