Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Regulasi Nuklir mengatakan bahwa tidak ada kerusakan yang dilaporkan dari pembangkit listrik tenaga nuklir di sepanjang Laut Jepang usai negara tersebut diguncang gempa magnitudo 7,4.
Ini termasuk lima reaktor aktif di pembangkit listrik Ohi dan Takahama Kansai Electric Power di Prefektur Fukui, dikutip dari laman BBC, Senin (1/1/2024).
Advertisement
Pabrik Shika milik Hokuriku di Ishikawa, yang terletak paling dekat dengan pusat gempa dilaporkan telah menghentikan dua reaktornya setelah gempa.
Hal ini dilakukan untuk pemeriksaan rutin dan tidak melihat dampak apa pun dari gempa tersebut, kata Otoritas Regulasi Nuklir Jepang.
Pada tahun 2011, gempa bumi paling dahsyat yang pernah tercatat di Jepang (magnitudo 9,0) melanda pantai timur negara itu.
Tak hanya itu saja, gempa Jepang hari ini juga memicu tsunami yang menewaskan lebih dari 18.000 orang dan menyapu seluruh kota.
Hal ini juga menyebabkan kehancuran di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima, di sisi timur pulau tersebut, yang dampaknya masih ditangani hingga saat ini.
8.003 WNI di Jepang Diimbau Evakuasi, Berpotensi Terdampak Tsunami
Sebanyak 8.003 Warga Negara Indonesia (WNI) mendapat imbauan evakuasi pasca-gempa Jepang yang memicu peringatan tsunami di Prefektur Ishikawa.
"Wilayah kerja KJRI Osaka yang memperoleh imbauan evakuasi tsunami yaitu di tiga wilayah dengan total WNI terdata 8.003 orang," bunyi pernyataan resmi dari KJRI Osaka yang diterima Liputan6.com, Senin (1/1/2024).
WNI tersebut tersebar di sejumlah wilayah dengan rincian sebagai berikut:
- Fukui (WNI di Prefektur Fukui: 792)
- Kyoto Utara (wil. Maizuru) (WNI di Prefektur Kyoto: 1.902)
- Hyogo Utara (wil. Toyooka) (WNI di Prefektur Hyogo: 3.361)
- Yamaguchi (WNI di Prefektur Yamaguchi: 1.234)
- Tottori (WNI di Prefektur Tottori: 330)
- Shimane (WNI di Prefektur Shimane: 384)
Dalam pernyataannya, KJRI Osaka menyebut bahwa peringatan tsunami juga dikeluarkan untuk Prefektur Niigata, Toyama, Yamagata, Fukui, dan Hyogo yang berada di sepanjang pantai Laut Jepang.
Pihak KJRI Osaka pun telah memberikan imbauan bagi WNI yang tersebar di wilayah kerjanya, termasuk mengaktifkan berbagai saluran komunikasi (sosial media dan nomor hotline telepon/WhatsApp) untuk WNI melaporkan dalam kondisi darurat. Hingga saat ini belum ada laporan mengenai WNI yang terdampak.
"KJRI Osaka telah menyampaikan imbauan melalui seluruh kanal media sosial dan pesan melalui grup-grup WNI di wilayah Jepang Barat," lanjut pernyataan itu.
"KJRI terus memantau perkembangan gempa dan tsunami dan kondisi para WNI."
Sementara itu, sebelumnya Direktur PWNI Kemlu RI Judha Nugraha mengatakan bahwa KBRI Tokyo mencatat ada 1.315 WNI yang menetap di Prefektur Ishikawa, lokasi pusat gempa.
Advertisement
WNI: Warga yang Tinggal di Pesisir Diminta Evakuasi Diri
Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) di Kanazawa, Ishikawa bernama Putu Reza mengaku menerima informasi dari media Jepang untuk evakuasi diri.
"Media jepang memerintahkan warga yang di pesisir untuk evakuasi termasuk di Kanazawa," kata Putu Reza kepada Liputan6.com, Senin (1/1/2024).
Putu Reza juga mengaku Kanazawa ini ada di prefecture Ishikawa dan sangat dekat dengan pusat gempa.
"Saya tadi baru check in hotel sama istri. Saat gempa ada di kamar hotel."
"Warning tsunami betul ada khususnya di daerah saya sekarang. Tapi karena transportasi umum seperti kereta dihentikan jadi hanya bisa stay saja," ujar Putu Reza.
Putu Reza juga menggambarkan situasi saat gempa Jepang. Ia mengatakan, setelah gempa pertama terjadi gempa susulan.
"Awalnya ada pengumuman disuruh tunggu di kamar, lalu setelah gempa susulan langsung diminta turun lewat tangga darurat," kata Putu Reza.
"Kondisi sekarang sementara aman terkendali."
Picu Kemungkinan Tsunami
Badan Meteorologi Jepang melaporkan gempa besar terjadi di lepas pantai Prefektur Ishikawa dan daerah sekitarnya tak lama setelah pukul 16.00 waktu setempat.
Peringatan tsunami besar dikeluarkan untuk Ishikawa serta atau peringatan tsunami tingkat rendah untuk seluruh pantai barat Pulau Honshu.
Gempa Jepang terbesar ini mendorong lembaga penyiaran untuk beralih ke program khusus dan menyerukan agar penduduk yang terkena dampak segera mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.
Lembaga penyiaran publik Jepang NHK TV memperingatkan aliran air yang deras bisa mencapai ketinggian 16,5 kaki (5 meter), dan mendesak orang-orang untuk mengungsi ke dataran tinggi atau ke puncak bangunan di dekatnya.
"Kami menyadari rumah Anda, harta benda Anda semuanya berharga bagi Anda, namun hidup Anda lebih penting dari segalanya. Berlarilah ke tempat setinggi mungkin," kata seorang presenter di stasiun televisi NHK kepada pemirsa seperti dikutip dari Daily Mail.
Gelombang tsunami bisa saja kembali terjadi, menurut jaringan televisi tersebut, karena peringatan terus diumumkan hampir satu jam setelah peringatan awal. Adapun tsunami setinggi sekitar 3 kaki (1 meter) melanda sebagian pantai di sepanjang Laut Jepang dengan gelombang yang lebih besar diperkirakan terjadi.
Advertisement