Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pembangunan fasilitas alat kesehatan (alkes) seperti wound care atau perawatan luka akan memberi manfaat besar bagi industri alkes dalam negeri. Terutama fasilitas tersebut memenuhi satu dari sepuluh alat kesehatan yang volumenya paling banyak dibelanjakan pemerintah.
Berdasarkan Katalog Elektronik LKPP tahun 2019-2020, diketahui alkes yang paling banyak dibelanjakan yakni
Advertisement
- 350 juta alat suntik
- 21 juta infus set
- 16 juta sarung tangan
- 11 juta IV kateter
- 8 juta kasa dan pembalut luka
Oleh karena itu, pemerintah akan memberi dukungan penuh kepada industri farmasi dalam negeri baik dari sisi kebijakan, pembinaan, maupun pendanaan.
"Kita akan bantu bina perusahaan-perusahaan seperti ini. Sehingga akan semakin banyak (industri) seperti itu yang kita bangun dan kerja sama dari semua pihak sangat dibutuhkan," ucap Menkes dalam peresmian pabrik alat kesehatan wound care PT Deca Metric Medica (PT DMM) di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Jawa Barat, Kamis (21/12).
Dengan dukungan tersebut, Budi Gunadi berharap industri farmasi dan alat kesehatan dalam negeri makin berkembang dan makin banyak. Sehingga, nantinya produksi alat kesehatan dan farmasi tidak hanya bergantung pada satu perusahaan, melainkan saling berkompetisi untuk menciptakan nilai ekonomi yang bagus.
“Saya contohkan, dulu perusahaan vaksin hanya satu Biofarma, sekarang sudah ada Metana dan Biotis. Pemerintah ingin tidak hanya satu, kalau bisa banyak dan lengkap, kita bikin supaya ada di Indonesia,” tutur Menkes Budi.
“Kita vaksin berhasil, jarum suntik berhasil, saya berharap lebih banyak lagi. Saya ingin punya produsen dalam negeri yang berkualitas, kondisi keuangannya sehat, dan operasionalnya bagus. Sehingga, kalau ada pandemi lagi, kita siap,” lanjut Menkes Budi Gunadi.
Berpotensi untuk Diekspor
Budi Gunadi yakin, alkes perawatan luka akan dipakai di seluruh dunia dan berpotensi untuk diekspor.
"Saya yakin wound dressing ini kan dipakai di seluruh dunia. Kalau sudah jadi dan kualitasnya bagus, kita bisa buka untuk diekspor ke luar," tuturnya.
Dirinya berharap, PT DMM tidak hanya memproduksi alat kesehatan wound care. Ke depannya, Menkes mendorong agar industri farmasi tersebut mampu memproduksi alat kesehatan lain, terutama 10 alkes yang paling banyak dibelanjakan pemerintah.
Advertisement
Komitmen Dexa Group Bantu Pemerintah
Pimpinan Dexa Group Ferry A. Soetikno mengatakan pembangunan pabrik alkes ini merupakan bentuk komitmen Dexa Group untuk membantu pemerintah memenuhi alat kesehatan demi mewujudkan ketahanan kesehatan dalam negeri.
“Pabrik alat kesehatan ini dibangun sebagai satu lagi bukti komitmen Dexa Group terhadap inisiatif pemerintah saat pandemi COVID-19, yakni urgensi membangun kemandirian dalam bidang bahan baku obat, bahan baku obat alam, obat jadi, dan alat kesehatan,” katanya.
Berangkat dari urgensi tersebut, ia kemudian mempercepat pembangunan pabrik alkes dalam negeri ini. Kini, ia bersyukur karena pabrik yang diinisiasi sejak pandemi COVID-19 telah selesai dibangun dan beroperasi.
“Saat ini, beberapa produk wound care telah diproduksi dan siap dipasarkan. Ke depan, kami juga akan mengembangkan advance wound care,” terangnya.
Baca Juga