Liputan6.com, Jakarta Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo resmi meluncurkan program 1 Keluarga Miskin 1 Sarjana di Sukoharjo, Jawa Tengah. Hal ini disambut baik oleh masyarakat.
Surono (52) yang hadir dalam acara Ganjar di Lapangan Desa Cangkol Kecamatan Mojolaban Sukoharjo, senang mendengar akan diluncurkan program satu keluarga miskin satu sarjana, jika Politikus PDIP itu terpilih menjadi Presiden di Pemilu 2024.
Advertisement
"Alhamdulillah, saya senang sekali mendengar program Pak Ganjar, satu keluarga miskin satu sarjana. Akhirnya, mimpi anak saya bisa terwujud," ucap Surono.
Surono hanya tukang kuli bangunan. Penghasilannya sehari-hari tak lebih dari Rp100.000. Sementara istrinya hanya buruh. "Tapi anak saya Yetty itu pengen kuliah. Saya sudah bilang, nduk bapak nggak punya uang. Tapi dia tetep pengen kuliah, katanya mau kerja dulu," kenangnya.
Tapi dengan adanya program satu keluarga miskin satu sarjana yang digagas Ganjar, mimpi itu akhirnya bisa menjadi kenyataan. Ia melihat harapan bahwa putrinya bisa kuliah.
"Ya senang sekali, tidak bisa membayangkan kalau anak tukang batu bisa jadi sarjana. Dia bisa membantu saya, membantu masyarakat dan negara. Semoga pak Ganjar jadi presiden agar cita-cita anak saya terwujud," pungkasnya.
Sebelumnya, program tersebut menjadi bagian dari 21 Program Sat Set yang diusung Ganjar-Mahfud untuk mewujudkan ‘Indonesia Sehat, Terampil dan Berdaya’.
“Program 1 Keluarga Miskin 1 Sarjana ditujukan untuk memutus rantai kemiskinan, menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang unggul, dan menghadirkan pendidikan yang berkualitas dan merata,” kata Ganjar di Sukoharjo, Selasa (26/12/2023).
Saat meluncurkan program tersebut, Ganjar mengakui alasan yang mendasari munculnya program 1 Keluarga Miskin 1 Sarjana adalah pengalaman pribadinya dulu saat berkuliah.
"Semua ini berangkat dari pengalaman saya pribadi, ketika ingin kuliah dan orang tua tidak ada biaya dan bagaimana orang tua saya berusaha mencari biaya kuliah untuk membuat masa depan anaknya lebih baik," tutur Ganjar.
Cerita Pengalaman
Politikus PDIP ini bercerita, dulu dirinya bukanlah siapa-siapa dan terlahir dari keluarga biasa-biasa. Hingga pernah satu ketika, orang tuanya terlilit hutang dengan rentenir demi membiayainya berkuliah.
"Orang tua saya juga pernah jual bensin eceran untuk biayain kuliah anak-anaknya dan untuk bertahan hidup dan kami (anak-anaknya) ikut membantu," ungkap Ganjar.
Tak hanya itu, saking tidak memiliki biaya berkuliah, Ganjar pernah berhenti kuliah selama 2 semester. Dia pun bekerja mengumpulkan uang demi melanjutkan kuliahnya.
Tidak ingin hal itu terulang, Ganjar dan Mahfud sepakat untuk meluncurkan Program 1 Keluarga Miskin 1 Sarjana. Hal ini diyakini menjadi salah satu cara agar keluarga miskin dapat mengubah nasib, bahkan lepas dari jerat kemiskinan.
“Program 1 Keluarga Miskin 1 Sarjana merupakan perluasan akses dan kebijakan afirmatif untuk anak miskin, disabilitas atau berkebutuhan khusus, serta warga di daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T), dan perbatasan. Melalui program ini, mereka mendapatkan pendidikan yang layak dan berkualitas hingga sarjana sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan,” yakin Ganjar.
Advertisement
Ada Harapan
Ganjar menjelaskan, setiap kontestasi pemilu, ada harapan dari masyarakat kecil bahwa pemimpin yang terpilih akan membawa kehidupan yang lebih baik ke depan.
Banyak cara sudah dilakukan pemerintah saat ini melalui berbagai program dan bantuan, seperti bantuan langsung tunai (BLT), jaminan pendidikan melalui Kartu Indonesia Pintar. Namun kenyataannya masih banyak masyarakat miskin yang belum dapat mengubah nasib.
"Maka ketika amanat politik diberikan kepada saya untuk jadi capres, saya semangat untuk melawan kemiskinan itu, ayo kita lawan bersama kemiskinan agar hidup kita jauh lebih baik," ungkap Ganjar.