Ganjarist Ajak Publik Tidak Telan Mentah-Mentah Hasil Survei Elektabilitas Capres-Cawapres 2024

Saat ini publik bertubi-tubi dijejali laporan survei elektabilitas capres cawapres dari berbagai lembaga dengan hasil yang berbeda-beda dan sangat fluktuatif.

oleh Muhammad Ali diperbarui 28 Des 2023, 12:44 WIB
Ketua Umum (Ketum) Ganjarist Kris Tjantra pada rapat koordinasi daerah (Rakorda) Ganjarkeun Jabar, yang dilaksanakan di Topas Galeria Hotel, Kota Bandung, Minggu (3/12/2023). (Ist).

Liputan6.com, Jakarta - Relawan Ganjarist mengajak masyarakat untuk bersikap kritis dan tidak menelan mentah-mentah hasil survei yang dikeluarkan sejumlah lembaga terkait elektabilitas calon presiden-wakil presiden (capres-cawapres 2024).

"Ganjarist mengajak masyarakat mengkritisi dan tidak mentah-mentah mempercayai hasil survei elektabilitas yang banyak beredar. Dan tetap optimistis dan semangat mensosialisasikan program unggulan Ganjar-Mahfud," ujar Ketua Umum Ganjarist Kris Tjantra dalam keterangannya, Kamis (28/12/2023).

Pasalnya, lanjut Kris, saat ini publik bertubi-tubi dijejali laporan survei elektabilitas dari berbagai lembaga dengan hasil yang berbeda-beda dan sangat fluktuatif. Namun, sepertinya salah satu temuan yang paling sering digadang-gadang adalah soal adanya kemungkinan Pilpres kali ini hanya akan berlangsung satu putaran.

"Dan, tanpa alasan yang jelas, elektabilitas Ganjar-Mahfud tampak semakin menurun angkanya. Masyarakat patut kritis. Cermati dan awasi, jangan sampai ada agenda gelap di balik angka-angka survei," ucap Kris.

Ia pun menegaskan bahwa cara dengan menggunakan hasil survei elektabilitas untuk mengecoh psikologis masyarakat sudah umum dilakukan. Angka-angka dalam survei bisa dibuat sedemikian rupa untuk membangun persepsi bahwa ada pasangan calon yang menjadi favorit dan ada yang berkurang dukungannya.

"Supaya apa? Supaya pemilih yang belum mantap bisa terpengaruh dan memilih dengan 'ikut arus' saja. Padahal, angka-angka tersebut bahkan tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan," ungkapnya.

Menurutnya, mengingat Ganjar-Mahfud adalah pasangan calon yang paling sering blusukan dan bertemu dengan masyarakat –dari Sabang sampai Merauke– rasanya sulit untuk bisa bulat-bulat menerima hasil survei yang seolah menjatuhkan elektabilitas Ganjar-Mahfud.

 


Ajak Relawan Kampanyekan Ganjar - Mahfud

Boleh jadi, sambung Kris, justru karena Ganjar-Mahfud semakin menguat, popularitas ini menjadi ancaman bagi beberapa pihak.

"Dan ingat, kita punya hitung-hitungan sendiri juga. Menurut survei internal TPN Ganjar-Mahfud, yang dilengkapi data Focus Group Discussion dan predictive media analysis, hasilnya adalah Anies-Muhaimin 21,7%, Prabowo-Gibran 41,1% dan Ganjar-Mahfud 37%. Jadi, Mas Ganjar dan Prof Mahfud akan bertarung di putaran kedua," jelasnya.

Namun terlepas dari itu, Kris mengajak relawan agar terus mengampanyekan pasangan Ganjar-Mahfud dengan memperkenalkan program capres-cawapres nomor urut 3 itu kepada rakyat.

"Kita patut terus optimis. Jangan termakan perang urat syaraf lawan. Terus kampanye door to door, perkenalkan program-program Ganjar-Mahfud yang pro rakyat, dan berkampanyelah dengan penuh kreativitas," pungkas Kris.

Infografis Debat Perdana Capres di Pilpres 2024. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya