Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan, rata-rata transaksi harian (RNTH) turun di pasar saham Indonesia pada 2023 dibandingkan 2022 lantaran suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) dan inflasi di sejumlah negara maju.
Hal itu disampaikan Direktur Utama BEI Iman Rachman saat penutupan perdagangan BEI 2023, Jumat, 29 Desember 2023, seperti dikutip dari Antara, Minggu (31/12/2023).
Advertisement
"Sehingga, investor punya opsi buat beli obligasi. Ini jadi challenge termasuk dalam negeri, adanya ORI dan sebagainya membuat investor terutama investor retail beralih,” kata Iman.
Nilai rata-rata transaksi harian (RNTH) di pasar saham Indonesia mencapai Rp 10,75 triliun per Desember 2023, dan ini memenuhi target 2023. Namun, transaksi itu turun dibandingkan RNTH 2022 senilai Rp 14,7 triliun.
Iman menuturkan, BEI membidik RNTH dapat mencapai Rp 12,25 triliun pada 2024 dengan target pencatatan efek sebanyak 230 efek. Selain itu, BEI menargetkan sebanyak 2 juta single investor identification (SID) atau investor pada 2024.
Sepanjang 2023, pasar modal Indonesia mencatat 79 perusahaan tercatat baru yang telah melangsungkan initial public offering (IPO) dengan berhasil menghimpun dana mencapai Rp 54,14 triliun.
Berdasarkan laporan EY Global IPO Trends 2023, BEI menduduki peringkat ke-6 dari segi jumlah IPO dan peringkat ke-9 dari segi total fund-raised di antara bursa-bursa global.
“Sepanjang tahun 2023, pencatatan efek baru di BEI meliputi 79 saham, 120 emisi obligasi 3 ETF, 2EBA-SP dan 182 waran terstruktur dengan total fund-raised saham sebesar Rp 54,14 triliun dan obligasi sebesar Rp 126,97 triliun,” tutur dia.
Iman juga memaparkan total nilai transaksi bursa karbon Indonesia (IDXCarbon) mencapai Rp 30,91 miliar per 28 Desember 2023. Total volume perdagangan tercatat sebanyak 494.254 ton karbon ekuivalen (CO2), dengan total unit karbon mencapai 1.757.949 unit karbon dan total pengguna sebanyak 46 pengguna.
BEI Pede Transaksi Harian Tembus Rp 12,25 Triliun pada 2024
Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) optimistis dapat mencapai target rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) sebesar Rp 12,25 triliun pada 2024. Target transaksi harian ini lebih besar dari target pada 2023 sebesar Rp 10,75 triliun.
Kondisi yang mendorong optimistis itu salah satunya jumlah emiten dan investor yang masih mencatatkan pertumbuhan. "Bursa optimis target RNTH 2024 akan tercapai," tegas Kepala Divisi Riset BEI, Verdi Ikhwan dalam Edukasi Wartawan Pasar Modal, Rabu (13/12/2023).
Keyakinan Verdi merujuk pada data bursa saat ini. Di mana data supply dan demand terus mengalami pertumbuhan yang mengesankan. Di sisi lain, meski ada sentimen pemilihan umum (pemilu), Verdi menilai investor sudah mulai terbiasa dengan fluktuasi pasar pada momentum tersebut.
"Kita punya base bagus dari sisi supply dan demand. Jumlah emiten dan investor sudah banyak sehingga kami optimis target RNTH 2024 tercapai. Juga kondisi makro, di mana Pemerintah targetkan pertumbuhan 5 persen, angka itu cukup besar dibandingkan beberapa negara lain," imbuh Verdi.
Hingga November 2023, nilai transaksi di bursa tercatat sebesar Rp 10,5 triliun, turun 28,3 persen dibandingkan posisi akhir tahun lalu senilai Rp 14,7 persen. Kepala Divisi Riset BEI, Verdi Ikhwan menyebutkan, salah satu penyebab kondisi tersebut lantaran transaksi oleh ritel juga mengalami penurunan.
Advertisement
Kenaikan Suku Bunga
"Di 2020-2022 (saat terjadi pandemi Covid-19), transaksi investor ritel lumayan mendominasi. Di 2023 sudah mulai berkurang sehingga sebabkan aktivitas transaksinya turun. Yang dulunya lebih banyak di rumah sekarang banyak aktivitas jalan-jalan, sehingga uangnya berpindah ke sektor riil," ujar Verdy dalam Edukasi Wartawan Pasar Modal, Rabu, 13 Desember 2023.
Selain itu, kenaikan suku bunga turut memicu penurunan nilai transaksi. Verdi menuturkan, banyak investor ritel yang menempatkan uang mereka di perbankan atau pada obligasi pemerintah ORI.
Selain RNTH, BEI memiliki target penambahan jumlah investor baru pasar modal sebesar 2 juta investor pada 2024, lebih rendah dibandingkan pada 2023 yaitu 2,5 juta investor baru. Dari segi pencatatan efek, BEI memiliki target 230 pencatatn efek pada 2024 atau lebih tinggi dari target 2023 yang hanya 200 pencatatan efek.
OJK Optimistis Transaksi Harian di Pasar Modal Sentuh Target Rp 10,75 Triliun pada 2023
Sebelumnya diberitakan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis Rata-Rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) di pasar modal mencapai Rp 10,75 triliun pada akhir 2023.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menuturkan, sampai dengan akhir November 2023, RNTH baru menyentuh angka Rp 10,54 triliun. Artinya, masih ada peluang RNTH meningkat hingga akhir tahun ini.
"Kalau untuk rata-rata nilai transaksi harian itu sampai dengan akhir tahun 2023 itu kita targetkan itu Rp 10,75 triliun per hari dan sampai dengan November itu masih Rp 10,54 triliun,” kata Inarno dalam konferensi pers RDK OJK, Senin (4/12/2023).
OJK pun berharap RNTH tersebut bisa tercapai sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Ini mengingat, masih ada waktu beberapa hari lagi untuk meningkatkan RNTH. Sedangkan, untuk 2024, OJK menargetkan RNTH bisa tembus Rp 12,25 triliun.
"Ini masih ada waktu sampai akhir tahun yang mudah-mudahan Rp 10,75 triliun tercapai dan untuk yang 2024 kita targetkan Rp 12,25 triliun,” kata dia.
Advertisement