Gandeng Perusahaan Malaysia, Grup M Cash Genjot Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia

Managing Director MCASH Suryandy Jahja mengungkapkan, kerja sama ini akan melibatkan akuisisi oleh Gentari atas sejumlah motor listrik Volta dan stasiun penukaran baterai (SGB) milik ESB.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 27 Des 2023, 21:49 WIB
PT Energi Selalu Baru (ESB) dan PT Semolis Teknologi Indonesia (STI), anak usaha PT NFC Indonesia Tbk (NFCX) dan PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS), MCASH Group, telah sepakat untuk bekerja sama dengan penyedia solusi energi bersih asal Malaysia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Energi Selalu Baru (ESB) dan PT Semolis Teknologi Indonesia (STI), anak usaha PT NFC Indonesia Tbk (NFCX) dan PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS), MCASH Group, telah sepakat untuk bekerja sama dengan penyedia solusi energi bersih asal Malaysia, Gentari Sdn Bhd (Gentari), melalui anak usahanya, Gentari Green Mobility Sdn Bhd.

Hal ini untuk mendukung ekosistem kendaraan listrik (EV) yang berkembang di Indonesia. Managing Director MCASH Suryandy Jahja mengungkapkan, kerja sama ini akan melibatkan akuisisi oleh Gentari atas sejumlah motor listrik Volta dan stasiun penukaran baterai (SGB) milik ESB.

Volta beroperasi sepenuhnya dengan tenaga listrik dan didukung oleh teknologi Internet of Things (IoT) yang canggih serta jaringan SGB yang terus berkembang pesat. 

"Volta dan SGB akan dioperasikan dan dicap sebagai merek bersama oleh ESB dan STI atas nama Gentari, guna menyediakan ekosistem EV yang ekonomis bagi pengendara sepeda motor di Indonesia,” kata dia dalam keterbukaan informasi, Rabu (27/12/2023).

Ia melanjutkan, kerja sama antara MCASH Group dan Gentari asal Malaysia diharapkan dapat memberikan solusi transportasi beremisi karbon rendah kepada pelanggan, bila dibandingkan dengan kendaraan bertenaga bahan bakar konvensional, sehingga mendukung mobilitas ramah lingkungan di sepanjang Jakarta.

Melalui kerja sama ini, Gentari akan memanfaatkan infrastruktur komprehensif MCASH Group untuk menyediakan solusi mobilitas hijau di seluruh Indonesia.

 

 


Ambisi Gentari

Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta, Jumat (22/9/2023). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Hal ini sejalan dengan ambisi Gentari pada 2030 untuk menguasai lebih dari 10% pangsa pasar titik pengisian daya publik dan Layanan Kendaraan (Vehicle-as-a-Service) di sejumlah negara kunci di Asia Pasifik. MCASH Group telah berhasil menjual lebih dari 15.000 motor listrik Volta, mendirikan hampir 300 stasiun penukaran baterai, dan melakukan 3,7 juta kali pertukaran baterai.

"Dengan adanya sekitar 125 juta motor berbahan bakar bensin di Indonesia, kami percaya bahwa motor listrik memiliki potensi besar untuk tumbuh terutama melalui dukungan dari pemerintah untuk beralih ke energi bersih,” kata dia.

Dengan demikian, divisi energi bersih MCASH Group akan terus berkembang dengan cepat, disertai posisi kuat Gentari dengan sejumlah mitra dan inovasi berkelanjutan tentunya dapat membantu melangkah lebih jauh lagi.


Geber Ekspansi, NFC Indonesia Siapkan Belanja Modal hingga Rp 250 Miliar

Layar komputer menunjukkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, PT NFC Indonesia Tbk (NFCX) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) hingga Rp 250 miliar. Hingga kuartal I 2023, belanja modal tersebut telah terserap sebanyak Rp 16 miliar.

Group Head of Investor Relations NFC Indonesia Zefanya Angeline mengatakan, sebagian besar belanja modal tersebut dialokasikan untuk pengembangan investasi di bidang teknologi terutama segmen clean energy atau energi bersih.

"Kuartal I 2023 terealisasi Rp 16 miliar untuk capex. Untuk target full year 2023, capex kami sebesar Rp 200 miliar - 250 miliar," kata Zefanya dalam paparan publik, Rabu (14/6/2023).

Selain itu, NFC Indonesia membidik pertumbuhan pendapatan sekitar 15 sampai dengan 20 persen pada 2023. Sejalan dengan hal itu, penyebaran dealer motor merek Volta di Indonesia pun semakin agresif.

Direktur NFC Indonesia Ivan Ekancono mengatakan, dalam dua bulan ini, pihaknya sangat agresif untuk melakukan penyebaran dealer secara nasional.

 

"Jadi kami masuk ke provinsi sampai masuk tingkat kabupaten. Kami sudah mulai kembangkan dan dirikan surat penunjukan mitra dealer di sana ini dimaksudkan untuk lebih mendekatkan Volta kepada para konsumen yang ingin menggunakan sepeda motor listrik bermerek Volta," kata dia.


Bakal Berkontribusi ke Laba

Pengunjung melintasi layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dia berharap, penyebaran yang semakin masif ini akan membawa Volta hingga ke tingkat kabupaten. "Ke depannya kami memang akan rapat secara nasional kami sudah sampai di daerah Papua sekitar ada mitra kami disana selanjutnya akan berkembang, penyebarannya sampai ke tingkat kabupaten," ujar dia.

Tak hanya itu, Zefanya menambahkan, dalam rangka menggenjot ekspansi, perseroan juga bakal menambah stasiun Sistem Ganti Baterai (SGB) motor listrik Volta sekitar 100 sampai dengan 200 SGB setiap tahunnya. 

Dia juga bilang, dengan adanya anak usaha baru di bidang sewa baterai listrik ini akan memberikan kontribusi terhadap laba perseroan.

"Tiga tahun ke depan minimal 50 persen kontribusi dari gross profit untuk NFC ya. Untuk target minimal 50 persen dalam dua tiga tahun ke depan," ujar dia.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya