IHSG Lanjutkan Penguatan, Transaksi Harian Saham Lesu pada 18-22 Desember 2023

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menguat pada 18-22 Desember 2023. Namun, transaksi harian saham turun 15,76 persen.

oleh Agustina Melani diperbarui 23 Des 2023, 09:10 WIB
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan penguatan selama sepekan tepatnya pada 18-22 Desember 2023.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan penguatan selama sepekan tepatnya pada 18-22 Desember 2023. Analis menilai, IHSG dipengaruhi sentimen eksternal dan internal selama sepekan.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI) ditulis Sabtu (23/12/2023), IHSG naik 0,65 persen menjadi 7.235,51 pada 18-22 Desember 2023. Pekan lalu, IHSG menguat 0,44 persen ke posisi 7.190,98.

Kenaikan IHSG juga diikuti oleh kapitalisasi pasar bursa. Kapitalisasi pasar bursa tercatat menguat 0,97 persen menjadi Rp 11.650 triliun dari pekan lalu Rp 11.540 triliun.

Rata-rata frekuensi transaksi harian saham selama sepekan merosot 13,60 persen menjadi 1.094.283 kali transaksi dari 1.266.561 kali transaksi pada pekan lalu. Demikian juga rata-rata nilai transaksi harian saham yang lesu selama sepekan. Rata-rata nilai transaksi harian saham terpangkas 15,76 persen menjadi Rp 12,63 triliun dari Rp 14,99 triliun pada pekan lalu.

Rata-rata volume transaksi harian saham merosot 15,90 persen selama sepekan menjadi 25,19 miliar saham dari 29,96 miliar saham pada pekan lalu.

Investor asing mencatatkan aksi beli saham senilai Rp 1,44 triliun selama sepekan. Sepanjang 2023, investor asing membukukan nilai jual bersih sebesar Rp 9,06 triliun.

Pengamat pasar modal Desmond Wira menuturkan, penguatan IHSG dipengaruhi kenaikan pasar saham global dan Bank Indonesia (BI) pertahankan bunga acuan 6 persen.

Sementara itu, Senior Investment Information Mirae Asset Nafan Aji Gusta menuturkan,  IHSG melesat didorong katalis positif dan eksternal. Dari eksternal, IHSG mendapatkan tenaga dari sentimen positif potensi penerapan soft landing policy oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed).

 


Pasar Bakal Sepi Pekan Depan

Karyawan memfoto layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

“Dari dalam negeri, apresiasi dari pelaku pasar terkait dengan kebijakan Bank Indonesia dalam meneruskan komitmen menjaga tingkat kestabilan moneter dan mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujar Nafan saat dihubungi Liputan6.com.

Nafan menambahkan, pelaku pasar merespons positif langkah BI mempertahankan suku bunga acuan 6 persen sambil mengamati kebijakan the Fed terutama penerapan soft landing. “BI terapkan kebijakan preventif dan forward looking. Soft landing akan diterapkan Bank Indonesia ke depan,” kata dia.

Untuk pekan depan, Nafan prediksi, pasar saham akan sepi karena ada libur Natal. Sentimen the Fed juga akan relatif mereda.

Total Emisi Obligasi

Sementara itu, BEI menyebutkan, ada obligasi berkelanjutan IV Merdeka Copper Gold Tahap IV Tahun 2023 yang dicatatkan di BEI pada Senin, 18 Desember 2023.

Obligasi ini dicatatkan dengan nilai Rp 2,09 triliun dengan hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) adalan idA+. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk bertindak sebagai wali amanat untuk emisi tersebut.

Total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat sepanjang 2023 adalah 114 emisi dari 61 emiten senilai Rp122,78 triliun. Dengan pencatatan tersebut, total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 547 emisi dari 128 emiten dengan outstanding Rp466,65 triliun dan USD79,862 juta. Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 191 seri dengan nilai Rp5.536,74 triliun dan USD486,11 juta. Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak 10 emisi senilai Rp3,33 triliun


IHSG Kembali Lanjutkan Penguatan pada 11-15 Desember 2023, Ini Sentimen Pendorongnya

Pialang tengah mengecek Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan penguatan pada perdagangan saham 11-15 Desember 2023. Namun, penguatan IHSG tidak sebesar pekan lalu.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (16/12/2023), IHSG menguat 0,44 persen ke posisi 7.190,98 dari pekan lalu di posisi 7.159,59. Pada pekan lalu, IHSG melonjak 1,4 persen menjadi 7.159,59.

