Orang-orang membunyikan lonceng raksasa untuk merayakan Tahun Baru beberapa menit setelah tengah malam di Kuil Buddha Zojoji, Tokyo, Jepang, Senin (1/1/2024). (AP Photo/Eugene Hoshiko)
Di Indonesia, Tahun Baru sering dirayakan dengan kembang api. Sementara di Jepang, tradisinya berbeda. (AP Photo/Eugene Hoshiko)
Saat tengah malam tiba, orang Jepang biasanya membunyikan bonsho (lonceng kuil) sebanyak 108 kali. (AP Photo/Eugene Hoshiko)
Kebiasaan Tahun Baru orang Jepang yang membunyikan lonceng saat pergantian tahun ini dikenal dengan istilah Joya No Kane. Angka 108 mewakili jumlah keinginan manusia yang menurut kepercayaan Buddha berkaitan dengan rasa sakit dan penderitaan. (AP Photo/Eugene Hoshiko)
Joya No Kane ini bertujuan untuk membersihkan emosi negatif dari tahun sebelumnya. (AP Photo/Eugene Hoshiko)
Pada awal Tahun Baru, banyak orang Jepang melakukan hatsumode, yaitu kunjungan pertama ke Kuil Buddha atau Kuil Shinto untuk berdoa, menyampaikan permohonan, mengungkapkan rasa terima kasih, dan mendapatkan keselamatan serta keberuntungan di tahun yang baru. (AP Photo/Eugene Hoshiko)
Acara ini biasanya dimulai tepat saat jam menunjukkan tengah malam, ditandai dengan bunyi lonceng kuil, dan berlangsung hingga pukul 23:59 pada hari ketiga tahun baru. (AP Photo/Eugene Hoshiko)
Tidak ada aturan tertentu mengenai apa yang harus dikenakan. Beberapa orang memilih untuk mengenakan kimono tradisional, sementara yang lain lebih memilih pakaian sehari-hari. (AP Photo/Eugene Hoshiko)
Namun, satu hal yang pasti, kuil akan dibanjiri oleh orang-orang yang mengantri untuk melakukan hatsumode. Setelah berdoa, mereka biasanya membeli jimat dan mengambil omikuji atau kertas ramalan, untuk mengetahui keberuntungan di tahun tersebut. (AP Photo/Eugene Hoshiko)