Alumni ITB Ajak Pemerintah, Akademisi, dan Pelaku Usaha Bicarakan Dampak AI

Komunitas Discordia mengadakan diskusi berjudul 'AI: Big Push or Big Trouble' di Titik Temu Café SCBD, Rabu (27/12/2023).

oleh Tim News diperbarui 30 Des 2023, 18:33 WIB
Komunitas Discordia mengadakan diskusi berjudul 'AI: Big Push or Big Trouble' di Titik Temu Café SCBD, Rabu (27/12/2023) (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Komunitas Discordia mengadakan diskusi berjudul 'AI: Big Push or Big Trouble' di Titik Temu Café SCBD, Rabu (27/12/2023), dengan pembicara Seterhen Akbar Suriadinata (Founder Labtek Indie), Ivan Sugiarto Widodo (Praktisi Bisnis IT) dan Hanief Adrian (Sekjen RMPG). Acara ini dimoderatori Fariz Ariyadi dengan tujuan menghasilkan sebuah alternatif solusi kebijakan negara tentang pengembangan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk kepentingan publik.

Diskusi tersebut juga turut dihadiri para akademisi seperti pakar robot ITB Dr. Augie Widyotriatmo, pakar komunikasi krisis Dr. Sudarto, dan Direktur Eksekutif IA-ITB Jakarta Stanno Yudha Putra, Ketua Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) DKI Jakarta Adhamaski Pangeran, dan para penggiat dari kalangan muda Jakarta.

Pakar robotic ITB Augie menyoroti pentingnya pemahaman yang kritis terhadap AI, terutama dalam konteks akurasi dan pengambilan keputusan.

“AI tidak dapat dikatakan 100% tepat, contohnya ketika AI diperintahkan mendeteksi gambar mobil, ketika tidak ada gambar mobil dan AI menyatakannya ada disebut 'true negative'. Namun, jika AI gagal mendeteksi mobil yang ada, ini menjadi 'false negative',” ungkap alumni lulusan Teknik Fisika ITB tersebut.

Augie menekankan lebih lanjut bahwa AI adalah data-driven, di mana output sangat bergantung pada input data. Jika data yang dimasukkan salah, maka AI pun akan salah dalam membuat kesimpulan.

“Problem seperti ini menimbulkan pertanyaan etis dan akurasi yang harus selalu dikaji,” jelas alumni doktor lulusan Pusan National University.

Ditanya tentang kontribusi yang bisa diberikan komunitas AI untuk pemerintah, Augie menyarankan perlunya solusi komprehensif dari tataran aturan atau etika agar AI tetap maju. Beliau juga menekankan pentingnya kontribusi positif dari individu dalam penggunaan AI untuk meminimalisir penyalahgunaan.


Dampak Sosial

Sementara itu, Seterhen membahas dampak sosial AI mengingat bagaimana AI bisa menjadi alat penghancur atau pembantu dalam masyarakat, misalnya penggunaan AI oleh mahasiswa dalam proses akademik yang mungkin menimbulkan isu etis.

“Influencer di bidang AI perlu memberikan penjelasan tentang dampak sosial AI,” ungkap Seterhen yang akrab dipanggil Saska tersebut.

Saska membahas tentang tanggung jawab dan akuntabilitas dalam AI, terutama dalam konteks sistem otonom seperti mobil self-driving. Pertanyaan hukum yang muncul ketika terjadi kecelakaan oleh AI menjadi topik penting.

Infografis Prabowo Usung Gibran Jadi Cawapres di Pilpres 2024. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya