Liputan6.com, Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko bicara soal situasi di Papua yang dikabarkan mencekam usai meninggalnya mantan Gubernur Papua Lukas Enembe. Menurutnya, massa yang hadir di Papua sebagai emosi spontan dan aparat di Papua sudah mengantisipasi.
Advertisement
Moeldoko menjelaskan, tidak diperlukan juga ada instruksi dari istana untuk menambah personel di Papua.
"Saya pikir tidak, itu emosi spontan. Saya pikir aparat yang ada di sana sudah bisa mengantisipasi dengan baik," kata Moeldoko di kantor KSP, Jakarta Pusat, Kamis (28/12/2023).
Moeldoko mengajak masyarakat di Papua untuk menjaga situasi tetap kondusif. Dia tidak ingin kepergian Lukas Enembe justru menambah beban.
"Saya pikir kita semuanya ingin mengimbau sudahlah situasinya sudah seperti itu, yang kita inginkan adalah mari kita jaga kondusitivitas. Jangan beliau sudah wafat, malah kita yang hidup memberikan beban," ucapnya.
Dia berharap warga Papua bisa menerima kepergian Lukas Enembe dengan suasana yang baik. Moeldoko mengajak semua masyarakat untuk sama-sama mendoakan Lukas Enembe.
"Saya harap kepada teman-teman di Papua, untuk bisa menerima suasana ini dengan situasi yang baik, jangan justru menimbulkan kondisi yang tidak bagus," ucapnya.
"Kita lepas dengan doa yang baik, sehingga beliau bisa diterima oleh Yang Maha Kuasa sesuai amal baktinya selama di dunia. Saya juga mendoakan untuk beliau," sambungnya.
25 Rumah Dibakar Massa
Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri merespon peristiwa kerusuhan saat iring-iringan jenazah Lucas Enembe di Kabupaten hingga Kota Jayapura. Sejumlah titik pun mengalami kerusakan dan pembakaran, khususnya di depan STAKIN (Sekolah Teologia Atas Injili) dan beberapa lokasi lainnya.
"Kami mencatat beberapa insiden selama pelaksanaan penyerahan Jenazah kepada pihak keluarga. Terdapat 14 korban luka, termasuk Pj. Gubernur Provinsi Papua Dr. Muhammad Ridwan Rumasukun, 8 aparat keamanan, dan 5 warga masyarakat. Selain itu, ada 1 mobil yang dibakar, 5 kendaraan rusak berat, 3 bangunan dan sekitar 25 perumahan mengalami kerusakan serta pembakaran," tutur Mathius kepada wartawan, Kamis (28/12/2023).
Menurut Mathius, total kerugian atas peristiwa itu masih dalam penghitungan. Diketahui, Pj. Gubernur Papua Muhammad Ridwan Rumasukun turut menjadi korban luka dan akan menjalani perawatan medis lebih lanjut di Jakarta.
"Momen ini seharusnya menunjukkan cinta kasih anak-anak kepada orangtuanya, dan saya sangat menyayangkan kejadian seperti ini yang seharusnya tidak terjadi," jelas dia.
Advertisement
Harap Tak Ada Lagi Kekerasan
Mathius berharap agar tidak ada lagi aksi kekerasan selama pengantaran jenazah Lucas Enembe dan meminta masyarakat menunjukkan duka dengan cara yang benar, sesuai dengan budaya anak Papua tanpa merugikan atau menganggu keamanan serta kenyamanan warga lainnya.
"Kami memberikan toleransi selama pengantaran jenazah, namun jika terjadi aksi lanjutan setelah pemakaman, kami tidak akan segan untuk melakukan tindakan tegas," ungkapnya.
Tidak ketinggalan, Mathius juga mengingatkan kepada masyarakat pendatang untuk menjaga kedamaian dan tidak mengambil langkah-langkah yang merusak suasana kerukunan di Tanah Papua.
“Meskipun beberapa aparat keamanan menjadi korban, saya menegaskan bahwa kami tetap berkomitmen untuk melakukan pengamanan dan pengawalan hingga pemakaman selesai, agar massa dapat kembali ke rumah masing-masing dengan aman,” Mathius menandaskan.
Reporter: Muhammad Genantan Saputra/Merdeka.com