Liputan6.com, Beijing - Beijing mencatat gelombang dingin terpanjang sejak pencatatan dimulai pada tahun 1951.
Media pemerintah, Beijing Daily, melaporkan bahwa suhu yang tercatat di stasiun cuaca Nanjiao di ibu kota China, naik hingga di atas nol derajat Celcius pada Minggu (24/12/2023) sore untuk pertama kalinya dalam beberapa hari.
Advertisement
"Sejak suhu pertama kali turun hingga di bawah nol derajat pada 11 Desember, suhu tetap berada di bawah garis tersebut selama lebih dari 300 jam," tulis Beijing Daily seperti dilansir CNN, Senin (25/12).
Gelombang dingin yang kuat menyapu sebagian besar wilayah China pada bulan ini, mendorong kapasitas pemanas di beberapa kota di China utara hingga mencapai batasnya.
Gangguan Sistem Pemanas
Provinsi Henan di China tengah telah mengalami banyak kegagalan sistem.
Di Kota Jiaozuo, pemanasan dihentikan sebagian setelah terjadi disfungsi pada pembangkit listrik Wanfang pada Jumat (22/12). Menurut surat kabar kota tersebut, Jiaozuo Daily, masalahnya telah teratasi pada Sabtu (23/12) dan sistem pemanas dapat dilanjutkan pada Minggu malam.
Dua kota lain di provinsi tersebut, Puyang dan Pingdingshan, telah menghentikan penggunaan pemanas di sebagian besar gedung pemerintah dan perusahaan milik negara sejak Jumat untuk memprioritaskan sumber daya pemanas yang terbatas untuk rumah sakit, sekolah, dan bangunan tempat tinggal.
Advertisement
Picu Kecelakaan dan Hambat Penanganan Bencana
Cuaca dingin di Beijing dimulai beberapa hari yang lalu dan telah menyebabkan masalah pada sistem metro kota tersebut.
Ratusan penumpang, puluhan di antaranya mengalami patah tulang, dilarikan ke rumah sakit di Beijing pada awal bulan ini setelah dua kereta bertabrakan di jalur metro yang sibuk saat kondisi bersalju.
Suhu yang sangat dingin juga menghambat upaya penyelamatan setelah gempa mematikan bulan ini di barat laut Provinsi Gansu.