Liputan6.com, Bandung - Merokok merupakan kegiatan yang mungkin lebih besar kerugiannya dibandingkan keuntungannya. Tidak ada yang bisa menyangkal jika tubuh menghirup asap, apapun asapnya, akan berdampak buruk bagi tubuh.
Berbagai penyakait akibat mengisap asap rokok baik tradisonal ataupun elektrik sama-sama berpengaruh buruk terhadap kesehatan.
Advertisement
Dilansir laman Alo Dokter gangguan kesehatan tidak hanya bagi perokok aktif, rokok juga berbahaya bagi siapa pun yang menghirup asapnya atau perokok pasif.
Setiap rokok yang Anda hisap bisa meningkatkan risiko terkena berbagai penyakit, seperti masalah kesuburan, penyakit jantung, stroke, dan masalah pada paru-paru, misalnya penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) hingga kanker paru-paru
Diperkirakan ada lebih dari 7.000 bahan kimia di dalam rokok dan sekitar 70 di antaranya bisa menyebabkan kanker. Berikut ini adalah bahan-bahan kimia berbahaya yang ada di dalam rokok:
- Nikotin: zat stimulan yang dapat memperbaiki suasana hati dan meningkatkan konsentrasi. Namun, zat ini bisa menimbulkan efek adiksi atau kecanduan, sehingga membuat perokok sulit menghentikan kebiasaan tersebut.
- Karbon monoksida: zat yang bisa menghalangi suplai oksigen ke seluruh bagian tubuh, memaksa jantung bekerja lebih keras, dan mengganggu kerja paru-paru.
- Tar: zat yang dapat mempersempit saluran udara kecil di paru-paru (bronkiolus) yang bertugas untuk menyerap oksigen. Selain itu, tar juga dapat merusak rambut halus atau silia yang berfungsi untuk mengeluarkan virus, kuman, debu, dan benda asing dari saluran pernapasan. Hal ini dapat menyebabkan berbagai penyakit paru-paru, seperti penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) dan emfisema.
- Benzena: zat yang dapat meningkatkan risiko terjadinya leukemia dan kondisi kelainan darah lainnya.
Di Indonesia, diperkirakan ada lebih dari 230.000 orang yang meninggal akibat kebiasaan merokok setiap tahunnya.
Ukuran Penis Menyusut
Selain berdampak buruk bagi kesehatan, aktivitas merokok disebut-sebut dapat berpengaruh terhadap aspek kehidupan seksual pria. Apakah benar merokok dapat memperpendek penis? Simak penjelasannya secara medis.
Sebelum mengetahui efek merokok pada penis, penting untuk mengetahui sedikit tentang proses ereksi. Penis sendiri terdiri dari tiga ruang besar yang menampung darah.
Menurut dr. Sheila Amabel di laman Dokter Sehat, saat pria mulai ereksi, darah mengalir ke ruang penis dan ukurannya tergantung pada seberapa banyak darah mengalir ke ruang-ruang ini.
"Disinilah terdapat hubungan antara merokok, ukuran penis, dan ereksi. Efek samping merokok diketahui dapat mengurangi kualitas sirkulasi darah dengan menyumbat pembuluh darah," tulis Sheila dikutip Rabu, 27 Desember 2023.
Sheila mengatakan arteri yang menghubungkan bilik-bilik di penis sangat sempit dan dapat dengan mudah terpengaruh oleh zat-zat beracun yang terdapat pada rokok.
Asap rokok dapat menghambat aliran darah ke penis karena nutrisi dan oksigen yang mengalir ke organ tersebut menjadi lebih sedikit.
Kondisi ini dapat menyebabkan jaringan di sekitarnya menyusut dan mati sekaligus mengurangi kemampuan penis untuk berfungsi dengan baik.
"Penelitian menunjukkan bahwa nikotin dalam rokok menyebabkan pembuluh darah menyempit, sehingga semakin mengurangi aliran darah ke penis," ungkap Sheila.
Sebagai akibatnya, merokok dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko penyumbatan arteri yang menyebabkan kerusakan permanen pada penis.
Dampak lain yang bisa dialami oleh pria yang aktif merokok adalah lebih berisiko mengalami disfungsi ereksi.
Efek lanjutan dari kondisi ini adalah munculnya masalah psikologis seperti meningkatnya kecemasan dan depresi, dua kondisi yang bisa membuat masalah seksual semakin memburuk.
"Perlu diketahui, selain rokok tembakau, rokok elektrik juga memiliki dampak buruk pada ukuran penis pria," kata Sheila.
Meskipun penelitian terkait efek rokok elektrik pada ukuran penis masih terbatas, namun sebagian besar produk rokok elektrik mengandung nikotin, senyawa yang dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah dan komplikasi kesehatan.
Advertisement
Terapi Kecanduan Merokok
Secara keseluruhan, merokok bisa membuat penis lebih pendek dan mengurangi kinerja seksual pria. Ketika kemampuan untuk berhubungan seks berkurang, hasrat seksual atau libido pria untuk bercinta umumnya akan menurun.
Oleh sebab itu, berhentilah merokok untuk membantu meningkatkan fungsi seksual dan kesehatan secara keseluruhan.
"Banyak orang beralih ke nicotine replacement therapy (NRT) atau terapi penggantian nikotin ketika mencoba berhenti merokok," jelas Sheila.
NRT tersedia dalam berbagai bentuk seperti permen karet nikotin, koyo, dan tablet hisap, atau memberikan dosis nikotin yang terkontrol untuk meringankan gejala nicotine withdrawal (serangkaian gejala fisik yang terjadi ketika seseorang berhenti menggunakan nikotin).
Meskipun NRT bisa membantu mengatasi kecanduan nikotin, NRT mungkin tidak mengembalikan penyusutan penis.
Namun, berhenti merokok sama sekali dan merawat penis adalah cara terbaik untuk mencegah kerusakan lebih lanjut dan meningkatkan kesehatan seksual secara keseluruhan.
"Penyusutan penis atau disebut penyakit peyronie adalah suatu kondisi dimana penis menjadi melengkung dan mengecil akibat terbentuknya jaringan parut," sebut Sheila.
Merokok diketahui merupakan faktor risiko penyakit tersebut karena dapat merusak pembuluh darah dan mengurangi aliran darah ke penis.
Selain berhenti merokok, pengobatan lain untuk penyakit Peyronie meliputi konsumsi obat, terapi, hingga pembedahan.
Jadi, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan perawatan terbaik untuk setiap kasus penyusutan penis.
Wahai para perokok mulailah perlahan dan membuat keputusan secara bijak untuk berhenti merokok jika tidak ingin ukuran penis menyusut.