Top 3: Deretan Misteri Sejarah yang Berhasil Terpecahkan

Artikel tentang enam misteri sejarah yang akhirnya dipecahkan ilmuwan di tahun 2023 menjadi yang terpopuler di kanal Citizen6-Liputan6.com.

oleh Yulia Lisnawati diperbarui 27 Des 2023, 11:04 WIB
Top 3: Deretan Misteri Sejarah yang Berhasil Terpecahkan (AP/Domenico Stinellis)

Liputan6.com, Jakarta - Sains merevolusi pemahaman kita tentang masa lalu. Paleogenetika mengungkap rahasia menakjubkan dari DNA yang tersembunyi di tulang dan kotoran. Kecerdasan buatan menerjemahkan teks-teks kuno yang ditulis dalam aksara yang terlupakan. 

Analisis kimia terhadap residu molekuler yang tertinggal pada gigi, panci masak, pembakar dupa, dan bahan bangunan mengungkapkan rincian tentang pola makan, bau, dan teknik konstruksi di masa lalu.

Artikel tentang enam misteri sejarah yang akhirnya dipecahkan ilmuwan di tahun 2023 menjadi yang terpopuler di kanal Citizen6-Liputan6.com. Disusul dengan artikel tentang sinopsis film Golden Job, aksi perampokan hingga balas dendam para tentara bayaran.

Sementara itu artikel terpopuler ketiga tentang WHO pantau penyebaran Covid varian JN.1 yang tengah menyebar pesat.

Berikut Top 3 Citizen6:

1. 6 Misteri Sejarah yang Akhirnya Dipecahkan Ilmuwan di Tahun 2023

Mumi Otzi The Iceman (Wikipedia)

 

Berikut 6 misteri sejarah manusia yang berhasil dipecahkan para ilmuwan pada tahun 2023 seperti dihimpun dari berbagai sumber:

1. Penampakan sebenarnya dari Ötzi si Manusia Es

Para pendaki menemukan tubuh mumi Otzi di selokan tinggi di Pegunungan Alpen Italia pada tahun 1991. Jenazahnya yang membeku mungkin merupakan temuan arkeologis yang paling banyak dipelajari di dunia, mengungkap dengan detail yang belum pernah terjadi sebelumnya seperti apa kehidupan 5.300 tahun yang lalu.

Isi perutnya memberikan informasi tentang apa makanan terakhirnya dan dari mana asalnya, sementara senjatanya menunjukkan bahwa dia tidak kidal, dan pakaiannya memberikan gambaran langka tentang apa yang sebenarnya dikenakan orang-orang zaman dahulu.

Namun analisis baru terhadap DNA yang diambil dari panggul Ötzi mengungkapkan pada bulan Agustus bahwa penampilan fisiknya tidak seperti yang diperkirakan para ilmuwan.

Studi tentang susunan genetiknya menunjukkan bahwa Ötzi si Manusia Es memiliki kulit gelap dan mata gelap - dan kemungkinan besar botak. Penampilan yang direvisi ini sangat kontras dengan rekonstruksi terkenal Ötzi yang menggambarkan seorang pria berkulit pucat dengan rambut lebat dan janggut.

Selengkapnya...


2. Sinopsis Film Golden Job, Aksi Perampokan hingga Balas Dendam Para Tentara Bayaran

Film Golden Job tayang di Bioskop Trans TV (Foto: Intercontinental Film Distributors HK via imdb.com)

Bagi kalian yang mencari film seru bergenre action tentu bisa mempertimbangkan film Golden Job. Film Golden Job adalah film aksi produksi Hong Kong yang dirilis tahun 2018 silam. Film ini disutradarai Kar Lok Chin dan dibintangi oleh aktor senior Hong Kong seperti Ekin Cheng, Michael Tse, Jordan Chan hingga Eric Tsang. 

Film berdurasi 99 menit ini akan menawarkan adegan aksi menegangkan kepada para penonton. Untuk lokasi syutingnya sendiri dilakukan di beberapa negara seperti Taiwan, Jepang, Hungaria, Montenegro, Beijing dan Mongolia.

Film Golden Job sendiri menceritakan sekelompok tentara bayaran yang bekerja sama untuk mengerjakan suatu misi berbahaya yang melibatkan pencurian berlian, namun harus berakhir pada aksi balas dendam. 

Sekelompok tentara bayaran tersebut terdiri dari lima pemuda. Mereka adalah Lion (Ekin Cheng), Crater (Jordan Chan), Bill (Michael Tse), Calm (Chin Ka-lok) and Mouse (Jerry Lamb). Kelimanya telah mengambil sumpah untuk menjadi saudara.

Masing-masing memiliki ciri khas dan keahlian masing-masing. Lion sendiri ditunjuk sebagai sang pemimpin yang dikenal bijak dan kalem. Crater memiliki keahlian menggunakan senjata, namun temperamental.

Selengkapnya...


3. WHO Pantau Penyebaran Covid Varian JN.1 yang Tengah Menyebar Pesat

Ilustrasi virus Covid-19 yang merajalela di Indonesia. /pixabay.com Geralt

Sub-varian Covid dari strain Omicron yang mendatangkan malapetaka tahun lalu sedang mengamuk di seluruh dunia dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memantau situasinya.

Dikenal sebagai Varian JN.1, penyakit ini sejauh ini telah ditemukan di 41 negara di seluruh dunia, dengan kasus terbanyak ditemukan di Perancis, Amerika Serikat, Singapura, Kanada, Inggris, dan Swedia. Penyakit ini pertama kali terdeteksi pada bulan Agustus dan telah meningkat pesat. 

Antara 30 Oktober dan 5 November prevalensi globalnya adalah 3,3 persen dan angka terbaru menyebutkan 27,1 persen. Meskipun demikian, WHO mengatakan risiko kesehatannya terhadap masyarakat umum saat ini rendah meskipun beberapa negara telah didesak untuk memantau kasus-kasus tersebut pada periode musim dingin.

WHO mengatakan dalam laporannya mengenai jenis virus tersebut seperti dilaporkan oleh Mirror: 

“Varian ini diperkirakan dapat menyebabkan peningkatan kasus SARS-CoV-2 di tengah lonjakan infeksi virus dan bakteri lainnya, terutama di negara-negara yang memasuki musim dingin. Setelah berdiskusi dengan Kelompok Penasihat Teknis WHO untuk Evolusi Virus (TAG-VE) dan mempertimbangkan data yang ada, kekebalan populasi saat ini secara global serta kekebalan yang dihasilkan oleh vaksinasi booster XBB.1.5 diperkirakan akan tetap reaktif silang terhadap varian ini dengan penyakit yang simtomatik dan parah."

"Oleh karena itu, penyebaran varian ini kemungkinan tidak akan menambah beban sistem kesehatan masyarakat nasional dibandingkan dengan sublineage Omicron lainnya. Namun, negara-negara yang mendekati musim dingin harus menyadari bahwa, secara keseluruhan, covid-19 dan patogen yang bersirkulasi dapat memperburuk beban penyakit pernafasan. Mengingat bukti yang tersedia, namun terbatas, tambahan risiko kesehatan masyarakat yang ditimbulkan oleh JN.1 saat ini dinilai rendah di tingkat global.”

Hal ini terjadi ketika para ilmuwan khawatir masyarakat akan terpaksa menggunakan tes aliran lateral yang sudah ketinggalan zaman, yang menjadi kurang dapat diandalkan ketika cairan penyangga menguap, sehingga berdampak pada efektivitas.

Selengkapnya...

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya