Liputan6.com, Jakarta - Sholat menjadi ibadah paling fundamental dalam Islam. Sholat menjadi rukun Islam kedua, setelah syahadat.
Betapa pentingnya sholat juga terlihat dalam riwayat bahwa ibadah ini adalah tiang agama. Bahkan, nanti pada hari kiamat, amalan yang pertama kali dihisab adalah sholat.
Tiap kali sholat, maka umat Islam wajib menghadap kiblat. Di Indonesia, secara umum kiblat mengarah ke barat, menuju arah Ka'bah.
Baca Juga
Advertisement
Menghadap kiblat merupakan rukun sholat. Jika tidak 'musta'bilal kiblat' maka sholatnya tidak sah.
Namun begitu, perlu digarisbawahi bahwa kiblat bukan berarti barat. Maka, saat seseorang berada di sebuah lokasi dan tidak tahu arah, maka berniat menghadap kiblat sudah cukup.
Ternyata, di balik kewajiban menghadap kiblat itu, ada hikmah yang luar biasa. Setidaknya ada 7 hikmah yang bisa dipetik pelajaran bagi umat Islam sebagaimana diungkapkan oleh Syekh Ali Ahmad al-Jurjawi dalam kitab Hikmatu Tasyri wa Falsafatuhu, (Beirut: Darul Fikr, 2003), Juz I, halaman 107-110, seperti ditulis Muhammad Aiz Luthfi, Pengajar di Pesantren Al-Mukhtariyyah Subang di laman Kemenag, dikutip Minggu (31/12/2023).
Simak Video Pilihan Ini:
7 Hikmah Menghadap Kiblat
Adapun 7 hikmah menghadap kiblat adalah sebagaimana berikut:
1. Mengenang Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail
Sebagaimana diketahui, Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail mempunyai peran dalam sejarah atau proses pembangunan Ka‘bah.
Dengan menghadap kiblat, umat Islam bisa selalu mengingat dan mengenang pada jasa pendiri dan leluhur Nabi Muhammad.
2. Melatih kekhusyuan
Dengan menghadap kiblat, seluruh anggota tubuh akan difokuskan pada satu arah.
Menurut Syekh al-Jurjawi, hal ini akan melatih kekhusuan, ketenangan, dan ketetapan iman dalam hati umat Islam, serta tersinari oleh cahaya-Nya. Allah berfirman dalam Surat Al-An’am ayat 79:
اِنِّيْ وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ حَنِيْفًا وَّمَآ اَنَا۠ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَۚ
“Sesungguhnya aku menghadapkan wajahku (hanya) kepada Yang menciptakan langit dan bumi dengan (mengikuti) agama yang lurus dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik”.
Advertisement
3. Menumbuhkan Istiqamah
Dengan menghadap kiblat akan menumbuhkan sikap istiqamah dalam diri umat Islam. Salah satu kecenderungan manusia adalah memiliki ketentuan waktu dan tempat dalam melakukan rutinitas.
Jika ada perubahan pada tempat dan waktu, akan merasa tidak nyaman karena perlu ada penyesuaian dan adaptasi.
4. Simbol persatuan
Ketika seluruh umat Islam di seluruh penjuru dunia menghadap ke kiblat, secara tidak langsung umat Islam mengungkapkan bahwa kami adalah saudara yang hatinya benar-benar saling mengasihi.
Semua niatnya bersatu pada satu hal, yakni ka‘bah. Walaupun tempatnya berjauhan dan berpisah di berbagai negara, namun ka‘bah menjadi tempat hatinya berkumpul.
5. Ekspresi ketulusan
Menghadap kiblat bisa menjadi sebuah ekspresi umat Islam pada sebuah ketulusan atau keikhlasan. Ketika seseorang hendak menunjukkan ketulusan dalam pengabdian melalui tanda khusus, biasanya akan menentukan tempatnya.
Dengan menghadap kiblat yang disertai kesigapan seluruh anggota tubuh dan hati yang tulus, bisa dikatakan seorang muslim telah memenuhi kewajiban yang diperintahkan sekaligus menunjukkan keikhlasannya.
6. Bukti ketaatan
Ketika seorang muslim bergegas menghadap kiblat saat muazin mengumandangkan “hayya ‘alas shalat, hayya ‘alal falaḫ”, ini membuktikan sebuah ketaatannya pada Allah dan Rasulullah.
Selain itu, Kabah (Makkah) merupakan daerah yang menjadi tempat kelahiran Rasulullah. Sebagai bentuk penghormatan, umat Islam menghadapkan wajahnya ke Kabah yang menjadi tempat paling mulia di muka bumi.
7. Bukti Cinta Allah pada Rasul-Nya
Menghadap kiblat mengingatkan umat Islam tentang kecintaan Allah kepada Rasulullah. Ketika Rasulullah menilai bahwa menghadap ke Kabah lebih baik daripada menghadap ke Baitul Maqdis, beliau menengadah ke langit untuk menunggu izin Allah, tidak lama kemudian Allah mengabulkan harapan Rasulullah tersebut.
Advertisement