Minat Investasi di Luar Jawa Kian Bergairah pada 2023, Begini Sebarannya

Hingga 27 Desember 2023, investor pasar modal mencapai 12.154.870 investor atau naik 17,88 persen dibandingkan total investor pasar modal pada akhir 2022.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 01 Jan 2024, 18:09 WIB
Sebaran investor Indonesia kian merata di seluruh penjuru tanah air. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Sebaran investor Indonesia kian merata di seluruh penjuru tanah air. Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), sebaran investor memang masih dominan di Jawa dari sisi jumlah. Namun, porsinya pada 2023 turun.

Hingga 27 Desember 2023, investor pasar modal mencapai 12.154.870 investor atau naik 17,88 persen dibandingkan total investor pasar modal pada akhir 2022 yang sebanyak 10.311.152 investor.

Dari jumlah tersebut, nilai aset di C-BEST mencapai Rp 7.726 triliun, naik 15,02 persen dari nilai aset di C-BEST pada 2022 yang tercatat sebesar Rp 6.717 triliun. Berdasarkan sebarannya, Jawa mendominasi sebesar 67,68 persen. Namun porsi tersebut susut dibandingkan 2022 yang mendominasi 69,05 persen.

Dari sisi aset tercatat sebesar Rp 4.596,39, setara 92,55 persen seluruh aset di pasar modal. Meski nilainya naik dibandingkan aset 2022 yang sebesar Rp 3.866,56 triliun, tetapi porsinya turun dari 94 persen pada 2022. Sementara wilayah lain, seperti Sumatera mencatatkan pertumbuhan investor dengan porsi 16,98 persen dari sebelumnya 16,81 persen pada 2022.

Dari sisi aset juga naik menjadi Rp 136,54 triliun atau setara 2,75 persen dari seluruh aset di pasar modal. Pada 2022, aset di wilayah ini tercatat sebesar Rp 103,19 triliun atau setara 2,51 persen dari total aset pasar modal saat itu. Porsi investor di Kalimantan naik menjadi 5,55 persen dari 5,47 persen pada 2022.

Dari sisi asetnya tercatat naik menjadi Rp 153,03 triliun atau setara 3,08 persen total aset pasar modal 2023. Pada 2022, total aset wilayah ini tercatat sebesar RP 109,73 triliun atau setara 2,67 persen dari total aset 2022. Sulawesi menyumbang 5,00 persen dari total investor 2023, naik dari 4,30 persen pada 2022.

 

 


Sisi Aset

Pialang tengah mengecek Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dari sisi asetnya, naik menjadi Rp 34,49 triliun atau setara 0,69 dari total aset 2023. Sementar apada 2022 lalu, wilayah ini mencatat aset Rp 13,83 triliun atau setara 0,34 persen total aset 2022. Bali, NTT, dan NTB andil 3,62 persen dari total investor pasar modal tahun ini, turun signifikan dari 16,81 persen yang berhasil dicatatkan pada 2022.

Meski begitu, aset wilayah ini tumbuh menjadi Rp 29,99 triliun atau setara 0,60 persen dari seluruh aset di pasar modal, dibandingkan Rp 15,46 triliun atau setara 0,38 persen dari total aset 2022.

Terakhir, Maluku dan Papua menyumbang 1,18 persen porsi dari seluruh investor pasar modal 2023, naik dibandingkan porsi 2022 yan hanya 1,02 persen. Dari sisi asetnya naik signifikan menjadi Rp 16,17 triliun atau 0,33 persen dari total aset 2023. Pada 2022, wilayah ini mencatatkan aset RP 4,71 persen atau setara 0,11 persen dari total aset 2022.


Begini Komposisi Investor Asing di Pasar Modal Indonesia

Pialang memeriksa kacamata saat tengah mengecek Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat komposisi investor lokal dan asing masih belum seimbang. Berdasarkan data per 27 Desember 2023, investor lokal menguasai 99,69 persen dari total seluruh investor pasar modal.

"Secara umum komposisi investor kita yang lokal dan asing sangat jomplang dari sisi number jadi 99,69 persen market kita dikuasai investor indonesia. Sisanya 0,31 persen oleh asing," kata Direktur Utama Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Samsul Hidayat dalam Konferensi Pers Penutupan Perdagangan BEI 2023, Jumat (29/12/2023).

Meski jumlahnya sedikit, tetapi investor asing menguasai 41,96 persen aset di pasar modal. Sementara itu, sisanya sebesar 58,04 persen aset di pasar modal dikuasai oleh investor lokal. Atas kondisi tersebut, Samsul menilai pemerintah perlu membuat kebijakan lebih lanjut untuk mengakomodir masuknya investor asing di pasar modal RI, mengingat potensi pertumbuhannya yang masih ada.

"Sesungguhnya potensi untuk foreign investor masih terbuka lebar untuk bisa masuk pasar modal Indonesia. Perlu kebijakan yang lebih luas dari pemerintah untuk membuka keran yang lebih lebar serta mempromosikan market Indonesia ke luar," imbuh samsul.

Hingga 27 Desember 2023, jumlah investor pasar modal tumbuh 17,95 persen dari 10,31 SID juta pada 2022, menjadi 12,16 juta SID. Dari data demografinya, investor pasar modal masih didominasi oleh 62,03 persen laki-laki, 56,41 persen usia di bawah 30 tahun, 31,77 persen pegawai (negeri, swasta dan guru), 64,19 persen lulusan SMA, 45,80 persen berpenghasilan 10-100 juta/bulan dan 67,68 persen berdomisili di pulau Jawa.

 

 


Investor Pasar Modal Tembus 12,16 juta SID pada 2023

Layar sekuritas menunjukkan data-data saat kompetisi Trading Challenge 2017 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (7/12). Kompetisi Trading Challenge 2017 ini sebagai sarana untuk menciptakan investor pasar modal berkualitas. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, Investor pasar modal masih mencatatkan pertumbuhan, meski tak setinggi saat pandemi. Data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor pasar modal pada tahun 2023 mencatatkan pertumbuhan sebesar 17,95 persen dari 10,31 juta pada 2022 menjadi 12,16 juta per 27 Desember 2023.

"Jumlah tersebut terdiri dari jumlah investor saham dan surat berharga lainnya sebanyak 5,25 juta, reksa dana 11,40 juta, surat berharga negara atau SBN 1 juta," ungkap Direktur Utama KSEI, Samsul Hidayat dalam dalam Konferensi Pers Penutupan Perdagangan BEI 2023, Jumat (29/12/2023).

Sedangkan dari data demografi per 27 Desember 2023, investor pasar modal masih didominasi oleh 62,03 persen laki-laki, 56,41 persen usia di bawah 30 tahun, 31,77 persen pegawai (negeri, swasta dan guru), 64,19 persen lulusan SMA, 45,80 persen berpenghasilan 10-100 juta/bulan dan 67,68 persen berdomisili di pulau Jawa.

Partisipasi investor ritel l masih memiliki porsi transaksi tertinggi pada tahun ini dengan diikuti meningkatnya partisipasi dari kalangan investor institusi. Hal ini mencerminkan keyakinan investor yang masih cukup terjaga meski dihadapkan dengan berbagai tantangan serta situasi ekonomi global dan domestik.

Peningkatan jumlah investor ini merupakan hasil dari upaya yang dilakukan melalui kegiatan sosialisasi, edukasi, sekaligus literasi kepada masyarakat. Hingga 28 Desember 2023, di seluruh Indonesia telah berlangsung lebih dari 18 ribu kegiatan sosialisasi, edukasi, sekaligus literasi pasar modal, dengan jumlah peserta mencapai lebih dari 3,1 juta orang.

Untuk tahun depan, Bursa menargetkan penambahan 2 juta investor baru di pasar modal. Angka itu lebih rendah dari target tahun ini sebanyak 2,6 juta investor baru, yang hanya terealisasi 1,8 juta hingga 27 Desember 2023.

 


Menakar Minat Investor Asing ke Pasar Modal Indonesia pada 2024

Layar komputer menunjukkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, investor asing terpantau banyak melakukan aksi jual sepanjang tahun ini. Melansir data RTI per 19 Desember 2023, investor asing tercatat melakukan net sell Rp 10,17 triliun secara year to date (ytd).

Kendati demikian, Direktur Utama Mandiri Sekuritas Oki Ramadhana mengatakan, kecenderungan asing datang dan pergi dari pasar Indonesia utamanya disulut sentimen geo politik. Secara umum, dia menilai pasar Indonesia masih menarik di antara bursa negara emerging lainnya.

“Asing banyak yang masih masuk ke saham BUMN. Kalau saya lihat trennya ke depan asing masih akan tetap masuk ke market kita, dan saya yakin itu akan lebih aktif lagi,” ujar Oki dalam Media Gathering, Selasa (19/12/2023).

Oki menambahkan, salah satu pendorong masuknya asing ke bursa Indonesia adalah sinyal penurunan suku bunga oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed tahun depan. Adanya kepastian soal suku bunga diharapkan dapat menggenjot valuasi pasar saham Indonesia.

“Price to earning (PE) kita general masih rendah IHSG saat ini berada di level 13-13,5 kali. Masih lebih rendah dibanding normalnya, itu 15 kali. Once Federal Reserve menurunkan suku bunga, itu chance nya lebih besar. Beli sekarang untuk gain tahun depan itu bisa jadi harapan semua investor,” imbuh Oki.

Selain itu, hal lain yang bisa mendorong minat investor asing adalah kemungkinan emiten baru yang akan melakukan Initial Public Offering (IPO) dengan kapitalisasi besar pada 2024.

Adapun sejumlah saham yang paling banyak dilepas investor asing antara lain, Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan United Tractors Tbk (UNTR) masing-masing senilai Rp 1,3 triliun.

Vale Indonesia Tbk (INCO) Rp 1,2 triliun, serta Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS) Rp 1,1 triliun, dan Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) masing-masing Rp 1 triliun.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya