Liputan6.com, Jakarta - Sepanjang 2023 banyak mobil baru diluncurkan. Liputan6.com pun berkesempatan menjajal beberapa model mulai dari model konvensional berbahan bakar minyak, bermesin hybrid, hingga mobil listrik.
Model yang kami coba tidak hanya satu tipe saja, melainkan beragam jenis, mulai dari sedan, hingga keluarga SUV. Sensasi berkendara yang ditawarkan pun berbeda-beda dan layak untuk dimiliki.
Advertisement
Berikut ringkasan enam mobil baru yang Liputan6.com coba selama 2023:
Chery Omoda 5
Compact SUV asal Tiongkok ini debut di Indonesia pada Februari lalu tepatnya di ajang IIMS 2023. Dan kami berkesempatan mengujinya saat momen Lebaran kemarin.
Pengujian berawal dari kantor PT Chery Sales Indonesia yang berlokasi di Pluit, Jakarta Utara pada 18 April 2023 pukul 05.00 dini hari. Kondisi jalan sangatlah sepi, nyaris tak ada kendaraan yang lalu lalang. Kami pun langsung mengarahkan mobil ke gerbang tol Cikampek untuk menguji konsumsi bahan bakar.
Kondisi jalan yang sepi bisa dibilang cukup ideal untuk mendapatkan hasil konsumsi bahan bakar saat perjalanan luar kota. Kami menerapkan metode eco driving selama pengujian, yaitu membatasi putaran mesin di angka 2.000 rpm sekaligus menggunakan mode ECO pada Omoda 5. Untuk diketahui, Omoda 5 memiliki juga mode berkendara Sport, yang akan mengubah karakter mesin serta bobot pada lingkar kemudi.
Chery Omoda 5 dilengkapi dengan mesin turbo 1,5 liter yang memiliki tenaga 145 Tk dengan torsi puncak 230 Nm, sayangnya laman resmi Chery tidak menyebutkan secara detail angka putaran mesin berapa yang dibutuhkan untuk menikmati output tersebut.
Namun, Chery Omoda 5 dapat dengan mudah melewati tanjakan panjang Tol Cipularang dengan bermain di putaran mesin 2.000 rpm dengan kecepatan kurang lebih 100 km per jam. Sesekali putaran mesin dimainkan ke 2.500 - 3.000 rpm untuk menyusul kendaraan lain, dan sensasi akselerasi cukup memuaskan adrenalin berkat torsi berlimpah.
Pengujian perjalanan keluar kota berakhir pada saat melewati gerbang tol Buah Batu. MID (Multi Information Display) mencatatkan jarak tempuh 161km, dengan konsumsi bensin 6,5 liter untuk 100 km atau 16,6 km per liter, dan kecepatan rata-rata 70,7 km per jam.
Untuk diketahui, Omoda 5 dibekali beragam fitur yang cukup membantu di berbagai kondisi, salah satunya adalah Around View Monitor yang bisa melihat kondisi sekeliling mobil.
Selain itu, terdapat pula Autonomous Emergency Brake (AEB) atau pengereman otomatis. Saat bermacet-macetan, fitur ini aktif sekali saat ada motor yang tiba-tiba memotong jalur Omoda 5. Autonomous Emergency Brake (AEB) aktif dan mengerem mobil hingga benar-benar berhenti.
Kami juga sempat menjajal fitur Adaptive Cruise Control. Menariknya, fitur ini tetap berfungsi pada kecepatan rendah seperti kemacetan padat merayap. Hal itu bisa terjadi jarena fitur Adaptive Cruise Control (ACC) with Low Speed Follow ini dipadukan dengan Integrated Cruise Assist (ICA).
Selain menyesuaikan kecepatan dengan kendaraan di depannya, paduan kedua fitur tersebut akan mempertahankan mobil di lajurnya selama markah jalan terbaca. Lingkar kemudi pun akan berbelok dengan sendirinya meringankan beban kerja sopir untuk mempertahankan mobil di lajurnya.
Namun, yang perlu diingat fitur ini bukan full autonomous, pengemudi harus tetap fokus dan bertanggung jawab sepenuhnya. Serta saat pengemudi lepas tangan, Omoda 5 akan memperingatkan sopir agar memegang lingkar kemudi.
Wuling Alvez
Mobil berikutnya yang kami coba adalah Wuling Alvez. Seperti halnya Omoda 5, model terbaru dari Wuling Motors (Wuling) ini resmi dinigakan saat IIMS 2023.
Dan Liputan6.com melakukan test drive pada 22-23 Mei 2023. Perjalanan di mulai dari Bandar Udara Abdulrachman Saleh, Malang, Jawa Timur, menuju Solo, Jawa Tengah, via Kediri dan Madiun dengan jarak hampir 350 kilometer.
Saat masuk ke ruang kemudi, awak Liputan6.com dengan tinggi badan 175 sentimeter dan tubuh yang cukup tambun merasa ruang di balik setir cukup pas-pasan. Beruntung ketinggian jok bisa diatur secara manual dengan cara memompa tuas yang berada di kanan jok.
Setelah ketinggan jok berada di level paling rendah, posisi berkendara pun jadi agak nyaman karena kepala tidak terlalu dekat dengan plafon.
Oke, saatnya mengemudi dan merasakan performa compact SUV dengan tagline 'Style and Innovation in One SUV' tersebut.
Sebagai mobil dengan perawakan ringkas dan cocok untuk jalanan perkotaan, Alvez cukup asyik ketika berakselerasi. Tarikannya lumayan responsif. Mobil ini juga terasa lincah saat diajak bermanuver.
Untuk diketahui, jalur yang kami lintasi cukup menantang karena melewati wilayah pegunungan. Kontur jalan naik turun dan berkelok khas jalur pegunungan, bukan masalah bagi Alvez.
Dengan kata lain, meski habitatnya adalah wilayah perkotaan tapi mobil ini memiliki kemampuan untuk diajak jalan jauh dengan medan jalan yang bervariasi.
Dan satu satu hal yang membuat kami sempat terkejut adalah konsumsi bahan bakarnya. Kami sempat mendapati angka 19,2 kilometer per liter (km/l) di layar MID saat berkendara dari Malang hingga Kediri.
Namun saat perjalan ke Solo via Gerbang Tol Madiun hingga finis di hotel yang berada dekat Terminal Tirtonadi, konsumsi bahan bakarnya menyusut menjadi 16,6 km/l.
Hal ini dirasa wajar karena selama di tol kami menggunakan mode berkendara 'Sport' agar tarikan mesin lebih enteng.
Sekadar informasi, Wuling Alvez dipersenjatai mesin 1.500cc dengan daya 105 Tk dan torsi 143 Nm. Tenaga itu disalurkan ke roda depan melalui transmisi CVT.
Bicara soal fitur, apa yang ditawarkan Alvez cukup lengkap, mulai dari head unit 10,25 inci dengan konektivitas internet, kamera parkir dengan Dynamic Trajectory, Digital AC control, hingga USB fast charging power outlet.
Beragam fitur berkendara pun dapat dioperasikan dengan mudah melalui Wuling Indonesian Command (Wind). Alvez tipe tertinggi juga dilengkapi dengan Advanced Driver Assistance System (ADAS).
Sementara fitur keselamatannya meliputi Electronic Stability Control, Traction Control System, sistem pengereman ABS dan EBD, Emergency Stop Signal, Hill Hold Control, Electric Parking Brake dengan Auto Vehicle Holding, Dual SRS Airbag, hingga Tire Pressure Monitoring System.
Advertisement
All New Honda Civic Type R
Model berikutnya adalah All New Honda Civic Type R. Khusus model ini, Liputan6.com mencobanya tidak di jalan raya, melainkan di Sirkuit Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 30-31 Mei 2023.
Saat pengujian, waktu yang diberikan sangatlah terbatas. Bahkan tak sampai satu (1) putaran utuh, karena dimulai dari keluar pitstop, memasuki sirkuit, dan berakhir juga di pitstop. Sehingga tidak ada kesempatan untuk menguji di lintasan lurus.
Meskipun demikian, Civic Type R tetap memberikan sensasi berkendara yang menyenangkan serta memacu adrenalin pada setiap tikungan. Mesin turbonya selalu memberikan sentakan kencang setiap perpindahan gear.
Traksi pada setiap roda terasa melimpah, tak terasa gejala understeer saat melahap setiap tikungan Mandalika pada kecepatan 100 km per jam. Bucket seat berwarna merah terasa memeluk tubuh dengan erat, membuat rasa percaya diri meningkat ketika bermanuver dengan agresif.
All New Honda Civic Type R telah didukung sistem pengereman terdepan dengan 4-pot callipers dan Φ350mm large diameter 2-piece disc untuk memberikan daya henti yang kuat saat mobil melaju pada kecepatan tinggi.Terdapat pula sistem Rev Match Control dimana sistem ini membantu pengemudi “Like a Pro Racer” mempermudah teknik "Heel and Toe” dengan menaikan putaran mesin saat melakukan pengereman untuk memasuki tikungan, dan lebih cepat keluar tikungan.
Kestabilan All New Honda Civic Type R didukung dimensi kendaraan yang lebih lebar dan lebih rendah. Honda Civic Type R FL5 memiliki panjang 4.593 mm (meningkat 36 mm), lebar 1.890 mm (meningkat 13 mm) serta tinggi 1.407 mm (berkurang 14 mm). Desain aerodinamika dan Rear Wing Spoiler mendukung performa kendaraan untuk tetap stabil saat mobil melaju dengan kecepatan tinggi.
Raungan mesin turbo yang dipadukan dengan suara knalpot membuat saya betah berada di dalam kabin. Pengalaman mengendarai Civic Type R di Mandalika terasa istimewa. Selain mobilnya saat ini hanya ada belasan unit di Indonesia, pemandangan matahari terbenam menjadi penutup yang pas sebelum kembali ke pitstop yang menandakan berakhirnya sesi singkat mengendarai Civic Type R.
All New Toyota Yaris Cross Hybrid
Untuk model ini, Liputan6.com mengujinya dengan rute Kota Surabaya - Bromo - Batu - Malang - Surabaya. PT Toyota Astra Motor (TAM) menyediakan unit Yaris Cross 1.5 S HV CVT dengan GR Parts Aero Package yang merupakan varian tertinggi.
Untuk diketahui, Toyota Yaris Cross 1.5 S HV CVT dilengkapi dengan mesin 2NR-VEX berkapasitas 1.496 cc yang menghasilkan tenaga 67 kW atau 89,8 Tk pada putaran 5.500 rpm dengan torsi puncak 141 Nm. Sementara itu daya maksimum yang dihasilkan oleh electric motor mencapai 59 kW dengan torsi 121 Nm. Tenaga dari mesin disalurkan ke roda depan melalui transmisi CVT berteknologi Split Gear memastikan distribusi tenaga mesin bersama dengan motor listrik.
Sebelum memulai perjalanan, Liputan6.com memasukkan barang-barang bawaan terlebih dahulu ke bagasi mobil. Varian yang kami uji sudah dilengkapi dengan fitur Power Back Door with Kick Sensor, sehingga cukup mengayunkan kaki di bawah buritan mobil lalu pintu bagasi pun terbuka. Untuk menutupnya, cukup menekan tombol yang terletak di pintu bagasi.
Masuk ke area kabin, pengaturan jok sopir sudah mengadopsi sistem elektrik, sedangkan lingkar kemudi bisa disetel secara tilt dan telescopic, sehingga mudah untuk menemukan posisi berkendara ideal.
Lingkar kemudi dijejali berbagai macam tombol untuk mengatur sistem hiburan, Multi Information Display (MID), mode berkendara (Power, Norma, Eco), hingga Adaptive Cruise Control yang merupakan bagian Toyota Safety Sense.
Berbagai fitur lainnya pun bisa diatur dari kursi pengemudi. Salah satunya adalah EV mode atau berkendara menggunakan baterai sepenuhnya bisa diakses dari tombol-tombol yang terletak di sebelah kanan belakang lingkar kemudi. EV mode hanya bisa digunakan saat baterai sudah cukup terisi, MID akan memberi tahu jika EV mode tidak bisa dipakai ketika baterai belum siap.
Salah satu nilai jual utama mobil hybrid adalah konsumsi bahan bakar yang diharapkan lebih irit dibandingkan dengan mobil konvensional. Penghitungan konsumsi bensin dibagi menjadi dua etape, yaitu hari pertama dan hari kedua. Gaya berkendaranya pun dengan cara normal, tanpa menerapkan teori eco driving.
Rute hari pertama yaitu Bandara Internasional Juanda Surabaya - Gunung Bromo - Batu dengan jarak tempuh 267 km, MID menunjukkan konsumsi bensin rata-rata 16,3 km per liter.
Rute hari kedua didominasi oleh jalan tol dipadukan dengan kemacetan dalam kota, yaitu dari Batu ke Surabaya dengan jarak tempuh 118,8 km. MID menunjukkan konsumsi bensin rata-rata 18, 1 km per liter.
Yaris Cross Hybrid juga terasa stabil pada kecepatan tinggi di jalan tol. Toyota menyematkan fitur keselamatan Vehicle Stability Control (VSC) yang mencegah gejala understeer atau oversteer terjadi. VSC ini pun sangat membantu saat perjalanan menuju Gunung Bromo yang berliku-liku.
Berbicara Gunung Bromo, melahap tanjakan terjal menggunakan Yaris Cross Hybrid menuju destinasi wisata tersebut bukanlah hal yang sulit. Hill Start Assist (HSA) memastikan pengemudi dapat mulai berjalan di tanjakan tanpa khawatir mobil mundur.
Perpaduan mesin konvensional dan motor electric mempermudah untuk melahap berbagai tantangan yang ada. Dengan ground clearance 212 mm, tak perlu khawatir ketika melewati beragam jalan yang rusak.
Meskipun memiliki ground clearance yang tinggi, Yaris Cross Hybrid masih cukup stabil ketika melaju di jalan tol. Pada saat jalanan jelek pun bantingannya masih cukup nyaman bagi penumpang depan dan belakang.
Advertisement
Hyundai Ioniq 6
Kami sempat menjajal mobil listrik termahal Hyundai Indonesia pada awal Oktober kemarin. Kami mencobanya dari Jakarta menuju Semarang, Jawa tengah.
Perjalanan ditempuh dari Hyundai Driving Experience di kawasan SCBD, Jakarta Selatan. Pertama jalan, kondisi baterai Hyundai Ioniq 6 adalah 98 persen, dengan perkiraan daya tempuh 415 km.
Sejatinya, untuk menuju ke Semarang, dengan hitungan kasar jarak tempuh sejauh 438 km, mobil listrik Hyundai Ioniq 6 ini hanya butuh satu kali isi baterai. Namun, perjalanan kami kali ini agak berbeda, karena harus terlebih dahulu menuju ke pabrik Hyundai Motors Manufacturing Indonesia (HMMI), di Cikarang, Jawa Barat.
Setelah itu, baru kembali melintas di tol Trans Jawa melalui Km 37 dengan kondisi lalu lintas yang tidak terlalu padat. Dalam perjalanan kali ini, mobil listrik yang kami gunakan diisi oleh 4 orang penumpang dewasa, 3 koper, dan 1 ransel besar.
Kemudian, setelah kurang lebih 50 menit berkendara, kami harus mengisi daya di rest area KM 130. Terdapat stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) lengkap di lokasi tersebut, termasuk layanan fast charging dengan arus DC 200 kW.
Saat ingin mengisi baterai, sisa daya dari mobil listrik yang kami gunakan, adalah 59 persen dengan jarak tempuh 239 km. Namun, kami memutuskan untuk mengisi daya sembari beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan ke Semarang.
Terkait cara pengisian baterai mobil listrik di SPKLU, hal pertama yang harus dilakukan adalah memasukan terlebih dahulu nominal uang atau jumlah kWH. Kami putuskan untuk mengisi 20 kW dengan estimasi baterai sudah terisi penuh dalam waktu 10 menit.
Namun, ternyata baterai mobil listrik Ioniq 6 belum penuh, dan kami putuskan untuk mengisi hingga full 100 persen, dengan wkatu 23 menit. Jika ditotal waktu pengisian hingga penuh, yaitu sekitar 33 menit.
Saat mengisi pertama dengan total 18,6 kWH adalah Rp 49.374. Lalu, kami isi kembali sisanya, dengan total daya sekitar 15,6 kWh sebesar Rp 41.344 (23 menit). Jadi, total biaya sekitar Rp 90.718.
Sekadar informasi, Ioniq 6 memiliki dimensi panjang 4.855 mm, lebar 1.880 mm, dan tinggi 1.495 mm, serta ground clearance 141 mm yang menawarkan kenyamanan dan kestabilan selama perjalanan.
Pengembangan arsitektur E-GMP pada IONIQ 6 menawarkan peningkatan signifikan terhadap kenyamanan berkendara secara keseluruhan, baik dari segi performa maupun jarak tempuh.
Berbekal baterai 77,4 kWh dan menggunakan dual motor dengan sistem penggerak all-wheel drive, Ioniq 6 mampu menghasilkan daya sebesar 239 kW dan torsi sebesar 605 Nm.
Tenaga maksimal pun memungkinkan Ioniq 6 mampu melaju dari 0–100 km/jam hanya dalam waktu 5,1 detik, dengan kecepatan maksimal dapat mencapai 185 km/jam.
Hyundai Ioniq 6, didukung dengan fitur-fitur Electronic Stability Control (ESC) yang meliputi Anti-lock Braking System (ABS), Brake Assist System (BAS), Electronic Brakeforce Distribution (EBD), Hill-start Assist Control (HAC), Multi Collision-Avoidance Brake (MCB), Traction Control System (TCS), dan Vehicle Stability Management (VSM).
Tak ketinggalan, terdapat fungsi-fungsi penunjang lainnya seperti Emergency Stop Signal (ESS), Manual Speed Limit Assist (MSLA), Parking Distance Warning - Forward/Side/Reverse (PDW-F/S/R), Tyre Pressure Monitoring System (TPMS), dan Virtual Engine Sound System (VESS).
Mitsubishi XForce
Liputan6.com berkesempatan menguji SUV terbaru Mitsubishi Motors ini dengan rute Solo - Semarang - Yogyakarta pada 7-9 Desember 2023. Unit yang kami gunakan adalah Mitsubishi Xforce Ultimate yang merupakan tipe tertinggi.
Setelah merampungkan pengujian selama dua hari dengan total jarak sekitar 237 km, ada beberapa catatan yang perlu menjadi pertimbangan konsumen sebelum memutuskan untuk membeli Mitsubishi XForce.
Untuk akselerasinya, Mitsubishi XForce tergolong cukup untuk mesin 1.499 cc yang menghasilkan tenaga 77 kW pada putaran 6.000 rpm dengan torsi puncak 141 Nm pada putaran 4.000 rpm. Transmisi CVT-nya memberikan pengalaman berkendara yang memuaskan, terutama saat melaju dengan kecepatan tinggi di jalan tol, meskipun masih terasa sedikit lag ketika fitur DS tidak diaktifkan.
Untuk konsumsi BBM, Mitsubishi XForce tak bisa dibilang irit juga tidak boros. Dalam pengujian dengan gaya berkendara santai di rute kombinasi tol dan perkotaan, average fuel consumption yang tertera pada layar MID menunjukkan konsumsi BBM Mitsubishi XForce di angka 10 km/liter. Sementara, untuk rute dalam kota, tercatat 13,1 km/liter dengan menggunakan mode berkendara Normal.
Meski begitu, keamanan serta kenyamanan pengemudi dan penumpang terasa menjadi fokus utama dari Mitsubishi XForce, dengan menghadirkan kenyamanan kabin yang kedap suara dan suspensi yang pas.
Fitur-fitur seperti Dynamics Sound Yamaha Premium Audio System dan Speed Compensated Volume menambah nilai lebih dengan kemampuan untuk menyesuaikan output audio sesuai dengan kondisi berkendara. Namun, tidak adanya sunroof/panoramicroof pada Mitsubishi XForce menjadikannya sebuah kekurangan dibandingkan SUV lain di kelasnya.
Pada uji coba di berbagai medan, XForce mampu diajak bertualang. High ground clearance, special tuned CVT, dan fitur Active Yaw Control (AYC) membantu melewati berbagai kondisi jalan dengan mudah, termasuk perjalanan di wilayah perbukitan yang menanjak.
Fitur-fitur keselamatan seperti Active Stability Control, Blind Spot Warning, Rear Cross Traffic Alert, dan Hill Start Assist memberikan kepercayaan dan kenyamanan ekstra saat berkendara, terutama dalam perjalanan jarak jauh. Meski begitu, saat ini XForce tidak memiliki fitur adaptive cruise control yang dapat membantu pengemudi berkendara dengan lebih aman terutama ketika di kecepatan tinggi.
Selain itu, empat mode berkendara yang tersedia (Normal, Wet, Gravel, Mud) cukup memberikan fleksibilitas kepada pengemudi untuk menyesuaikan dengan kondisi jalan yang beragam.
Secara keseluruhan, hasil pengujian menunjukkan Mitsubishi XForce bukan hanya sebuah SUV yang stylish, tetapi juga berani beda dengan menawarkan fitur unggulan dan kenyamanan dalam berbagai kondisi berkendara.
Advertisement