Liputan6.com, Jakarta - Catatan sektor modest fashion Indonesia di laporan Ekonomi Syariah Global (SGIE) 2023/24 cukup membanggakan. Kategori mode ini berada di peringkat ke-3, berada di belakang Turki (1) dan Malaysia (2), sementara Singapura dan Italia melengkapi daftar lima besar, masing-masing berada di posisi ke-4 dan ke-5.
Laporan SGIE tahun ini dibuat DinarStandard, sebuah firma penelitian dan penasihat yang berbasis di AS. Data mereka menunjukkan bahwa Muslim menghabiskan 2,29 triliun dolar AS pada 2022 untuk makanan, obat-obatan, kosmetik, modest fashion, perjalanan, dan media.
Advertisement
Melansir situs web firma tersebut, Kamis (28/12/2023), aset keuangan syariah diperkirakan mencapai 3,96 triliun dolar AS pada 2021 dan akan tumbuh jadi 5,96 triliun dolar AS pada 2026. Khusus busana modest, pihaknya mencatat jenis busana ini "mendorong kewirausahaan, inklusivitas, keragaman seragam maskapai penerbangan, praktik berkelanjutan, dan pelestarian lingkungan."
Sepanjang tahun ini, industri modest fashion mengalami pertumbuhan di luar konteks agama dan semakin jadi pasar fesyen yang mapan, menurut laporan itu. "Banyak merek-merek kecil baru telah diluncurkan sejak pandemi, dan merek-merek yang sudah ada berkembang dengan baik melalui kemitraan dengan pengecer arus utama," sambung mereka.
Ketika konsumen fesyen, baik yang modest maupun mainstream, mencari busana ramah lingkungan, pemerintah dan investor dapat menemukan peluang yang memberi keuntungan besar. Investor dapat mencari perusahaan pengembang tekstil dalam meningkatkan sirkularitas industri fesyen. Hal ini juga akan berkontribusi dalam menjadikan bisnis fesyen lebih terintegrasi secara vertikal.
Pentingnya Produksi Lokal
Konsumen juga disebut terus mencari pilihan pakaian lebih inklusif, sehingga menciptakan peluang bagi bisnis untuk mengembangkan segmen khusus, seperti pakaian olahraga dalam kategori modest. Pemerintah juga dapat membantu memengaruhi inklusivitas dengan mendukung sekolah mode dan mendorong desain lebih bijaksana.
"Indonesia yakin bahwa kami memiliki sesuatu yang unik untuk ditawarkan. Kami memiliki begitu banyak desainer modest fashion. Di Indonesia Fashion Chamber saja, terdapat hampir 200 desainer tetap yang fokus pada busana modest. Kami memiliki sesuatu untuk ditawarkan ke pasar Eropa, Amerika, atau Timur Tengah. Hanya masalah waktu sampai beberapa merek ini mendapatkan pengakuan internasional," sebut Ali Charisma, National Chairman IFC.
Dalam seksi tantangan, laporan SGIE menggarisbawahi bahwa secara global, sebagian besar merek busana modest memanfaatkan produsen di negara-negara, seperti Turki dan China. "Produksi lokal tidak lazim untuk produk fesyen khusus, seperti hijab dan pakaian aktif dalam kategori modest," catat mereka.
"Turki saat ini merupakan pusat produksi produk modest fashion, khususnya pakaian olahraga dan hijab. China juga merupakan negara yang umum memproduksi hijab. Sebagian besar merek kecil mengambil produknya dari wilayah ini, dan hanya sedikit yang menggunakan produsen lokal."
Advertisement
Kiblat Modest Fashion Dunia
Padahal, mereka mencatat, peristiwa seperti pandemi COVID-19 telah menunjukkan perlunya mengurangi ketergantungan pada produksi luar negeri. "Emisi karbon juga lebih tinggi dari produk yang diproduksi, kemudian diangkut dalam jarak jauh ke konsumen."
Laporan itu juga menyinggung asa Indonesia jadi kibat modest fashion dunia pada 2024. Di keterangan terpisah, Direktur Pengembangan Ekspor Jasa dan Produk Kreatif Kementerian Perdagangan, Miftah Farid, sebelumnya menyatakan bahwa sejak awal, pihaknya memang punya semangat mendorong Indonesia jadi kiblat modest fashion dunia.
Namun dalam perwujudannya, mereka "tidak ujuk-ujuk membawa pelaku bisnis ke pasar." "Ekosistemnya harus dikuatkan," sebut Miftah saat ditemui usai acara kick off JMFW 2024 di kantornya di bilangan Jakarta Pusat, 12 Oktober 2023. "Indikator kita bisa jadi kiblat (modest fashion dunia) itu ekosistem dalam negeri harus siap, industri harus support, pun dengan SDM, industri penopang lain, pemerintah, dan media."
Ia melanjutkan, "Saat sub-ekosistem ini kuat, saling support, kita bisa klaim modest industry kita kuat. Tahun depan, kami berharap kita (Indonesia) bisa jadi modest fashion hub."
Pamerkan Karya Secara Internasional
Laporan SGIE juga menyoroti bahwa desainer Indonesia diberikan beberapa kesempatan memamerkan karyanya secara internasional. Indonesia Modest Fashion Day digelar di Paviliun Indonesia Dubai Expo 2020. "Pertunjukannya menampilkan 20 desainer Indonesia dan dua desainer lokal UEA," catat mereka.
Desainer Heaven Lights dan Vivi Zubedi menampilkan koleksinya di New York Fashion Week (NYFW) 2022, dan Kementerian Perdagangan membawa tujuh merek modest fashion Tanah Air ke NYFW Fall/Winter 2023.
Kementerian Perdagangan juga membuka Rumah Mode Nusantara di Malaysia untuk memamerkan produk-produk Indonesia. Peragaan busana modest yang menampilkan merek-merek Indonesia diadakan pada jamuan makan malam Konferensi Ekonomi Kreatif Dunia.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga memamerkan produk-produk ekonomi kreatif halal lokal, termasuk fesyen, pada KTT G20 2022. Mereka juga mencatat bahwa Festival Ekonomi Syariah Indonesia (ISEF) diubah namanya jadi Indonesia International Modest Fashion Festival (IN2MOTIONFEST).
"IN2MOTIONFEST mencakup pertemuan komunitas, lokakarya, kompetisi, dan kurasi. Acara ini terdiri dari fashion show, talk show, business matching, dan forum diaspora. Ini merupakan ajang busana modest internasional terbesar yang mempromosikan produk lokal Indonesia."
"IN2MOTIONFEST juga diadakan di Dubai sebagai bagian dari Forum Investasi Indonesia di Dubai (IIFD)," tandasnya.
Advertisement