Hak Cipta Disney atas Mickey Mouse Bakal Kedaluwarsa pada 1 Januari 2024, Kok Bisa?

Bersama Minnie, Mickey Mouse versi 1928 akan segera memasuki domain publik Amerika Serikat (AS) pada 1 Januari 2024.

oleh Asnida Riani diperbarui 29 Des 2023, 10:00 WIB
Hak cipta Mickey Mouse bakal kedaluwarsa saat perayaan Tahun Baru 2024. (dok. pexels.com/boshou)

Liputan6.com, Jakarta - Mickey Mouse versi 1928 akan memasuki domain publik, meski Disney berusaha mempertahankan hak ciptanya atas karakter ikonis tersebut. Perusahaan itu akan kehilangan hak cipta atas Steamboat Willie, versi asli Mickey yang muncul dalam animasi pendek dengan nama yang sama.

Versi paling awal dari Minnie, yang juga muncul di kartun tersebut, juga akan memasuki domain publik saat perayaan Tahun Baru 2024, tepatnya Senin, 1 Januari 2024. Melansir NY Post, Jumat (29/12/2023), meski Disney berusaha melindungi karakternya, undang-undang hak cipta Amerika Serikat (AS) menetapkan bahwa perusahaan populer tersebut dapat mempertahankan ciri khasnya selama 95 tahun.

Selama beberapa dekade, Disney telah melakukan beberapa manuver hukum untuk mencoba dan memperluas hak cipta. Pada 1998, mereka melobi Undang-Undang Perpanjangan Hak Cipta, yang menambah 20 tahun, sehingga bertambah jadi 95 tahun.

Tindakan tersebut akhirnya dijuluki "Undang-Undang Perlindungan Mickey Mouse" karena menunjukkan pengaruh kongres Disney. "Itu terlalu disederhanakan," sebut Jennifer Jenkins, seorang profesor hukum dan direktur Pusat Studi Domain Publik Duke, yang menulis kolom tahunan pada 1 Januari untuk Hari Domain Publik di Negeri Paman Sam.

"Bukan hanya Disney yang mendorong perpanjangan masa hak cipta," ia menyambung. "Sekelompok pemegang hak cipta yang karyanya akan segera dimasukkan ke dalam domain publik adalah kelompok yang mendapat manfaat besar dari perlindungan ekstra selama 20 tahun."

Namun, versi Mickey dan Minnie Mouse yang lebih modern masih dilindungi undang-undang. Disney mengatakan bahwa pihaknya akan memantau dengan cermat interpretasi karakter-karakter tersebut.


Mickey Mouse Versi Steamboat Willie

Ilustrasi Mickey Mouse. (dok. unsplash @illiminate86)

Satu-satunya versi yang tersedia dalam domain publik adalah Steamboat Willie, yang penampilannya lebih mirip tikus daripada visual Mickey Mouse modern nan ikonis. Versi 1928 juga tidak berbicara, sehingga memberi penggunaan karakter yang sangat terbatas.

"Sejak kemunculan pertama Mickey Mouse dalam film pendek Steamboat Willie pada 1928, orang-orang telah mengasosiasikan karakter tersebut dengan cerita, pengalaman, dan produk asli Disney," kata juru bicara perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.

"Hal itu tidak akan berubah ketika hak cipta film Steamboat Willie habis masa berlakunya," lanjut juru bicara tersebut. "Tentu saja kami akan terus melindungi hak kami atas versi lebih modern dari Mickey Mouse dan karya lain yang tetap memiliki hak cipta."

Di ulasan tahun lalu, dikutip dari NY Post, 13 Mei 2022, para pejabat tinggi Partai Republik telah menyatakan tidak akan mendukung perpanjangan perlindungan hak cipta lagi untuk Mickey Mouse. Bahkan jika Mickey Mouse dari Steamboat Willie memasuki domain publik, Disney masih memegang hak cipta untuk versi lain dari karakter tersebut, termasuk penyihir Mickey dari film Fantasia.

 


Ogah Perpanjang Hak Cipta Mickey Mouse

Mickey Mouse dan Minnie Mouse menghadiri penghargaan Hollywood Walk of Fame atas nama Minnie Mouse di Los Angeles, Senin (22/1). Minnie Mouse mendapat bintang di Hollywood Walk of Fame setelah menunggu 90 tahun. (Richard Shotwell/Invision/AP)

"Era Partai Republik meloloskan (keinginan) Bisnis Besar sudah berakhir," kata senator Josh Hawley dalam sebuah pernyataan. "Berkat perlindungan hak cipta khusus dari Kongres, perusahaan-perusahaan yang terbangun seperti Disney telah menghasilkan miliaran (dolar AS)."

"Sudah waktunya mengambil hak istimewa Disney dan membuka era baru kreativitas dan inovasi," ia melanjutkan.

Rekan Hawley dari Partai Republik di DPR, Jim Banks dari Indiana, juga mengecam Disney karena mencoba menenangkan "aktivis sayap kiri melalui aksi korporasi yang munafik."

"Mengingat Disney terus bekerja dengan rezim Komunis China yang tidak menghormati hak asasi manusia atau kekayaan intelektual AS dan mengingat keinginan memengaruhi anak-anak kecil dengan materi seksual yang tidak sesuai usia mereka, saya tidak akan mendukung perpanjangan lebih lanjut yang berlaku hak cipta kalian, yang seharusnya jadi domain publik," tulis Banks dalam sebuah surat pada CEO Disney Bob Chapek.

Nyatanya, hak cipta bukanlah satu-satunya perselisihan hukum yang tengah dihadapi Disney. Dilaporkan bahwa Mouse House telah terlibat dalam perselisihan sengit dengan Gubernur Florida Ron DeSantis mengenai Reedy Creek Improvement District, tempat taman hiburan Disneyworld berada.

 


Konflik dengan Gubernur Florida

Situasi Disney World Orlando, Florida, AS (Photo by Joe Burbank, Orlando Sentinel via AP)

Pada April 2022, legislator di Tallahassee membubarkan distrik yang dibuat beberapa dekade lalu oleh pejabat Sunshine State untuk memikat Disney yang berbasis di California agar membangun taman hiburan di Orlando.

RCID yang dikelola Disney memberdayakan perusahaan tersebut untuk mengendalikan perpajakan, zonasi, dan pemeliharaan taman lain, dengan sedikit masukan dari pemerintah negara bagian dan daerah sekitar lokasi bisnis tersebut.

DeSantis, yang mencalonkan diri sebagai presiden AS pada 2024, menyusun langkah tersebut jadi undang-undang. Dewan yang dipilih calon presiden, Distrik Pengawasan Pariwisata Florida Tengah, juga membongkar inisiatif keberagaman, kesetaraan, dan inklusi Disney.

Pertikaian lama antara "Tempat Paling Bahagia di Bumi" dan DeSantis sebagian besar dimulai setelah gubernur menandatangani undang-undang yang disebut "Jangan Katakan Gay" yang ditentang Disney. Undang-undang yang dimaksud melarang pendidikan identitas gender atau orientasi seksual untuk anak-anak sebelum mencapai kelas 4 SD.

"Kami berdedikasi untuk membela hak dan keselamatan anggota LGBTQ+ di keluarga Disney, serta komunitas LGBTQ+ di Florida dan di seluruh negeri," kata Disney setelah penandatanganan kontroversial tersebut.

 

Infografis Destinasi wisata berkelanjutan di Indonesia dan dunia (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya