Mitos Situs Umpak Songo Banyuwangi, Diyakini Gerbang Dimensi Dunia Lain

Banyuwangi, selalu menyimpan cerita atau mitos yang menarik untuk ditilik. Mulai dari cerita tutur kepahlawanan hingga misteri supranatural. Seperti salah satu mitos yang banyak diyakini masyarakat tentang situs Umpak Songo yang dipercaya menjadi gerbang dimensi dunia lain.

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 30 Des 2023, 10:03 WIB
Situs Umpak Songgo tempat duduknya tamu penting kerajan Blambangan (Hermawan Arifianto/Liputan6.com)

Liputan6.com, Banyuwangi - Banyuwangi, selalu menyimpan cerita atau mitos yang menarik untuk ditilik. Mulai dari cerita tutur kepahlawanan hingga misteri supranatural. Seperti salah satu mitos yang banyak diyakini masyarakat tentang situs Umpak Songo yang dipercaya menjadi gerbang dimensi dunia lain.

Berlokasi di Dusun Muncar Baru, Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar, Banyuwangi, situs Umpak Songo tersebut ditemukan pada tahun 1916, oleh Mbah Nadi Gede, yang merupakan kakek dari juru rawat situs Umpak Songo saat ini bernama Warisih.

Menurut cerita dari Warisih, mitos dari Umpak Songo yang menjadi gerbang dunia lain tersebut adalah karena sebelum ditemukannya situs, wilayah tempat Umpak Songo merupakan hutan yang lebat. Hingga disebut demikian karena siapapun yang masuk wilayah hutan Umpak Songo pada waktu itu, seseorang tersebut tidak akan bisa kembali lagi, alias menghilang tak tau rimbanya.

“Konon, siapapun yang masuk tidak akan bisa keluar hutan dengan selamat, kata orang-orang Jawa bilangnya ‘Jalma Moro Jalma Mati’ (yang masuk tidak akan bisa keluar),” ujar Warisih kepada Liputan6, Kamis (28/12/2023).

Lebih lanjut, Warisih menerangkan, hutan di ujung timur Pulau Jawa itu akhirnya berhasil dibabat oleh Mbah Nadi Gede, yang kemudian di lokasi yang dibabat tersebut ditemukan sebanyak 49 batu dengan adanya lubang di batu, yang lantas dinamakan Umpak. Batu umpak tersebut ternyata menjadi bukti eksistensi Kerajaan Blambangan pada abad ke-14.

“Sembilan dari 49 batu besar atau Umpak yang ditemukan itu di bagian tengah berlubang, makanya diberi nama Situs Umpak Songo,” jelasnya.

Terpisah, Kepala Bidang Kebudayaan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi, Dewa Alit Siswanto, menjelaskan, situs Umpak Songo merupakan tumpukan batu yang di tengahnya terdapat lubang seukuran tiang kayu bangunan.


Situs Umpank Songo Tenpat Bertemu Orang Penting Kerajaan Blambangan

Dewa mengutarakan, situs Umpak Songo yang sekarang bukan bagian utama, melainkan bagian teras belakang tempat pertemuan. Hal tersebut diidentifikasi dari kecilnya lubang pada kayu yang ada pada batu atau umpak.

“Saka yang utama itu benar ada 9 Umpak dengan ukuran batu dan lubang yang besar, nah umpak itu sudah bergerak keluar dari situs,” ucapnya.

Situs Ompak Songo dipercaya sebagai tempat berkumpulnya orang-orang penting di masa Kerajaan Blambangan, yaitu tempat berkumpulnya Raden Tumenggung Wiraguna dengan para abdinya dan di situs itu pula pernah menjadi saksi tempat pelantikan Raden Tumenggung Wiroguno atau Bupati Mas Alit pada masa pendudukan VOC, dan menjadi situs sisa Kerajaan Blambangan saat ibu kota kerajaan pindah ke Ulupampang.

Namun, tempat pertemuan itu terbengkalai saat ibu kota Blambangan dipindah ke Pendopo Sabha Swagata Kabupaten Banyuwangi pada 1774. Situs Ompak Songo sempat digunakan sebagai lokasi persembahyangan umat Hindu.

Hingga tahun 1960-an, pertumbuhan jumlah umat mulai meningkat, yang akhirnya umat mencari lokasi baru untuk persembahyangan, dan ditetapkan di lokasi Pura Agung Blambangan. 

Infografis Deretan Kebakaran Penjara di Indonesia dan Dunia Timbulkan Korban. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya