China Bakal Larang Game Online Tawarkan Hadiah Daily Login dan Batasi Top-Up Para Gamer

Pemerintah China melarang game menawarkan hadiah untuk daily login, serta membatasi top-up dalam aturan terbarunya.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 29 Des 2023, 19:00 WIB
Sejumlah orang bermain game komputer di sebuah kafe internet di Beijing, China, Jumat (10/9/2021). China kini membatasi waktu bermain game online bagi anak-anak dan remaja yang mulai berlaku minggu ini. (GREG BAKER/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Tiongkok pada pekan lalu merilis rancangan aturan baru terkait pengetatan aktivitas bermain game online di negara itu.

Dalam rancangan aturan baru ini, salah satu yang tertuang adalah game online dilarang menawarkan insentif atau hadiah, untuk pembelian atau login harian atau daily login.

Regulator National Press and Publication Administration juga menyatakan membatasi jumlah top up oleh pengguna, serta mengeluarkan peringatan untuk "perilaku konsumsi yang tidak rasional."

Dikutip dari AP News, Jumat (29/12/2023), saham Tencent, perusahaan gim terbesar di China, sempat anjlok 16 persen usai pengumuman pemerintah Tiongkok ini, sebelum pulih dan ditutup 12 persen lebih rendah pekan lalu.

Sementara pesaingnya NetEase, harus kehilangan sekitar 25 persen usai pengumuman pembatasan aktivitas game tersebut.

Bukan hal asing buat gamer, banyak game populer yang menawarkan hadiah daily login, untuk pemain yang rajin masuk ke dalam permainan setiap harinya.

Hadiah-hadiah yang bisa berbentuk item dalam game online semacam ini, biasanya mengharuskan pemain untuk login dalam jangka waktu tertentu secara berturut-turut jika mau mendapatkannya.

Beberapa tahun terakhir, pemerintah Tiongkok sendiri memang memperketat aturan untuk industri gim di sana, termasuk para pemainnya.

Sebuah riset di Tiongkok yang rilis tahun lalu bahkan mengklaim aturan ketat di sektor game di negara itu, sukses memangkas masalah kecanduan game online.

Laporan ini dirilis oleh The China Game Industry Research Institute bersama sejumlah departemen lain dalam "2022 China Game Industry Progress Report on Protection of Minors."


Riset Klaim Masalah Kecanduan Gim di China Berkurang

Seorang pria bermain game komputer di sebuah kafe internet di Beijing, China, Jumat (10/9/2021). Pejabat China memanggil perusahaan game, termasuk dua yang terbesar yaitu Tencent dan NetEase, untuk membahas pembatasan lebih lanjut pada industri game online. (GREG BAKER/AFP)

Mengutip media Tiongkok, Global Times, Rabu (7/12/2022), laporan ini mengklaim masalah kecanduan game di Tiongkok pada dasarnya telah diselesaikan.

Proporsi anak di bawah umur yang menghabiskan kurang dari tiga jam sepekan atau tidak sama sekali untuk game online, meningkat jadi lebih dari 75 persen.

Hal ini disebut karena dampak aturan anti-kecanduan game online yang baru diterapkan Tiongkok, serta makin banyak anak di bawah umur yang termasuk dalam pengawasan sistem anti-kecanduan.

Tiongkok sebelumnya melakukan upaya untuk mencegah kecanduan game online di kalangan anak di bawah umur.  National Press and Publication Administration Tiongkok sendiri merupakan lembaga yang bertanggung jawab atas lisensi video game di China.

 


Aturan Pemerintah Tiongkok untuk Pemain Game Online

Seorang pria bermain game komputer di sebuah kafe internet di Beijing, China, Jumat (10/9/2021). Para ahli di China mengatakan larangan bermain game online dibuat untuk melindungi kesehatan fisik dan mental anak-anak. (GREG BAKER/AFP)

Pada 2021, National Press and Publication Administration Tiongkok mewajibkan penyedia game online untuk menggelar layanan satu jam saja untuk anak di bawah umur dari jam 8 sampai 9 malam pada Jumat, Sabtu dan Minggu, dan hari libur resmi.

Cyberspace Administration of China juga merilis draf pada Maret, yang meminta perusahaan game online di Tiongkok untuk menetapkan dan meningkatkan aturan game.

Hal ini demi mencegah anak di bawah umur kecanduan, serta memastikan mereka tidak terpapar konten atau fungsi game yang akan mempengaruhi kesehatan fisik dan mentalnya.

Selain itu, aturan baru juga membuat game untuk anak di bawah umur berkurang. Laporan menyebutkan, perilaku hiburan anak di bawah umur telah bergeser dari game ke aktivitas lain, setelah penerapan aturan anti-kecanduan game di negara itu.


Kekhawatiran Terhadap Aktivitas Online Lain

Seorang pria bermain game komputer di sebuah kafe internet di Beijing, China, Jumat (10/9/2021). Tidak semua orang menyetujui pembatasan bermain game online di China. (GREG BAKER/AFP)

Namun, muncul kekhawatiran bahwa anak di bawah umur akan mengganti aktivitas mereka untuk aktivitas lain yang dinilai berpotensi menyebabkan kecanduan.

Dalam laporan tersebut, ditemukan bahwa 65,54 persen anak di bawah umur sekarang menghabiskan waktu, yang awalnya mereka habiskan untuk game, untuk aplikasi video pendek, naik 7,81 persen dari tahun ke tahun.

48,02 persen menghabiskan waktu untuk video online, naik 6,06 persen dari tahun ke tahun, dan 9,04 persen menghabiskan waktu untuk live streaming atau naik 6,06 persen dari tahun ke tahun.

Infografis dampak bermain video game berlebihan (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya