Tersengat Ekspansi ke IKN, Berikut Saham Emiten Milik Hermanto Tanoko yang Bisa Jadi Pertimbangan

Memilih saham emiten terafiliasi Hermanto Tanoko yang tersengat sentimen investasi di IKN.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 28 Des 2023, 20:56 WIB
Mayoritas saham terafiliasi Hermanto Tanoko menguat usai umumkan ekspansi ke Ibu Kota Nusantara (IKN) akhir 2023. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Mayoritas saham terafiliasi Hermanto Tanoko menguat usai umumkan ekspansi ke Ibu Kota Nusantara (IKN) akhir 2023. PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) dengan salah satu brand CLEO telah beroperasi di IKN pada akhir tahun ini.

Pabrik perseroan di IKN berlokasi di Karya Merdeka, Kecamatan Samboja, Kutai Kartanegara, hanya sekitar 40 menit dari Titik Nol IKN.

"Saham Tancorp menguat, ada spekulasi kaitan dengan masuknya Cleo ke IKN. Namun, grup ini memang cukup menarik. Emiten consumer non-cyclical dan cyclical memang tidak salah jika jadi pilihan investasi," ujar Pengamat Pasar Modal yang juga founder Traderindo.com, Wahyu Laksono kepada Liputan6.com, Kamis (28/12/2023).

Dari beberapa emiten grup Tancorp, Wahyu menyebut beberapa saham yang bisa jadi pilihan investasi. Antara lain saham PT Penta Valent Tbk (PEVE), PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO), dan saham PT Avia Avian Tbk (AVIA). Dalam catatan Wahyu, ketiganya memiliki kinerja solid, pertumbuhan bagus dan pendapatan yang naik.

"PEVE jelas masih segar sebagai pemain go public terbaru di grup ini, masih layak dan punya peluang menarik dalam jangka panjang walaupun kapitalisasi nya tidak besar, namun dengan harga yang masih cukup rendah, sedikit lebih tinggi dari IPO," beber Wahyu.

Lalu AVIA, disebut menarik lantaran berhasil menjadi pemimpin pasar dengan perkiraan pangsa pasar 20 persen di Indonesia. Produk perusahaan dikategorikan ke dalam dua kategori utama, yakni solusi arsitektur dan barang perdagangan. Wahyu menilai, investor bisa mencermati saham CLEO pada target 800-1.000, PEVE pada target 190-300, dan AVIA pada target 650-760.

 


Emiten Avia Avian Milik Hermanto Tanoko Kantongi Restu Buyback Saham Rp 1 Triliun

Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, PT Avia Avian Tbk (AVIA) mengantongi restu pemegang saham atas pembelian kembali saham atau buyback saham dengan jumlah maksimal saham yang dibeli kembali sebanyak 1,425 miliar lembar saham atau sekitar 2,3 persen dari jumlah modal disetor dan ditempatkan Perseroan. 

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (8/12/2023), keputusan tersebut telah sesuai dengan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar pada 7 Desember 2023. Alhasil, Avia Avian mengalokasikan dana maksimal sebesar Rp 1 triliun untuk melakukan aksi korporasi berupa buyback saham. 

"Alokasi dana Rp 1 triliun termasuk biaya transaksi, biaya perdagangan, dan biaya lainnya sehubungan dengan pembelian kembali saham Perseroan, yang akan dilakukan secara bertahap dalam waktu paling lama 18 bulan sejak pembelian kembali saham Perseroan disetujui oleh Rapat," kata Manajemen Perseroan. 

Adapun buyback saham tersebut akan dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 

Sebelumnya, PT Avia Avian Tbk (AVIA) mengumumkan rencana pembelian kembali saham perseroan atau buyback saham dengan jumlah maksimal saham yang dibeli kembali sebanyak 1,425 miliar lembar saham atau sekitar 2,3 persen dari jumlah modal disetor dan ditempatkan Perseroan. 

Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), AVIA menyiapkan dana pembelian kembali atau buyback saham sebesar Rp 1 triliun. 

Buyback akan dilaksanakan dalam kurun waktu 18 bulan sejak disetujuinya aksi korporasi tersebut oleh pemegang saham Avia Avianatau pada rentang waktu 8 Desember 2023 hingga 7 Juni 2025.


Pertimbangan Buyback

Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Head Of Investor Relations Avian Brands, Andreas Timothy Hadikrisno mengatakan pertimbangan utama AVIA dalam melakukan buyback saham adalah untuk menciptakan fleksibilitas yang memungkinkan AVIA memiliki mekanisme untuk menjaga kewajaran dan stabilitas harga saham AVIA.

Jika menurut manajemen Avia harga saham AVIA tidak mencerminkan kondisi nilai, kinerja, dan fundamental AVIA yang sebenarnya.  

"Manajemen AVIA memandang pada saat ini harga saham AVIA belum mencerminkan nilai, kinerja, dan fundamental yang sebenarnya dari AVIA sebagai pemimpin pasar dalam industri cat dekoratif di Indonesia yang memiliki kinerja dan fundamental keuangan yang kokoh, antara lain dengan memperhatikan tingkat Price Earning Ratio (PER) AVIA,” kata Andreas dalam siaran pers Selasa, 31 Oktober 2023.

Saat ini dengan harga saham AVIA yang berkisar di Rp 500 mencerminkan PER di bawah 20 kali, telah mengalami penurunan signifikan dibandingkan dengan historis PER AVIA dalam kurun 1,5 tahun terakhir yang pernah mencapai lebih dari 35 kali.

“Demikian juga menurut pengamatan kami, apabila dibandingkan dengan rata-rata PER industri sejenis di wilayah regional Asia yang mencapai kisaran 30 kali sampai 50 kali,” ujar Andreas. 


Meningkatkan Kepercayaan Investor

Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Andreas menambahkan, pelaksanaan buyback saham ini juga diharapkan akan dapat lebih meningkatkan kepercayaan investor serta memberikan tingkat pengembalian yang lebih baik bagi pemegang saham AVIA melalui peningkatan Laba Per Saham (Earning Per Share) AVIA.

AVIA juga akan menggunakan dana internal untuk membiayai aksi korporasi ini dan pelaksanaan buyback saham ini tidak akan mengganggu kegiatan usaha dan operasional AVIA, karena AVIA memiliki fundamental keuangan yang kuat serta memiliki modal kerja yang memadai untuk mendanai kegiatan usaha dan pertumbuhan AVIA di masa mendatang. 

Rapat Umum Pemegang Saham untuk meminta persetujuan rencana korporasi ini akan dilakukan pada 7 Desember 2023, dan pemanggilan rapat akan dilaksanakan pada 15 November 2023.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya