3 Imbauan BMKG Saat Libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024, Waspada Cuaca Ekstrem

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan sejumlah imbauan saat libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 26 Des 2023, 11:05 WIB
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan sejumlah imbauan jelang libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan sejumlah imbauan saat libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.

Salah satunya BMKG mengimbau warga untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem selama sepekan ke depan pada periode libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.

"Hujan intensitas lebat dan potensi suhu panas terik masih dapat terjadi di sebagian wilayah Indonesia," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto dalam keterangan di Jakarta dikutip Antara, Sabtu 23 Desember 2023.

Guswanto menjelaskan potensi hujan lebat dan suhu panas terik dipicu oleh beberapa fenomena dinamika atmosfer.

"Sirkulasi angin di Laut China Selatan (LCS) masih menghambat aliran massa udara basah dari Asia ke wilayah Indonesia, sehingga potensi hujan lebat masih terkonsentrasi di wilayah Pulau Sumatra dan Kalimantan Barat," ucap dia.

Guswanto menyebut, sirkulasi angin di LCS tersebut juga secara tidak langsung memberikan dampak terhadap kurangnya potensi pertumbuhan awan di wilayah selatan ekuator.

Selain itu, BMKG pun melakukan kunjungan ke Pelabuhan Ketapang Banyuwangi, untuk meninjau kesiapan menghadapi momentum Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Berdasarkan pantauan atmosfer yang telah dilakukan, BMKG meyakini bahwa cuaca saat momentum Nataru akan aman.

"Curah hujan di wilayah selatan relatif tidak ada atau sangat berkurang," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Minggu, 24 Desember 2023.

Namun demikian, BMKG tetap mewaspadai potensi terjadinya cuaca ekstrem meski saat ini masih dalam taraf rendah, dapat berpeluang meningkat pada akhir tahun 2023 dan awal tahun 2024.

"Kalau ada pengaruh cuaca ekstrem tersebut, kami menjaga agar tak berpengaruh di wilayah Selat Bali dengan koordinasi bersama beberapa pihak," terang Dwikorita.

Berikut sederet imbauan BMKG yang dikeluarkan saat libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru) dihimpun Liputan6.com:

 


1. Waspada Cuaca Ekstrem

Pejalan kaki yang menggunakan payung saat hujan deras menyeberang jalan di kawasan Thamrin, Jakarta, Rabu (23/11/2022). Sejak Oktober, DKI Jakarta mulai memasuki musim penghujan yang sudah masuk ke dalam tahap ekstrem. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem selama sepekan ke depan pada periode libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.

"Hujan intensitas lebat dan potensi suhu panas terik masih dapat terjadi di sebagian wilayah Indonesia," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto dalam keterangan di Jakarta dikutip Antara, Sabtu 23 Desember 2023.

Guswanto menjelaskan potensi hujan lebat dan suhu panas terik dipicu oleh beberapa fenomena dinamika atmosfer. Sirkulasi angin di Laut China Selatan (LCS) masih menghambat aliran massa udara basah dari Asia ke wilayah Indonesia, sehingga potensi hujan lebat masih terkonsentrasi di wilayah Pulau Sumatra dan Kalimantan Barat.

"Sirkulasi angin di LCS tersebut juga secara tidak langsung memberikan dampak terhadap kurangnya potensi pertumbuhan awan di wilayah selatan ekuator," ucap dia.

Kondisi itu diperkuat juga dengan adanya fase kering fenomena Madden Jullian Oscillation (MJO) pada sebagian wilayah Indonesia, sehingga turut memicu kurangnya tutupan awan pada siang hari yang mengakibatkan pada siang hari kondisi suhu cukup panas dan terik dengan kisaran suhu dapat mencapai 35 hingga 37 derajat celsius.

 


2. Waspada Debu Vulkanik

Debu vulkanik menyelimuti permukiman dan lahan pertanian warga di Flotim akibat erupsi Gunung Lewotobi. (Foto: Liputan6.com/Ola Keda)

Kondisi suhu terik pada siang hari diprediksikan masih dapat terjadi hingga tiga hari ke depan di sebagian wilayah Jawa hingga Nusa Tenggara.

Berdasarkan analisis potensi dinamika atmosfer di atas dan adanya sinyal aktif fenomena gelombang Rossby di wilayah selatan ekuator dalam sepekan ke depan, maka potensi hujan sedang hingga lebat pada 23 Desember 2023 hingga 1 Januari 2024 dapat terjadi di sebagian wilayah Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatra Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan dan Papua.

Selain cuaca ekstrem, BMKG juga menyampaikan informasi tentang debu vulkanik yang berpotensi membahayakan aktivitas penerbangan.

Debu vulkanik itu bersumber dari Gunung Marapi di Sumatera Barat, Gunung Semeru di Jawa Timur, Gunung Dukono dan Gunung Ibu di Maluku Utara, serta Gunung Lewotobi di Nusa Tenggara Timur.

 


3. BMKG Kunjungi Langsung Pelabuhan Ketapang, Pastikan Cuaca Aman

Terlebih karena faktor cuaca, contra flow baru bisa dilaksanakan sekitar pukul 22.45 WIB pada Rabu 19 April 2023, sehingga akhirnya opsi dipilih adalah melakukan penerapan one way hingga batas akhirnya siang ini. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

BMKG melakukan kunjungan ke Pelabuhan Ketapang Banyuwangi, untuk meninjau kesiapan menghadapi momentum Natal dan Tahun Baru (Nataru). Berdasarkan pantauan atmosfer yang telah dilakukan, BMKG meyakini bahwa cuaca saat momentum Nataru akan aman.

"Curah hujan di wilayah selatan relatif tidak ada atau sangat berkurang," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Minggu 24 Desember 2023.

Hal tersebut terjadi karena pengaruh sirkulasi angin siklon yang di Laut Cina Selatan dan perairan Belitung, sehingga awan-awan hujan tidak terbentuk di selatan khatulistiwa.

Sehingga kemudian potensi cuaca ekstrem akan minim terjadi di sekitar wilayah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. Berbeda dengan wilayah utara garis khatulistiwa yang akan mengalami hujan dengan intensitas ringan hingga ekstrem.

Namun demikian, BMKG tetap mewaspadai potensi terjadinya cuaca ekstrem meski saat ini masih dalam taraf rendah, dapat berpeluang meningkat pada akhir tahun 2023 dan awal tahun 2024.

"Kalau ada pengaruh cuaca ekstrem tersebut, kami menjaga agar tak berpengaruh di wilayah Selat Bali dengan koordinasi bersama beberapa pihak," ujar Dwikorita.

Mantan Rektor Universitas Gadjah Mada tersebut mengatakan bahwa kunjungannya juga merupakan simulasi Standar Operasional Prosedur (SOP) oleh pihak-pihak yang terlibat, di antaranya ASDP, BPTD, KSOP, hingga Basarnas.

Pihak-pihak terkait akan terus terhubung dan memperbarui informasi yang terbagi dalam beberapa kategori, yaitu prediksi, deteksi, siaga, dan awas.

Pembaruan informasi yang dikeluarkan BMKG akan menjadi patokan pihak-pihak terkait untuk menentukan langkah kerja serta tindakan penanganan selanjutnya.

Infografis Tips Hadapi Cuaca Ekstrem agar Tetap Selamat. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya