Liputan6.com, Jakarta - Jika bunyi terompet sudah terdengar di mana-mana, berarti tandanya tahun akan segera berganti. Ya, memang meniup terompet lumrah dilakukan banyak orang untuk menyambut tahun baru Masehi.
Ada banyak ragam terompet yang biasa digunakan saat tahun baru. Namun terompet dengan pernak-pernik unik kerap dipilih lantaran lebih menarik apalagi digunakannya khusus tahun baru.
Meniup terompet tahun baru memiliki pengalaman yang tak bisa digantikan dengan yang lain. Meski demikian, tradisi meniup terompet tahun baru ini kerap menjadi persoalan setiap tahunnya.
Baca Juga
Advertisement
Salah satu persoalannya dikaitkan dengan sangkakala Malaikat Israfil di hari kiamat. Ada anggapan bahwa meniup terompet tahun baru memancing Malaikat Israfil meniup sangkakala kiamat.
Selain itu, banyak juga yang bertanya soal hukum meniup terompet tahun baru. Persoalan-persoalan ini ditanyakan oleh seorang jemaah Al Bahjah kepada KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Terompet dan Sangkakala Kiamat
“Saya kan pernah mendengar bahwa ada imbauan untuk seorang mukmin tidak meniupkan terompet, sedangkan kita tahu di tahun baru itu biasanya kita merayakannya dengan meniup terompet. Islam sendiri itu hukumnya seperti apa? Apakah benar dengan terompet itu sama dengan memancing sangkakala?” tanya jemaah tersebut seperti diunggah di YouTube Al Bahjah TV, Kamis (28/12/2023).
Menjawab pertanyaan itu, Buya Yahya menegaskan bahwa meniup terompet adalah kebiasaan dalam perayaan tahun baru. Meniup terompet tahunan ini kasusnya berbeda dengan Malaikat Israfil yang meniup sangkakala.
“Anda bukan Malaikat Israfil yang meniup terompet ya. Jadi, itu (meniup sangkakala) spesial malaikat,” ujarnya.
Untuk diketahui, sangkakala yang ditiup Malaikat Israfil di hari kiamat berukuran sangat besar. Menurut riwayat, ukuran terompetnya menutupi langit dan bumi.
Semua kehidupan di langit dan di bumi akan hancur dan musnah ketika terompet dibunyikan, hal tersebut sebagaimana yang termaktub dalam firman Allah QS. Az-Zumar: 68.
"Dan tiuplah Sangkakala maka matilah siapa yang dilangit dan di bumi kecuali Siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup Sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusan nya masing-masing)"
Advertisement
Hukum Meniup Terompet di Tahun Baru
Buya Yahya menerangkan, tidak ada masalah orang meniup terompet. Hanya saja, dalam Islam juga agama lain ada rambu-rambu yang membuat tidak dianjurkan dilakukan. Hal ini harus diperhatikan oleh seorang muslim, mengingat meniup terompet bukan budaya Islam.
“Jika ada sebuah budaya yang bukan dalam Islam dan itu menjadikan ciri khas keadaan atau budaya yang menurut islam tidak sesuai, maka kita tidak boleh meniru, termasuk (budaya) apa saja,” jelasnya.
“Budaya terompet di tahun baru kalau itu bukan budaya kaum muslimin maka kita tidak boleh ikut-ikutan. Jadi, tidak boleh kita mengikuti, bukan karena masalah Malaikat Israfil meniup terompet, bukan. Akan tetapi, karena kita tidak boleh menyerupai satu kaum, seperti itu,” Buya Yahya menjelaskan lagi.
Meski bukan budaya Islam, Buya Yahya mengimbau untuk tidak saling mencaci maki ketika ada orang yang meniup terompet, khususnya mereka yang bukan muslim.
“Kalau saya melarang anak kaum muslim jangan kau tiup terompet karena itu bukan kebiasaan kaum muslimin. Tapi kalau kita mengatakan terompet gini gini dengan cara mencaci maki, tidak diizinkan dalam islam. Sebab, orang punya cara beribadah masing-masing sesuai dengan agamanya,” tutur Buya Yahya.