Liputan6.com, Jakarta - Sebuah kapal kargo ditabrak oleh drone di lepas pantai negara bagian Gujarat, India barat pada Sabtu (23/12).
Kapal tanker yang membawa produk kimia berbendera Liberia itu diduga terkait dengan Israel, menurut perusahaan keamanan maritim Ambrey.
Advertisement
Kapal itu dilaporkan sedang menuju ke India dari Arab Saudi, dikutip dari laman Channel News Asia, Minggu (24/12/2023).
Serangan itu memicu kebakaran di kapal yang berhasil dipadamkan, namun tidak satupun dari sekitar 20 awak kapal yang terluka.
Hal ini terjadi setelah serangkaian serangan drone dan roket terhadap kapal-kapal di Laut Merah oleh pemberontak Houthi yang didukung Iran.
Kelompok tersebut -- menguasai sebagian besar Yaman -- telah melakukan lebih dari 100 serangan drone dan rudal terhadap 10 kapal, menurut para pejabat AS.
Mereka mengklaim menargetkan Israel atas perang di Gaza.
Banyak kelompok pelayaran besar global telah menghentikan operasi di Laut Merah karena meningkatnya risiko serangan.
Namun belum jelas siapa yang berada di balik serangan di dekat India pada Sabtu (23/12).
Insiden itu terjadi 200 mil laut (370 km) barat daya kota Veraval, menurut Operasi Perdagangan Maritim Inggris (UKMTO) militer Inggris.
Hal ini menyebabkan kerusakan struktural pada kapal tanker yang diidentifikasi oleh media India sebagai kapal MV Chem Pluto yang membawa minyak mentah.
Angkatan Laut India mengirimkan pesawat dan kapal perang untuk menawarkan bantuan.
Sebelumnya, AS menuduh Iran terlibat dalam perencanaan operasi terhadap kapal komersial di Laut Merah.
Juru bicara keamanan nasional Adrienne Watson mengatakan hal itu "konsisten dengan dukungan material jangka panjang Iran dan dorongan terhadap tindakan destabilisasi Houthi di kawasan".
Houthi Ingatkan Kapal-kapal di Laut Merah untuk Menghindari Perjalanan ke Israel
Pejabat senior kelompok Houthi memperingatkan kapal-kapal kargo di Laut Merah untuk menghindari perjalanan menuju Israel dan wilayah-wilayah pendudukan. Peringatan tersebut dikeluarkan setelah kelompok itu mengklaim melakukan serangan terhadap sebuah kapal tanker komersial beberapa hari sebelumnya.
Mohamed Ali al-Houthi, ketua komite revolusioner tertinggi Houthi di Yaman, mengatakan kapal-kapal harus menghindari perjalanan menuju Israel dan siapa pun yang melewati Yaman harus tetap menyalakan radio mereka dan segera menanggapi upaya komunikasi Houthi.
Dia juga memperingatkan kapal kargo agar tidak memalsukan identitas mereka atau mengibarkan bendera yang berbeda dengan negara pemilik kapal.
Sebagai solidaritas terhadap warga Palestina atas pembantaian oleh Israel di Jalur Gaza, kelompok Houthi menggunakan kendali mereka atas pesisir barat Yaman, termasuk pelabuhan seperti Hodeidah, untuk melancarkan serangan terhadap kapal yang mereka anggap terkait dengan Israel. Pada Sabtu (9/12/2023), mereka mengatakan akan menargetkan semua kapal yang menuju ke Israel, apapun kewarganegaraannya, dan memperingatkan perusahaan pelayaran internasional agar tidak berurusan dengan pelabuhan Israel.
Pada Selasa (12/12), kelompok Houthi mengaku mereka telah menyerang sebuah kapal tanker komersial Norwegia dengan sebuah rudal.
Kelompok tersebut menuturkan mereka menyerang kapal tanker, Strinda, karena mengirimkan minyak mentah ke Israel dan mereka melakukannya setelah awak kapal mengabaikan semua peringatan.
Pemilik kapal tanker, Mowinckel Chemical Tankers dari Norwegia, menjelaskan kapal tersebut sedang menuju Italia dengan muatan bahan baku biofuel, bukan minyak mentah. Mereka mengakui kunjungan sementara ke pelabuhan Israel yang dijadwalkan pada Januari, namun memilih tidak memberikan rincian pasca serangan di Laut Merah.
"Atas rekomendasi penasihat keamanan kami, diputuskan untuk merahasiakan informasi ini sampai kapal dan awaknya berada di perairan aman," ungkap perusahaan itu, seperti dilansir The Guardian, Kamis (14/12).
Advertisement
Biaya Pengiriman Meningkat
Sementara itu, militer Amerika Serikat (AS) mengatakan kapal perusak USS Mason menanggapi panggilan darurat Strinda dan membantu awak kapal yang sedang menangani kebakaran. Disebutkan bahwa Strinda diserang pada Senin (11/12) malam oleh rudal jelajah darat yang ditembakkan dari Yaman yang dikuasai Houthi.
Serangan itu, menurut militer AS, menyebabkan kerusakan namun tidak ada korban jiwa. Pasca serangan, militer Israel mengungkapkan telah mengerahkan salah satu kapal perang tercanggihnya, korvet kelas Sa'ar 6, ke Laut Merah.
AS dilaporkan tengah mengorganisasi kekuatan perlindungan maritim yang lebih besar yang berbasis di Bahrain untuk mencegah terhambatnya jalur pelayaran tersibuk di dunia.
Sumber-sumber industri telah memperingatkan bahwa biaya pengiriman barang melalui Laut Merah meningkat seiring meningkatnya serangan Houthi. Fenomena ini dikhawatirkan dapat mengganggu pasokan yang berlayar melalui wilayah tersebut.