PLN Group Ikut Kontribusi Capai Target Indonesia Emas 2045

PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) turut berperan dalam mengejar target untuk mencapai Indonesia Emas pada tahun 2045, dengan mendukung pembentukan generasi masa depan yang gemilang.

oleh Septian Deny diperbarui 24 Des 2023, 18:50 WIB
PT PLN (Persero) pastikan keandalan pasokan listrik nasional pada perayaan hari raya Idul Adha 1.444 Hijriah. Beban puncak listrik nasional saat Idul Adha mencapai 35,7 gigawatt (GW) sedangkan daya mampu pasok sebesar 44,5 GW sehingga terdapat cadangan sebesar 8,8 GW. (Dok. PLN)

Liputan6.com, Jakarta PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) turut berperan dalam mengejar target untuk mencapai Indonesia Emas 2045, dengan mendukung pembentukan generasi masa depan yang gemilang.

Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara mengatakan, salah satu upaya PLN EPI untuk mencapai Indonesia Emas pada 2045 dengan mengentaskan gizi buruk atau stunting, sebagai langkah awal dilakukan dengan mendorong penurunan angka stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024 sesuai dengan target pemerintah.

"Dalam upaya menekan pravalensi stunting di Indonesia yang mencapai angka 21,6 persen, PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) melakukan aksi peduli stunting," kata Iwan, Minggu (24/12/2023).

Menurut Iwan, PLN EPI akan terus mendorong sistem ketahanan pangan, kesehatan, pemberdayaan Perempuan di Gunung Kidul, sehingga kondisi stunting yang berpotensi menjadi hambatan bagi Indonesia untuk mencapai Indonesia Emas pada tahun 2045 mendatang akan hilang dan dapat menghasilkan generasi yang gemilang.

Kegiatan ini memperkuat komitmen PLN EPI untuk memastikan keberlanjutan bisnis perusahaan dalam jangka panjang sejalan dengan penerapan Environment Social & Governance (ESG) dan Sustainability Development Goals (SDGs), khususnya TPB 2 tanpa kelaparan yakni menghilangkan kelaparan dan menjamin akses bagi semua orang dan mereka yang berada dalam kondisi rentan, termasuk bayi, terhadap makanan yang aman, bergizi, dan cukup sepanjang tahun.

Salah satu lokasi pengentasan stunting dilakukan di Kalurahan Gombang dan Karang Asem yang merupakan wilayah Desa Berdaya Energi binaan PLN EPI, terdapat 33 balita yang mengalami stunting yang menjadi salah satu fokus Srikandi PLN EPI.

“Tentu saja, PLN EPI mendukung pencegahan dan penanganan pada penderita stunting, hal ini diharapkan dapat menurunkan angka penderita stunting khususnya di Gunung Kidul. Selain itu sebanyak 21 orang ibu hamil menjadi perhatian PLN EPI untuk dilakukan pencegahan,” Kata Iwan.

 


Kontribusi Bagi Masyarakat

Suasana perbaikan Menara Sutet di Jalan Asia Afrika, Jakarta, Rabu (12/8/2015). Pekerjaan tersebut mengandung resiko besar karena jaringan listrik masih dipelihara tanpa dipadamkan. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Dalam Kegiatan CSR PLN EPI ini diberikan bantuan berupa pemeriksaan dan layanan pengobatan gratis bagi 100 orang ibu dan balita serta pemberian bantuan sembako serta bantuan makanan tambahan yang terdiri dari telur, pisang, ikan dan kacang hijau bagi 33 anak balita penderita stunting yang akan dilanjutkan selama 120 hari kedepan.

Program ini terlaksana melalui kolaborasi antara Srikandi PLN EPI yang merupakan para pegawai Perempuan PLN EPI , PKK Kelurahan Gombang dan Karang Asem serta Puskesmas Ponjong.

Dalam acara tersebut Pusekemas Ponjong memberikan edukasi dan sosialisasi kepada ibu hamil dalam mencegah dan menangani stunting serta akan memberikan bantuan pelatihan dan peningkatan kapasitas SDM penggerak posyandu setempat.


Capaian EBT Masih Rendah, Menteri ESDM Ungkap Penyebabnya

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dalam Seminar Nasional Perekonomian Outlook Indonesia, di Jakarta, Jumat (22/12/2023). (Tira/Liputan6.com)

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, mengungkapkan penyebab pencapaian porsi energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia yang masih jauh dari target.

Diketahui, capaian bauran energi terbarukan ditargetkan 23 persen pada 2025. Namun, hingga 2022 porsi EBT dalam bauran energi nasional masih 12,3 persen.

"Kita memang memiliki target capaian untuk bisa mencpai 23 persen di tahun 2025. Tapi apa yang kita capai sekarang masih jauh masih kurang lebih 60 persen dari target, padahal waktunya tinggal 2 tahun lagi," kata Arifin Tasrif dalam Seminar Nasional Perekonomian Outlook Indonesia, di Jakarta, Jumat (22/12/2023).

Penyebab lambatnya target tersebut tercapai, yakni adanya pandemi covid-19, kemudian infrastruktur EBT yang masih kurang, dan pasar EBT yang masih terbatas.

"Penyebabnya adalah kemarin adanya covid, kemudian kita juga masih harus memperisiapkan infrastruktur dan kita harus bisa mencreate demand," ujarnya.

Oleh karena itu, menurutnya masih perlu dibangun jaringan transmisi yang dapat mengakses energi baru terbarukan agar sumber daya energi baru terbarukan di Indonesia bisa diolah dengan baik.

"Kita harus membangun jaringan transmisi yang dapat mengakses energi baru terbarukan yang demikian banyak terrdapatnya sumbernya terdapat di Indonesia," ujarnya.

 


Perbaiki Regulasi

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (22/12/2023). (Arief/Liputan6.com)

Selain itu, Pemerintah juga harus memperbaiki lagi regulasi-regulasi yang bisa menarik investasi. Hal itu sejalan dengan penciptaan pasar EBT yang lebih luas lagi.

"Kita harus mencreate demand, bagaimana demand listrik yang baru tumbuh signifikan ke depan itu semuanya diisi oleh energi bersih terbarukan," katanya.

Lebih lanjut, Menteri ESDM menyebut penyebab lainnya adalah masih dihadapkan dengan proyek-proyek di sektor energi baru terbarukan sebelumnya yang masih belum tuntas.

"Kemudian kita masih dihadapi adalah proye-proyek yang sebelumnya, dan ini yang harus kita atasi," pungkasnya.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya