Liputan6.com, Bandung - Baru-baru ini publik banyak yang mencari istilah ADHD setelah salah satu seleb Indonesia Fuji mengungkapkan bahwa dirinya mengidap penyakit tersebut. Seleb berusia 21 tahun tersebut mengaku telah berhenti mengonsumsi obat.
Melansir dari sebuah cuplikan yang beredar di internet pada Rabu (27/12/2023), Fuji menyebutkan bahwa penyakit mentalnya tersebut merupakan berkah. Sehingga, ia tidak ingin menganggapnya sebagai penyakit apalagi aib.
Advertisement
“Aku anggap itu (ADHD) sebagai berkah sih, bukan sakit, bukan aib. Jadi kayak ‘I’m enjoying it’ gitu,” kata Fuji.
Fuji juga mengungkapkan gangguan yang diidapnya tersebut usai diberi tahu oleh seorang psikolog sejak setahun lalu. Menurutnya, kondisi tersebut sudah ia rasakan sejak dirinya masih kecil.
“Sebenarnya kalau misal sadar dari tahun lalu itu udah dikasih tahu sama psikolog ya aku ada ADHD. Tapi kalau misalnya aku ngeliat flashback dari aku masih kecil ternyata dari kecil sih emang udah kaya gitu sifatnya,” ucapnya.
Fuji mengaku sempat ke psikiater dan mendapatkan sejumlah obat yang harus dikonsumsinya. Namun, ia mengaku bahwa saat ini ia sudah tidak mengonsumi obat-obat terkait.
Lantas Apa Itu ADHD?
Istilah ADHD merupakan istilah medis yang berasal dari singkatan Attention Deficit Hyperactivity Disorder. Istilah ini digunakan untuk gangguan mental berupa perilaku impulsif dan hiperaktif dari seseorang khususnya anak-anak.
Melansir dari cdc.gov, ADHD merupakan salah satu gangguan perkembangan saraf yang umumnya terjadi pada masa anak-anak. Biasanya penyakit tersebut pertama kali didiagnosis pada masa anak-anak dan sering kali berlanjut hingga dewasa.
Anak-anak yang mengidap ADHD mungkin mengalami beberapa kesulitan dalam memperhatikan, kesulitan mengendalikan perilaku impulsif atau mungkin bertindak tanpa memikirkan akibatnya, dan atau menjadi terlalu aktif.
Advertisement
Penyebab ADHD
Saat ini, penyebab utama seseorang bisa mengidap ADHD belum diketahui dengan pasti. Namun kondisi tersebut diduga bisa terjadi karena adanya faktor genetik dan lingkungan anak atau orang tersebut.
Namun, selain genetika para ilmuwan yang mempelajari kemungkinan penyebab dan faktor risiko lainnya menemukan ada beberapa hal yang bisa menjadi penyebabnya. Berikut ini adalah di antaranya:
1. Kerusakan otak.
2. Paparan terhadap risiko lingkungan (misalnya timbal) selama kehamilan atau pada usia muda.
3. Penggunaan alkohol dan tembakau selama kehamilan.
4. Persalinan prematur.
5. Berat badan lahir rendah.
Sementara itu, ada yang menganggap bahwa gangguan perilaku hiperaktif pada anak tersebut karena konsumsi gula berlebihan atau sugar rush. Namun, saat ini pandangan tersebut belum terbukti dengan benar.
Tanda dan Gejala ADHD
Mengutip dari cdc.gov beriku ini adalah beberapa gejala dan tanda yang memungkinkan anak atau seseorang mengidap ADHD:
1. Banyak melamun
2. Sering lupa atau kehilangan banyak hal.
3. Menggeliat atau gelisah.
4. Berbicara terlalu banyak.
5. Membuat kesalahan yang ceroboh atau mengambil risiko yang tidak perlu.
6. Sulit menahan godaan.
7. Kesulitan mengambil giliran.
8. Mengalami kesulitan dalam bergaul dengan orang lain.
Advertisement