Liputan6.com, Jakarta - Menjaga kesehatan gigi dan mulut bisa dilakukan dengan rajin menyikat gigi sehari dua kali.
Menyikat gigi adalah cara cepat dan sederhana untuk mendukung kesehatan mulut, menghilangkan plak dan kotoran lunak, serta menurunkan risiko penyakit gusi.
Advertisement
Tak henti di situ, sikat gigi yang digunakan pun perlu diperhatikan kebersihannya. Seiring waktu, sikat gigi dapat terkontaminasi bakteri, kotoran, darah, dan air liur. Agar sikat gigi bisa bekerja efektif, maka bulu sikatnya harus memiliki kualitas yang baik dan tidak rusak.
“Sikat gigi kehilangan efektivitasnya seiring berjalannya waktu, dan ketika bulunya mulai melebar (menyebar), sikat gigi tidak mampu menghilangkan plak dari gigi secara optimal,” mengutip Verywell Health.
Menyikat gigi secara teratur dengan sikat gigi berkualitas baik merupakan cara penting untuk mencegah dan mengobati radang gusi atau periodontitis. Maka dari itu, sikat gigi perlu diganti secara berkala.
Umumnya, penyedia layanan kesehatan mulut menyarankan untuk mengganti sikat gigi setiap tiga hingga empat bulan. Jangka waktu ini dapat bervariasi berdasarkan jenis sikat gigi dan teknik menyikat gigi yang dilakukan.
“Para ahli merekomendasikan untuk mengganti sikat gigi manual Anda setiap tiga hingga empat bulan. Namun, yang lebih penting adalah memperhatikan tanda-tanda keausan sikat gigi Anda dibandingkan usianya.”
Penggantian Sikat Gigi Biasa
Sikat gigi manual biasa harus diganti setiap tiga hingga empat bulan. Hal ini karena bulu sikat gigi biasanya akan rusak dalam jangka waktu tersebut.
Penelitian menunjukkan bahwa kualitas bulu sikat gigi lebih bergantung pada teknik menyikat gigi seseorang dibandingkan usia sikat gigi tersebut.
Penggantian Sikat Gigi Elektrik
Sedangkan, sikat gigi elektrik membersihkan permukaan gigi dengan cara digetarkan atau diputar secara cepat.
Dengan begitu, bulu kepala sikat gigi elektrik lebih pendek dibandingkan sikat gigi biasa. Artinya, bulu sikat akan lebih cepat aus dan melebar.
“Kebanyakan kepala sikat gigi elektrik harus diganti setiap tiga bulan. Jika sikat Anda menunjukkan tanda-tanda aus, segera ganti.”
Advertisement
Apa Perlu Ganti Sikat Gigi Setelah Sakit?
Orang yang baru sembuh dari sakit kerap bertanya-tanya, apakah perlu mengganti sikat gigi yang digunakan selama sakit.
“Meskipun sikat gigi memang mengandung kuman, kebanyakan orang tidak perlu khawatir dan membeli sikat gigi baru setelah sakit. Kecuali jika sistem kekebalan tubuh Anda lemah.”
Namun, secara umum kuman dari sikat gigi tidak akan menginfeksi kembali dengan suatu penyakit. Hal ini bahkan berlaku untuk infeksi bakteri seperti radang tenggorokan.
Tanda Sikat Gigi Perlu Diganti
Penting untuk memeriksa sikat gigi setiap beberapa bulan. Ini dapat membantu menentukan kapan harus menggantinya.
Penelitian menunjukkan bahwa tanda-tanda fisik dari keausan sikat gigi lebih penting daripada usia ketika menentukan seberapa sering sikat gigi harus diganti.
Orang yang menekan kuat-kuat saat menyikat gigi mungkin perlu mengganti sikat giginya lebih cepat dibandingkan mereka yang menekan dengan lembut.
Tanda-tanda sikat gigi perlu diganti antara lain:
- Bulu sikatnya tersebar melebihi lebar pangkal sikat gigi.
- Bulunya melengkung secara permanen.
- Bulunya sangat lembut saat disentuh.
Jika sikat gigi menunjukkan tanda-tanda aus, maka harus segera diganti. Bulu sikat yang terlalu lembut atau melebar tidak dapat menghilangkan plak dan kotoran lunak pada gigi secara efektif. Seiring waktu, plak dan kotoran menumpuk, menyebabkan kerusakan gigi, radang gusi, dan masalah kesehatan mulut lainnya.
Selain mengganti sikat gigi setiap tiga hingga empat bulan sekali, cara menjaga sikat gigi tetap bersih adalah:
Baca Juga
- Jangan pernah berbagi sikat gigi.
- Bilas sikat gigi secara menyeluruh dengan air keran setelah menyikat gigi.
- Jangan merendam sikat gigi dalam larutan obat kumur atau desinfektan.
- Simpan sikat gigi di meja, bukan di wadah tertutup.
Advertisement