Kapitalisasi pasar bursa bertambah 0,54 persen menjadi Rp 11.540 triliun dari pekan lalu Rp 11.470 triliun. Selain itu, rata-rata nilai transaksi harian saham selama sepekan melesat 6,21 persen menjadi Rp 14,99 triliun dari pekan lalu Rp 14,12 triliun.

Sementara itu, rata-rata volume transaksi harian susut 9,6 persen selama sepekan menjadi 29,96 miliar lembar saham dari 33,14 miliar lembar saham pada pekan lalu.

Rata-rata frekuensi transaksi harian saham selama sepekan merosot 9,21 persen menjadi 1.266.561 kali transaksi dari 1.394.975 kali transaksi pada pekan lalu.

Investor asing mencatatkan aksi beli saham Rp 4,2 triliun pada 11-15 Desember 2023.  Sepanjang 2023, investor mencatatkan nilai jual bersih Rp 10,51 triliun.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, ada beberapa sentimen dari global cukup besar mempengaruhi IHSG. Pada pekan ini, ada rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) yang melandai ke 3,1 persen YoY.

"The Fed memutuskan untuk menahan suku bunga acuannya di angka 5,5 persen. Ke depannya, the Fed merencanakan ada pivoting sebesar 75 basis poin,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menambahkan, pada pekan depan, pihaknya mencermati akan ada beberapa rilis data ekonomi antara lain suku bunga China, kemudian Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia dan Produk Domestik Bruto (PDB) Amerika Serikat.

"Selama sepekan, IHSG kami perkirakan IHSG masih berpeluang menguat dengan support di 7.150 dan resistance 7.215,” tutur dia.


Pencatatan Obligasi

Ilustrasi Obligasi (Photo created by rawpixel.com on Freepik)

BEI juga mencatat pada pekan ini terdapat dua perusahaan yang mencatat obligasi di BEI. Pada Rabu, 13 Desember 2023, PT OKI Pulp and Papers Mills mencatat obligasi berkelanjutan I OKI Pulp and Paper Mills tahap II tahun 2023 senilai Rp 818,98 miliar. Kemudian sukuk Mudharabah Berkelanjutan I OKI Pulp & Paper Mills Tahap II Tahun 2023 senilai Rp 500 miliar.

Obligasi USD Berkelanjutan I OKI Pulp & Paper Mills Tahap II Tahun 2023 dengan nilai USD 6,87 juta, serta Obligasi Berwawasan Lingkungan Berkelanjutan I OKI Pulp & Paper Mills Tahap II Tahun 2023 dengan nilai Rp 66,11 miliar.

Hasil pemeringkatan untuk Obligasi, Obligasi USD dan Obligasi Berwawasan Lingkungan tersebut adalah idA+ (Single A plus) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) dan irAA- (Double A Minus) dari PT Kredit Rating Indonesia (KRI). Sedangkan hasil pemeringkatan untuk Sukuk Mudharabah adalah idA+(sy) (Single A plus Syariah) dari Pefindo dan irAA- (Double A Minus) dari KRI. Bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini adalah PT Bank KB Bukopin Tbk.

 

 


Total Emisi Obligasi

(Foto: Liputan6.com)

Pada Jumat, 15 Desember 2023, PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) mencatatkan Obligasi Berkelanjutan III Sarana Multi Infrastruktur Tahap IV Tahun 2023 seri A (SMII03ACN4) dengan nilai nominal Rp 400 miliar, dan Obligasi Berkelanjutan III Sarana Multi Infrastruktur Tahap IV Tahun 2023 Seri B (SMII03BCN4) dicatatkan dengan nilai nominal Rp 600 miliar.

Hasil pemeringkatan dari Pefindo untuk Obligasi tersebut adalah idAAA (Triple A), dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yang bertindak sebagai Wali Amanat.

Total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat sepanjang tahun 2023 adalah 113 emisi dari 60 emiten senilai Rp120,69 triliun. Dengan pencatatan tersebut, total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 546 emisi dengan nilai nominal outstanding Rp464,56 triliun dan USD79,862 juta, diterbitkan oleh 128 emiten. Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 191 seri dengan nilai Rp5.536,74 triliun dan USD486,11 juta. Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak 10 emisi senilai Rp3,33 triliun.

 

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya