Wanita di Korea Selatan Adopsi Sahabatnya Sendiri, Ingin Saling Urus Satu Sama Lain

Kedua sahabat itu memiliki latar belakang hidup yang sama, membuat mereka memutuskan tidak menikah dan akhirnya mengadopsi satu sama lain menjadi keluarga.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 29 Des 2023, 18:35 WIB
Ilustrasi Persahabatan Credit: pexels.com/Mode

Liputan6.com, Jakarta - Seorang wanita di Korea Selatan menjadi sorotan karena secara resmi mengadopsi sahabatnya, setelah keduanya menyadari bahwa mereka membutuhkan hubungan yang lebih kuat untuk saling menjaga satu sama lain.

Dilansir Oddity Central, Jumat (29/12/2023), Eun Seo-ran (44) tumbuh dalam keluarga patriarki stereotip Korea Selatan di mana ayahnya adalah pencari nafkah dan ibunya ditugaskan untuk berperan sebagai ibu rumah tangga, melayani keluarga suaminya. Ibu Seo-ran pun bekerja keras untuk mereka sepanjang hidupnya, tanpa pernah merasa dihargai oleh suaminya.

Meski begitu, ia berharap anaknya memiliki jalan lain di hidupnya. Maka dari itu, ia tidak pernah mengizinkan Seo-ran masuk ke dapur saat masih kecil dan selalu menyuruhnya untuk terus menjaga kebebasannya.

Maka dari itu, Seo-ran bersumpah untuk tidak mengalami hal yang sama seperti ibunya, membuatnya memutuskan untuk tidak menikah atau memiliki anak. Ia juga meyakini bahwa menikah adalah sebuah tindakan yang tidak bertanggung jawab.

Pada tahun 2016, setelah pindah ke pedesaan Jeolla untuk melepaskan diri dari tekanan kehidupan kota dan lebih dekat dengan alam, Eun Seo-ran bertemu Lee Eo-rie, seorang wanita berpikiran sama yang pindah ke sana karena alasan yang sangat mirip.

Mereka pun bersahabat dan dalam waktu satu tahun, mereka tinggal bersama. Keduanya juga memiliki ketertarikan yang sama seperti tanaman dan memasak makanan vegetarian, bahkan keduanya juga merasa bahagia dengan hidup melajang.

 


Tinggal Bersama Layaknya Keluarga

Ilustrasi persahabatan. Credit: pexels.com/Bahaa

Kedua sahabat itu kemudian memutuskan bahwa hidup bersama membuat hidup mereka lebih aman, sekaligus memastikan bahwa mereka memiliki orang yang bisa menemani di hari tua atau jika terjadi keadaan darurat.

Tanpa terlibat hubungan asmara, mereka hidup bersama seperti layaknya keluarga.

Kemudian beberapa tahun lalu, ketika Seo-ran dirawat di rumah sakit karena sakit kepala kronis, dia menyadari bahwa hukum Korea Selatan hanya mengizinkan anggota keluarga untuk membuat keputusan penting bagi pasien, atau bahkan mengunjungi mereka di rumah sakit.

"Keluarga yang didefinisikan oleh undang-undang saat ini pada dasarnya didasarkan pada kesatuan seksual, dan keluarga yang berasal dari kesatuan seksual tersebut, yaitu anak-anak," kata Seo-ran.

"Tetapi menurut saya hubungan emosional adalah hal yang paling penting. Jadi saat aku bersama seseorang dan merasakan kestabilan emosi dan kedamaian saat memikirkannya, aku yakin orang itu memang keluargaku," sambungnya.

Hal itu yang mendorong keduanya memutuskan untuk mengadopsi satu sama lain sebagai keluarga.


Putuskan Adopsi Satu Sama Lain

Ilustrasi ulang tahun, bestie, sahabat, teman. (Image by Freepik)

Pada awalnya, kedua sahabat tersebut memikirkan gagasan untuk memalsukan hubungan romantis agar mereka bisa menikah, namun Korea Selatan tidak mengakui pernikahan sesama jenis, jadi mereka tidak punya pilihan selain mengadopsi satu sama lain sebagai keluarga.

Seo-ran hanya perlu membuktikan bahwa dia lebih tua dari Lee Eo-rie yang berusia 38 tahun, mendapatkan persetujuan ibunya dan bukan anak kandungnya. Setelah dokumen diserahkan, proses adopsi hanya memakan waktu 24 jam.

"Yang kami inginkan hanyalah hal-hal sederhana, seperti saling menjaga, menandatangani surat pernyataan kesehatan, mengambil cuti kerja untuk merawat salah satu dari kami ketika yang lain sakit, atau mengadakan pemakaman ketika salah satu dari kami meninggal dunia. Tapi itu tidak bisa dilakukan di Korea kecuali kami adalah keluarga sah," kata Eun Seo-ran.

Infografis Anak Muda Sayangi Lansia, Ayo Temani Vaksinasi Covid-19. (Liputan6.com/Niman)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya