India Uji Coba Penggunaan AI untuk Tingkatkan Akurasi Prakiraan Cuaca

India menguji coba penggunaan teknologi AI untuk meningkatkan akurasi prakiraan cuaca, dengan begitu masyarakat bisa membuat keputusan siaga lebih cepat terkait cuaca.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 27 Des 2023, 16:00 WIB
BMKG keluarkan 4 peringatan terkait cuaca ekstrem di Indonesia untuk sepekan ke depan. (unsplash.com/Ryoji Iwata)

Liputan6.com, Jakarta - India mulai memanfaatkan kecerdasan buatan untuk meningkatkan akurasi dari prakiraan cuaca. Penggunaan teknologi artificial intelligence juga dimaksudkan untuk mengatasi tantangan dari kondisi cuaca ekstrem.

Inisiatif ini dilakukan oleh India Meteorological Department (IMD) yang memelopori pemanfaatan model berbasis AI untuk memprediksi fenomena cuaca buruk, seperti banjir dan kekeringan dengan lebih tepat.

Mengutip Gizchina, Rabu (27/12/2023), upaya ini dilakukan sebagai respons terhadap meningkatnya frekuensi banjir, kekeringan, dan kejadian cuaca lainnya di negara Asia Selatan ini.

Kepala IMD mengatakan, lembaganya menggunakan AI untuk memberikan peringatan ke publik mengenai suhu tinggi. Pemerintah negara itu juga berencana menambah stasiun pengamatan cuaca untuk menyediakan data tingkat desa untuk memberikan prakiraan cuaca yang lebih baik.

Penerapan teknologi AI dalam prakiraan cuaca memang berpotensi meningkatkan akurasi prediksi secara signifikan. Dengan begitu, pihak berwenang dan masyarakat bisa mengambil keputusan lebih tepat tentang langkah kesiagaan secara tepat waktu pula.

Metode peramalan cuaca tradisional, selama ini menggunakan perhitungan rumit dan analisis berbagai variabel atmosfer.


Akurasi dan Efisiensi

Kendaraan melintas saat hujan di Pedesterian Kawasan Bundaran HI, Jakarta, Sabtu (15/10/2022). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan adanya potensi cuaca ekstrem terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia pada 15 hingga 21 Oktober 2022. Karena kondisi atmosfer di wilayah Indonesia masih cukup kompleks dan dinamis untuk sepekan kedepan, yang dipengaruhi oleh fenomena atmosfer global, regional ataupun lokal. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sementara, model AI menawarkan keunggulan berupa peningkatan akurasi dan efisiensi dalam memproses data dalam jumlah besar. Dengan begitu, bisa menghasilkan perkiraan yang lebih andal.

Pemerintah India pun berharap bisa menghasilkan prakiraan cuaca dengan mengintegrasikan AI ke model tradisional.

Asisten Profesor di IIT Delhi Saurabh Rathore mengatakan, model AI tak memerlukan biaya tinggi untuk menjalankan superkomputer. "Dapat dijalankan pada komputer desktop berperforma tinggi," katanya.

Selain itu, IMD juga mengatakan, AI bisa merevolusi prakiraan cuaca. Pasalnya, menurut laporan , badan meteorologi di seluruh dunia saat ini menaruh perhatian pada AI karena bisa mengurangi biaya dan meningkatkan kecepatan.

 


India Optimalkan Praktik Pertanian dengan AI

Ilustrasi bendera India (AFP Photo)

Sekadar informasi, saat ini bidang utama penerapan AI di India adalah meningkatkan ketahanan iklim dan mengoptimalkan praktik perhatian.

Misalnya, para petani di India menggunakan sistem peringatan cuaca yang didukung AI untuk membuat keputusan yang tepat terkait pengelolaan tanaman, unsur hara, dan tanah.

Sistem ini memanfaatkan AI untuk memberikan prakiraan dan rekomendasi cuaca yang disesuaikan, sehingga memberdayakan petani untuk mitigasi dampak kondisi cuaca buruk terhadap aktivitas pertanian mereka.

Infografis Waspada Cuaca Ekstrem di Indonesia Jelang Libur Natal dan Tahun Baru 2023. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya