Bandara Frans Seda Maumere Masih Ditutup Dampak Erupsi Gunung Lewotobi

Indikasi abu vulkanik di Bandara Frans Seda Maumere dan penutupan sementara telah dilaporkan kepada Otoritas Bandar Udara Wilayah IV Bali. otoritas Bandara Frans Seda terus melakukan paper test setiap jam untuk mengetahui kondisi di landasan pacu.

oleh Arthur Gideon diperbarui 02 Jan 2024, 09:45 WIB
Bandar Udara Frans Seda, Kabupaten Sikka, NTT ditutup sementara akibat dampak abu vulkanik erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki (Liputan6.com/Ola Keda)

Liputan6.com, Jakarta - Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali erupsi, Senin pagi (1/1/2024) pukul 05.23 Wita. Tinggi kolom abu teramati sekitar 300 meter di atas puncak atau sekitar 1.723 meter dari atas permukaan laut.

Dampak dari erupsi tersebut, Bandara Frans Seda Maumere di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), ditutup sementara untuk penerbangan dari dan ke Maumere.

Kepala Kantor UPBU (Unit Penyelenggara Bandar Udara) Kelas II Bandara Frans Seda Maumere, Partahian Panjaitan menjelaskan, hasil pengamatan di runway pada hari ini negatif, tapi hasil pengamatan BMKG di ruang udara yang menjadi lintasan pesawat itu masih menunjukkan terdampak.

 

"Artinya masih ada abu vulkanik di atas. Oleh karena itu hari ini pun masih kami lakukan penutupan sementara," kata dia dikutip dari Antara, Selasa (2/1/2024).

Partahian Panjaitan menyampaikan penutupan sementara harus dilakukan mengingat pentingnya keselamatan penerbangan saat ini.

Jika abu vulkanik mengenai mesin pesawat, kata dia, dapat berakibat fatal dan berdampak pada keselamatan. "Paling utama itu keselamatan penerbangan, sehingga kami putuskan sementara ditutup," ucapnya.

Paper Test Tiap Jam

Ia mengatakan indikasi adanya abu vulkanik di bandara dan penutupan sementara itu telah dilaporkan kepada Otoritas Bandar Udara Wilayah IV Bali. Pihaknya pun terus melakukan paper test setiap jam untuk mengetahui kondisi di landasan pacu.

Selain itu informasi BMKG pun diterbitkan secara berkala sehingga menjadi dasar untuk pembukaan atau penutupan layanan penerbangan di bandara tersebut.

"Yang paling utama itu hasil dari BMKG karena bisa saja abu itu tidak sempat turun ke bawah tapi bergerak di atas. Kriteria utama itu hasil BMKG," kata dia.

"Kalau sudah tidak terdampak lagi, kami akan buka lagi," ujarnya.


Belasan Desa Rawan Terjangan Lahar hingga Awan Panas Erupsi Gunung Lewotobi,

Warga dari sejumlah desa mengungsi di posko kantor Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, pasca gunung Lewotobi Laki-laki kembali erupsi (Liputan6.com/Ola Keda)

Sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melalui Balai Pemantauan Gunung Api dan Mitigasi Bencana Gerakan Tanah Nusa Tenggara sudah memetakan beberapa desa yang masuk Kawasan Rawan Bencana (KRB) erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki yang berada di Kabupaten Fores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kepala Balai Pemantau Gunung Api dan Mitigasi Gerakan Tanah Wilayah Nusa Tenggara, Zakarias Ghele Raja mengatakan KRB I terdiri dari lima desa dan tujuh dusun, sedangkan KRB II terdiri dari dua desa dan dua dusun.

"Dari pemetaan KRB I bahwa, ada potensi desa dilanda aliran masa (lahar), serta berpotensi tertimpa hujan abu dan lontaran batu pijar," ujarnya kepada Liputan6.com, Senin 1 Januari 2024.

Ia mengatakan, desa dan dusun dengan radius tujuh kilometer dari gunung api itu antara lain Desa Boru, Dusun Watupodor, Dusun Kumaebang, Desa Hokeng Jaya, Dusun Hokeng, Dusun Wolorona, Dusun Padang Pasir, Desa Riangbari, Dusun Buranilang, Dusun Lewobawang, dan Desa Nurabelen, serta Desa Dulipali.

Selain itu, KRB II diperuntukkan bagi desa dengan radius lima kilometer yakni Dusun Bawalatang, Dusun Goloriang, Desa Klatanlo, dan Desa Nawokote.

Desa dan dusun itu, kata dia, berpotensi terlanda awan panas, aliran lava dan guguran lava. Desa dan dusun itu juga berpotensi tertimpa lontaran batu pijar dan hujan abu lebat.

Ia mengimbau agar masyarakat serta pengunjung atau wisatawan untuk membatasi aktivitas atau tidak berlama-lama dan tidak bermalam di area kawah aktif, serta tidak mendekati lubang tembusan gas yang berada di sekitar kawah untuk menghindari potensi bahaya gas beracun.

"Masyarakat tetap tenang, namun waspada, sembari mengikuti arahan dari pemerintah daerah setempat," tandasnya.


Naik Status Siaga

Warga dari sejumlah desa mengungsi di posko kantor Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, pasca gunung Lewotobi Laki-laki kembali erupsi (Liputan6.com/Ola Keda)

Situs Magma ESDM menyebut, tinggi kolom abu teramati sekitar 300 meter di atas puncak atau sekitar 1.723 meter dari atas permukaan laut.

Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah barat laut. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 18.2 mm dan durasi 53 detik.

Sementara Pos Pemantauan Gunung Lewotobi Laki-Laki di Desa Pululera, mengupdate status gunung dari Waspada ke Siaga.

"Penyampaian peningkatan tingkat aktivitas Gunung Lewotobi Laki-Laki dari Level II (Waspada) ke Level III (Siaga)," demikian bunyi keterangan itu.

Masyarakat sekitar kembali diimbau untuk tidak beraktivitas atau berada dalam radius 2 kilo meter dari pusat Gunung Lewotobi Laki-Laki, serta tidak mendekati lubang tembusan gas yang berada di sekitar kawah untuk menghindari potensi gas beracun.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya