Aksi Mogok Tiga Hari Dokter di Jerman Tuntut Naik Gaji Tuai Kritik

Dokter di Jerman melakukan aksi mogok tiga hari menuntut kenaikan honor dan gaji. Ribuan praktik dokter tutup, klinik dan rumah sakit hanya melayani kasus darurat.

Oleh DW.com diperbarui 31 Des 2023, 17:03 WIB
Ilustrasi dokter Jerman. (Foto: Pexels.com/Karolina Grabowska)

, Berlin - Periode setelah Natal dijadikan momen aksi pemogokan selama tiga hari bagi para dokter di Jerman. Mereka menuntut kenaikan gaji.

Mengutip DW Indonesia, Minggu (31/12/2023), ribuan praktik dokter dan klinik kecil di Jerman tutup setelah Natal dalam aksi pemogokan selama tiga hari itu. Para dokter umum dan spesialis memrotes kebijakan kesehatan pemerintah, yang menurut mereka meningkatkan biaya, menurunkan pendapatan dan membebani mereka dengan birokrasi yang semakin banyak.

Karena hari libur Natal di Jerman adalah hari Senin dan Selasa, 25 dan 26 Desember, sebagian besar praktik dokter dan klinik baru akan dibuka lagi tanggal 2 Januari. Oleh sebab itu, pasien disarankan mencari layanan medis darurat, yang tetap beroperasi.

Aksi mogok itu kemudian menuai kritik dari Menteri kesehatan Jerman Karl Lauterbach.

"Saya tidak mengerti mengapa ada pemogokan,” kata Menteri kesehatan Jerman Karl Lauterbach kepada stasiun televisi publik, ZDF.

"Kita sedang menghadapi gelombang besar penyakit pada masyarakat saat ini. Tuntutan para dokter untuk mendapatkan lebih banyak uang juga sudah diketahui – pemogokan ini tidak membawa kita ke mana-mana," imbuh  Karl Lauterbach.

Ketua Yayasan Perlindungan Pasien Eugen Brysch juga mengkritik pemogokan itu. "Setiap profesi bisa melakukan pemogokan demi kepentingannya, tapi pemogokan ini berdampak pada pihak yang tidak terlibat, kata Brysch kepada DW.

"Khususnya di daerah pedesaan, tindakan ini terutama berdampak pada kelompok lanjut usia dan rentan. Para dokter perlu membawa permasalahan mereka ke tempat yang berwenang melakukan perubahan, ke kementerian, ke menteri kesehatan Karl Lauterbach, atau ke perusahaan asuransi,” ujar Eugen Brysch.

 

 


Kekurangan Staf, Terlalu Banyak Pekerjaan

Ilustrasi Medis Credit: pexels.com/pixabay

Asosiasi yang berpartisipasi dalam pemogokan tersebut berpendapat lain. Penutupan praktik justru dimaksudkan untuk melindungi kesejahteraan pasien dalam jangka panjang. Mereka berargumentasi bahwa semakin banyak praktik yang terpaksa tutup, dan semakin banyak dokter yang memilih pensiun dini ketimbang bekerja dengan upah rendah.

Dokter di Jerman umumnya dibayar oleh perusahaan asuransi kesehatan, bukan oleh pasien, karena di Jerman berlaku kewajiban memiliki asuransi kesehatan.

Asosiasi dokter menyebutkan, sistem pembayaran dan penetapan honor ini harus diperbarui dan disesuaikan. Apalagi para dokter biasanya perlu lebih banyak waktu untuk pasien, terutama dalam krisis seperti pandemi COVID-19, sehingga mereka dalam situasi itu tidak dibayar dengan semestinya.

"Situasi di tempat praktik dokter menjadi sangat dramatis karena keterbatasan anggaran, yang menyebabkan banyak praktik tidak mampu membayar staf spesialisnya sebanyak yang seharusnya," kata Dirk Heinrich, ketua asosiasi Virchowbund, yang memimpin kampanye aksi mogok.

"Pada saat yang sama, kami terpaksa mengurangi jam pelayanan pasien, karena kami tidak memiliki cukup staf dan uang. Hal ini menyebabkan waktu tunggu yang lama bagi pasien," katanya kepada DW.

 

 

 


Birokrasi Berbelit Menyulitkan Dokter

Ilustrasi dokter di Jerman (AFP PHOTO via capitalfm.co.ke)

Menteri kesehatan Karl Lauterbach tak membenarkan aksi mogok para tenaga medis tersebut.

"Saya tidak menganggap seruan untuk memberikan lebih banyak uang sebagai hal yang dapat dibenarkan. Ada profesi lain dalam sistem layanan kesehatan, seperti pekerja perawatan, yang kebutuhannya lebih besar," ucap Karl Lauterbach.

Tetapi Karl Lauterbach juga mengakui bahwa birokrasi yang berbelit-belit menyulitkan dokter.

Sejumlah dokter melaporkan, mereka begitu kewalahan dengan berbagai formulir dari perusahaan asuransi kesehatan yang harus diisi.

"De-birokratisasi adalah tuntutan yang dibenarkan dan seharusnya dipenuhi bertahun-tahun yang lalu," kata Karl Lauterbach dan berjanji segera merampungkan undang-undang baru untuk mengurangi birokrasi.

 

 


Janjikan Pertemuan dengan Para Dokter Awal 2024

Ilustrasi Jerman. (Pixabay/tvjoern)

Menteri Kesehatan Karl Lauterbach kemudian menjanjikan "pertemuan puncak" dengan para dokter pada awal tahun depan, untuk mengatasi kekhawatiran mereka. Namun dia mengingatkan bahwa saat ini tidak ada anggaran untuk mengucurkan lebih banyak uang ke dalam sistem.

Adapun menurut Ketua asosiasi dokter Virchowbund Dirk Heinrich, sistem di Jerman memang bekerja cukup baik, namun dokter di garis depan memerlukan lebih banyak dukungan agar sistem dapat dipertahankan.

"Jerman memiliki jaringan praktik spesialis yang padat. Itu adalah ciri utama dari sistem perawatan kesehatan Jerman, dan kami berjuang untuk mempertahankannya," jelas Virchowbund Dirk Heinrich.

 

 

Infografis 5 Saran Dokter untuk Penyintas Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya