Ma’ruf Amin Ungkap 3 Hal Penting untuk Majukan Pasar Modal Indonesia saat Buka Perdagangan 2024

Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia Ma'ruf Amin membuka perdagangan perdana di BEI pada Selasa, 2 Januari 2024.Berikut sejumlah tiga yang disampaikan Wapres Ma'ruf Amin untuk pasar modal Indonesia.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 02 Jan 2024, 11:59 WIB
Peresmian pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa, 2 Januari 2024. (Foto: Liputan6.com/Elga N)

Liputan6.com, Jakarta - Perdagangan pasar modal perdana 2024 secara resmi dibuka oleh Wakil Presiden (wapres) Republik Indonesia Ma'ruf Amin pada Selasa, 2 Januari 2024. 

Dalam sambutannya, Ma’ruf Amin menuturkan, kondisi perekonomian global dewasa ini menunjukkan perkembangan yang lebih bervariasi. Saat pertumbuhan ekonomi kebanyakan negara maju terus merosot, sebagian negara lainnya termasuk Indonesia justru mampu mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang baik. 

"Pada saat yang sama, agenda-agenda strategis yang akan membentuk wajah dunia di masa mendatang juga masih berjalan. Negara-negara terus bergulat dengan penguasaan teknologi artifisial, percepatan transisi energi, serta berbagai ikhtiar guna mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan,” ujar dia dalam acara Peresmian Pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2024 di Jakarta, Selasa (2/1/2023). 

Di sisi lain, ia menuturkan, gejolak perekonomian global akibat tekanan inflasi, fluktuasi harga komoditas, maupun fragmentasi geopolitik, jelas menuntut antisipasi serta respons kebijakan yang fleksibel, terukur, sekaligus andal, khususnya di bidang fiskal dan moneter

Ia melanjutkan, secara keseluruhan, tahun ini masih menunjukkan tanda-tanda optimisme. Data BPS mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2023 mencapai hampir 5% (year-on-year). 

"Terlebih jika mengaca pada kinerja pasar modal Indonesia sepanjang tahun 2023, maka kita pun sepantasnya optimis. Selain stabilitas pasar modal yang terjaga, pertumbuhan positif nampak dari meningkatnya aktivitas perdagangan, jumlah penghimpunan dana, serta jumlah investor ritel. Investor ritel pasar modal yang kini mencapai 12 juta lebih, mengindikasikan adanya partisipasi masyarakat yang kian baik,” imbuhnya. 

 


3 Hal untuk Majukan Pasar Modal Indonesia

Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih naik, namun tak lama kemudian, IHSG melemah 2,3 poin atau 0,05 persen ke level 5.130, 18. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dia bilang, berbagai prestasi bursa efek juga diharapkan memberi suntikan optimisme yang lebih besar lagi, bagi pelaku pasar modal maupun masyarakat luas. Dengan eksekusi strategi dan kebijakan yang tepat, ia pun meyakini pasar modal Indonesia mampu berkinerja lebih cerah.

"Keberhasilan kinerja Bursa Efek Indonesia (BEI) tidak terlepas dari sinergi semua pemangku kepentingan dan lembaga otoritas, termasuk Otoritas Jasa Keuangan (OJK), melalui peningkatan kualitas produk dan layanan, serta penguatan ekosistem pasar modal Indonesia,” kata dia. 

Di samping itu, ia menyampaikan tiga hal penting dalam rangka memajukan pasar modal Indonesia. Pertama, tingkatkan inovasi dan pemanfaatan teknologi digital dalam layanan kepada para investor di pasar modal. Pengaplikasian teknologi dan digitalisasi memainkan peran penting, termasuk pada pendalaman pasar modal.

Selain memperluas basis investor maupun emiten, pemanfaatan platform digital akan semakin mempermudah akses pasar modal dan menarik minat masyarakat, khususnya generasi muda dan milenial.

"Untuk itu, para pelaku pasar modal terkait mesti didorong agar terus mengembangkan produk dan layanan yang lebih ramah digital,” imbuhnya. 

Kedua, optimalkan dan kembangkan potensi pembiayaan melalui pasar modal dengan peningkatan literasi kepada masyarakat.

 


Bursa Tak Lagi Eksklusif untuk Korporasi Besar

Layar indeks harga saham gabungan menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Perdagangan bursa saham 2018 dibuka pada level 6.366 poin, angka tersebut naik 11 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Bursa tidak lagi eksklusif milik korporasi besar, tapi juga rumah pendanaan bagi usaha kecil dan menengah (UKM). Untuk itu, BEI diminta tidak terjebak dalam zona nyaman, tapi membuat terobosan agar UKM bisa memperoleh akses pembiayaan dari pasar modal.  

Di samping itu, peningkatan edukasi dan literasi kepada masyarakat seyogianya terus menjadi agenda kerja BEI dan pemangku kepentingan, baik lewat jalur pendidikan formal maupun informal.

Pemahaman yang semakin baik terhadap investasi, berbanding lurus dengan kecakapan investor dalam pengambilan keputusan investasi, termasuk investasi di pasar modal. 

Terkait peningkatan literasi keuangan, OJK berperan krusial, khususnya dalam penyiapan strategi dan kebijakan yang inklusif dan berkelanjutan. OJK juga diharapkan terus mendorong perluasan dan pemerataan akses keuangan, terutama produk pasar modal.

 


Perluas Jejaring

Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Ketiga, perluas jejaring dan sinergi pemangku kepentingan guna mendorong peningkatan perdagangan saham di BEI.

BEI dan Self-Regulatory Organization (SRO) dengan dukungan OJK agar mempertahankan operasional perdagangan secara maksimal, serta terus menciptakan ekosistem pasar modal yang kondusif dan menarik bagi investor lokal maupun asing.

"Secara khusus, BEI diharapkan mampu meningkatkan likuiditas perdagangan saham, termasuk aktivitas perdagangan saham dan frekuensi transaksi, serta senantiasa mengedepankan prinsip akuntabilitas, transparansi dan tata kelola yang baik. Tingkatkan partisipasi semua pemangku kepentingan untuk turut mempromosikan pasar modal Indonesia dan memanfaatkan beragam media digital dalam edukasi pasar modal,” jelasnya. 

Ia juga menyampaikan apresiasi kepada OJK, BEI, beserta segenap pemangku kepentingan pasar modal Indonesia atas pencapaian kinerja yang tinggi. 

"Sekali lagi, faktor-faktor global yang berpotensi mendatangkan risiko terhadap perekonomian Indonesia, termasuk bursa efek, sepatutnya terus kita cermati dan navigasi dengan tepat. Lebih dari itu, mari kita songsong tahun ini dengan penuh optimisme, penuh semangat, dan diikuti kerja keras, agar pembangunan negeri ini mencapai tujuan mulianya,” tandasnya. 

 

 

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya