Kemenperin Sebut El Nino Tak Pengaruhi Harga Gula Indonesia

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan, fenomena El Nino tidak pengaruhi harga gula Indonesia karena sejauh ini Indonesia masih dapat produksi gula tebu

oleh Agustina Melani diperbarui 28 Des 2023, 17:43 WIB
Kementerian Perindustrian menyebutkan, fenomena El Nino tak pengaruhi harga gula Indonesia.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebutkan, fenomena El Nino tak pengaruhi harga gula Indonesia. Bahkan saat  harga gula kristal rafinasi (GKR) internasional yang naik pada 2023 dinilai tidak pengaruhi industri makanan, minuman dan farmasi.

Direktur Jenderal (Dirjen) Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Putu Juli Ardika menuturkan, fenomena El Nino tidak pengaruhi harga gula Indonesia karena sejauh ini Indonesia masih dapat produksi gula tebu yang mampu mendukung kebutuhan industri dan konsumsi.

Selain itu, kenaikan harga gula internasional juga tidak berdampak terhadap industri. Harga gula internasional meningkat tajam pada 2023 jika dibandingkan 2022. Pada 2022, harga gula rata-rata 18 sen dolar AS per pon, sedangkan pada 2023, harga rata-rata gula sebesar 28 sen dolar AS per pon.

"Saat ini 2023, ini semuanya baik-baik saja, jadi tidak ada perusahaan yang mengatakan bahwa dia kekurangan bahan baku,” tutur Putu, seperti dikutip dari Antara, Kamis (28/12/2023).

Putu menilai, kondisi tersebut dianggap sebagai anomali yang menguntungkan. Hal ini terjadi karena pada 2022, Kementerian Perindustrian telah menguatkan stok untuk gula konsumsi rumah tangga maupun gula untuk industri.

"Gula industri ada yang di carry over dari 2022 ke 2023, sedangkan gula konsumsi kita perkuat di volume stoknya. Jadi ini berpengaruh sangat baik sampai saat ini,” tutur Putu.

Putu optimistis kebutuhan gula selama periode Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 dapat tercukupi, bahkan hingga perayaan pesta demokrasi Indonesia pada Februari 2024.

"Saya pikir untuk yang bahan baku ini sudah terjaga dengan bagus. Bahan baku industri, terutama yang tadi di gula,itu sudah berproses dengan bagus sehingga semua kebutuhan akan bisa dikendalikan,” kata dia.

 


Harga Gula Dunia Meroket, Stok di Indonesia Aman?

Kenaikan harga gula juga terjadi di berbagai wilayah di seluruh Indonesia dan juga beberapa negara lain karena dampak fenomena panas ekstrem El Nino yang tak kunjung berkesudahan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi memastikan stok gula cukup dan aman hingga akhir tahun 2023. Namun, ia menyebut harga gula dunia terus mengalami peningkatan yang disebabkan beberapa faktor.

Ia menjelaskan harga gula yang meningkat tersebut disebabkan oleh kenaikan harga produksi on farm maupun off fam, penurunan produksi akibat climate change, serta retriksi eskpor dari beberapa negara produsen gula

Arief menuturkan peningkatan harga dunia ini tentu berdampak besar pada harga nasional, karena dari kebutuhan 3,2 juga ton per tahun, produksi dalam negeri hanya sekitar 2,2 juta ton per tahun. Sehingga 30 persen kebutuhan gula di Indonesia masih bergantung dari pasokan luar negeri.

"Oleh karena itu dalam upaya penyesuaian harga acuan pembelian dan penjualan gula, Bapanas selalu melibatkan stakeholder dari hulu hingga hilir agar terbentuk harga yg wajar baik ditingkat produsen maupun konsumen," ujar Arief dalam acara Nasional Sugar Summit 2023, Jakarta, Rabu (13/12).

Dalam mendukung pencapaian tujuan tersebut diperlukan perkuatan riset untuk varietas-vieritas unggul, mempermudahkan akses petani terhadap sarana produksi, meningkatkan produktivitas tebu, dan rendemen serta menjaga kebijakan harga yang berkelanjutan bagi para produsen.

"Kementerian Pertanian juga sudah menyiapkan strategi peningkatan produktivitas di on farm dan peningkatan efisiensi di off fram. Selain itu Presiden Jokowi juga mendukung perluasan lahan tebu hingga 6000 hektar pada KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) Merauke. Tentu hal ini harus kita manfaatkan sebaik mungkin," ujar dia.

 


Arahan Jokowi

Menurut pedagang kenaikan gula ini masih cenderung wajar karena harganya masih tidak sedrastis bahan pangan lain seperti cabai maupun bawang. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebagai informasi, Presiden Joko Widodo atau Jokowi memanggil sejumlah menteri ke Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (9/10). Kedatangan para menteri untuk menghadiri rapat terbatas yang membahas stabilitas harga beras, gula, dan jagung.

Berdasarkan pantauan Liputan6.com, para menteri yang datang antara lain, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Pertanian (Mentan) sekaligus Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan hingga Kepala Bulog Budi Waseso.

"Enggak tahu (mau bahas apa). Ini kan diundang Bapak ya, kita mau bahas jagung, gula, sama beras," kata Arief Prasetyo Adi sebelum rapat terbatas, Senin (9/10).

 


Pemilu India Bikin Harga Gula Cetak Rekor Tertinggi

Kenaikan harga gula ini terjadi sejak seminggu hingga dua minggu terakhir. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, harga gula mengalami kenaikan dalam beberapa pekan terakhir. Bahkan kenaikan harga gula ini mencapai level tertinggi dalam sejarah. Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menjelaskan penyebab kenaikan harga gula tersebut. 

Menurutnya, kenaikan harga gula di tanah air yang sempat mencapai Rp 18.000 per kilogram (kg) ini lantaran harga gula di pasar global tinggi dan India menghentikan ekspornya selama masa pemilu.

"Di India ini pemilu bulan Mei (2024), jadi semua produk-produknya termasuk beras, tidak boleh ekspor agar dalam negerinya tidak ada inflasi," ujar Zulkifli usai meninjau harga barang bahan pokok di Pasar Johar Baru, Jakarta, dikutip dari Antara, Senin (4/12/2023).

India menjadi salah satu mengimpor gula terbesar di Indonesia. Oleh karena itu, berhentinya ekspor gula dari India secara tidak langsung mempengaruhi harga pasar.

Indonesia menjadi tujuan ekspor gula terbesar India, disusul Bangladesh, Malaysia, Sudan, Somalia dan Uni Emirat Arab.

Zulkifli menyampaikan, impor gula Indonesia saat ini hanya bergantung pada Brazil. Hal ini menyebabkan biaya logistiknya menjadi mahal dan waktu distribusi lebih lama dibanding dengan India.

Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyebut bahwa realisasi impor gula konsumsi baru 26 persen dari total kuota tahun ini yang hampir 1 juta ton. Sementara data prognosa neraca pangan nasional per 20 Oktober 2023, realisasi impor gula konsumsi dari Januari-Agustus 2023 mencapai 290.801 ton.

"Kalau harga gula memang karena impor kan naik, bahkan di India itu dilarang (ekspor), gula dan beras dilarang. Ya itu akan berpengaruh, jadi kalau harga gula memang kita kan mendatangkan dari luar negeri," kata Zulkifli Hasan.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya