Microstrategy Kembali Borong Bitcoin Senilai Rp 9,4 Triliun

MicroStrategy dan anak perusahaannya membeli sekitar 14.620 bitcoin dengan harga rata-rata sekitar USD 42.110 atau setara Rp 648,5 juta.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 28 Des 2023, 10:46 WIB
Perusahaan perangkat lunak MicroStrategy mengatakan pada Rabu, 27 Desember 2023 telah membeli bitcoin senilai sekitar USD 615,7 juta. (Foto: Unsplash/Aleksi Raisa)

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan perangkat lunak MicroStrategy mengatakan pada Rabu, 27 Desember 2023 telah membeli bitcoin senilai sekitar USD 615,7 juta atau setara Rp 9,4 triliun (asumsi kurs Rp 15.405 per dolar AS) secara tunai. 

Dilansir dari Yahoo Finance, Kamis (28/12/2023), MicroStrategy dan anak perusahaannya membeli sekitar 14.620 bitcoin dengan harga rata-rata sekitar USD 42.110 atau setara Rp 648,5 juta antara 30 November dan 26 Desember, menurut pengajuan perusahaan kepada Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC).

Langkah MicroStrategy membeli bitcoin untuk melindungi nilai aset cadangannya telah membantu memperkuat daya tarik saham perusahaan, yang cenderung bergerak seiring dengan aset digital.

Dalam beberapa bulan terakhir, serentetan pengajuan, termasuk dari perusahaan keuangan tradisional kelas berat seperti BlackRock (BLK) telah menghidupkan kembali pasar kripto yang telah hancur setelah beberapa perusahaan terkenal seperti FTX milik Sam Bankman-Fried runtuh.

ETF kripto spot akan melacak harga pasar dari aset kripto yang mendasarinya, memberikan investor eksposur terhadap token tersebut tanpa harus membeli mata uang tersebut.

MicroStrategy, yang mulai membeli cryptocurrency pada 2020, mengatakan pihaknya bersama dengan anak perusahaannya sekarang memiliki sekitar 189.150 bitcoin yang dibeli dengan harga sekitar USD 5,9 miliar atau setara Rp 90,8 triliun.

Perusahaan mengatakan investasi bitcoinnya dimaksudkan sebagai kepemilikan jangka panjang dan berharap untuk terus mengakumulasi kripto terbesar dan paling terkenal di dunia.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.


Pendiri Microstrategy Michael Saylor Sebut ETF Bitcoin Bakal Picu Lonjakan Harga Kripto

Bitcoin (Foto: Jievani Weerasinghe/Unsplash)

Sebelumnya diberitakan, salah satu pendiri Microstrategy, Michael Saylor menyatakan persetujuan ETF Bitcoin spot dapat memicu permintaan terpendam yang sangat besar terhadap kripto, sehingga memicu kenaikan harga yang drastis pada 2024.

Dalam sebuah wawancara di Bloomberg, Saylor berpendapat ETF Bitcoin spot akan memberi investor arus utama saluran yang sesuai dengan bandwidth tinggi pertama mereka untuk mendapatkan eksposur ke Bitcoin. 

“Hal ini dapat mendorong peningkatan permintaan sebesar 2 hingga 10 kali lipat, katanya,” kata Saylor dikutip dari Yahoo Finance, Kamis (21/12/2023).

Pada saat yang sama, pasokan Bitcoin akan semakin sedikit pada April ketika peristiwa halving terjadi, sehingga mengurangi separuh pasokan baru yang dihasilkan setiap hari oleh para penambang.

Dengan meroketnya permintaan karena berkurangnya pasokan, Saylor memperkirakan harga akan lebih tinggi. Saylor percaya ETF spot akan menjadi perkembangan terbesar di Wall Street dalam 30 tahun, setara dengan penciptaan dana indeks S&P 500 pertama pada 1993 yang memberikan investor arus utama eksposur yang mudah ke pasar saham yang luas untuk pertama kalinya.

"Kami memperkirakan 2024 akan menjadi tahun yang baik bagi kelas aset. Kami tidak tahu sejauh mana aset tersebut akan berjalan pada saat ini," ujar Saylor.

Sebagai pendukun Bitcoin yang vokal, Saylor mengatakan MicroStrategy akan terus memanfaatkan leverage dan arus kas untuk memperluas kepemilikan Bitcoinnya daripada melikuidasi untuk berinvestasi di ETF spot.


Investasi Bitcoin Microstrategy Hasilkan Laba Rp 24,7 Triliun

Ilustrasi Bitcoin (Liputan6.com/Sangaji)

Microstrategy (Nasdaq: MSTR) telah mengalami pertumbuhan penting setelah lonjakan bitcoin (BTC) melewati angka USD 39.000 atau setara Rp 603,6 juta (asumsi kurs Rp 15.477 per dolar AS). 

Dilansir dari Bitcoin.com, Rabu (6/12/2023), perusahaan menginvestasikan total USD 5,3 miliar atau setara Rp 82 triliun dengan nilai bitcoin saat ini mencapai USD 6,9 miliar atau setara Rp 107 triliun, menandai keuntungan besar sebesar USD 1,5 miliar atau setara Rp 24,7 triliun. Pada pembaruan terbaru, perusahaan memiliki 174,530 BTC yang mengesankan.

Menurut data yang diarsipkan dari “There Is No Second Best” di blockchaincenter, analisis ini melacak margin keuntungan Microstrategy dengan investasi BTC, membandingkannya dengan potensi pendapatan jika perusahaan berinvestasi di ethereum (ETH).

Saat ini, Microstrategy berdiri sebagai pemegang bitcoin terbesar, melampaui entitas publik dan swasta, dengan pengecualian pemerintah dan produk yang diperdagangkan di bursa seperti GBTC Grayscale. 

Kinerja saham Microstrategy juta tumbuh cukup besar, dengan saham MSTR meningkat sebesar 167 persen selama setahun terakhir. Sejak awal tahun, MSTR telah memperoleh keuntungan sebesar 262 persen, dan dalam sebulan terakhir saja, sahamnya telah meningkat sebesar 22 persen. 

Saat memeriksa aset teratas berdasarkan penilaian pasar, yang mencakup dana yang diperdagangkan di bursa (ETF), kripto, dan logam mulia, kapitalisasi pasar Microstrategy menempati peringkat 1,768 terbesar secara global. 

Saat ini, bitcoin memiliki penilaian pasar tertinggi ke-11 di seluruh dunia, berada tepat di bawah Berkshire Hathaway milik Warren Buffet.

 


Pengawas Keuangan Inggris Tangani 1.400 Kasus Terkait Aktivitas Kripto Ilegal

Ilustrasi bitcoin (Foto: Unsplash/Thought Catalog)

Sebelumnya diberitakan, Pengawas Keuangan Inggris (FCA) telah menangani lebih dari 1.400 kasus kripto antara Januari 2020 dan Juni 2023. 

Regulator mencatat kurangnya keterampilan kripto berarti FCA membutuhkan waktu lebih lama dari yang direncanakan untuk mendaftarkan perusahaan aset kripto di bawah peraturan pencucian uang.

FCA mulai mengawasi perusahaan kripto pada Januari 2020 melalui peraturan pencucian uang. Perusahaan mana pun yang ingin menukar mata uang dengan kripto, dan sebaliknya, atau melindungi aset kripto di Inggris harus mendaftar dan diawasi oleh FCA. 

Perusahaan yang sudah ada harus mendaftar paling lambat Januari 2021, sedangkan perusahaan baru harus mendaftar sebelum beroperasi.

Hal ini diumumkan melalui laporan terbaru dari Kantor Audit Nasional Inggris (NAO) mengeluarkan laporan pada hari Jumat berjudul “Peraturan Jasa Keuangan: Beradaptasi terhadap Perubahan.” NAO, yang memeriksa pengeluaran publik untuk Parlemen, beroperasi secara independen dari pemerintah dan pegawai negeri.

"FCA menciptakan rezim pendaftaran sementara bagi perusahaan untuk terus beroperasi setelah tenggat waktu sementara mereka menyelesaikan penilaian mereka, dan semua kasus diselesaikan pada bulan Maret 2022,” kata NAO dalam laporannya, dikutip dari Bitcoin.com, Rabu (27/12/2023).

FCA juga telah mewajibkan perusahaan aset kripto untuk mematuhi peraturan anti pencucian uang sejak Januari 2020, dan mulai melakukan pengawasan termasuk terlibat dengan perusahaan yang tidak terdaftar, FCA tidak mulai mengambil tindakan penegakan hukum terhadap operator ATM kripto ilegal hingga Februari 2023.”

FCA juga memantau perusahaan atas pelanggaran peraturan promosi keuangan. Laporan tersebut mencatat FCA memiliki tim khusus untuk mengatasi promosi keuangan berisiko tinggi dan ilegal, menambahkan lebih dari 3.150 penipuan aset kripto dilaporkan pada 2020, meningkat menjadi lebih dari 6,300 pada 2021 dan lebih dari 3.900 pada paruh pertama 2022.

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya