Lawan Pariwisata Massal, Venesia Segera Larang Penggunaan Loudspeaker

Sebelum melarang penggunaan loudspeaker, Venesia telah lebih dulu meluncurkan kebijakan biaya masuk bagi turis yang berkunjung harian pada musim panas 2024.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 02 Jan 2024, 11:01 WIB
Seekor burung camar berdiri di Jembatan Rialto di Venesia, pada 21 Mei 2021. (Marco Bertorello / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Venesia makin ketat mengelola sektor pariwisatanya demi mengatasi pariwisata massal. Otoritas setempat kembali meluncurkan kebijakan baru yang di dalamnya melarang penggunaan loudspeaker dan membatasi kuota rombongan walking tour maksimal 25 turis saja.

Mengutip laman CNN, Selasa (2/1/2023), rombongan turis itu juga akan dilarang berhenti di jalanan sempit, di jembatan, maupun di lorong-lorong. Peraturan baru, yang semakin membatasi aktivitas wisata di kota penuh sesak itu, akan mulai berlaku di pusat bersejarah serta Pulau Murano, Burano, dan Torcello pada Juni 2024, demikian pernyataan di situs web kota Venesia.

"Rombongan tidak boleh lebih dari 25 orang, yaitu setengah dari penumpang bus wisata. Penggunaan pengeras suara yang dapat menyebabkan kebingungan dan gangguan juga dilarang," kata pernyataan itu.

Resolusi tersebut harus diajukan ke Dewan Kota sebelum diterapkan. Anggota dewan keamanan Elisabetta Pesce menggambarkan pembangunan tersebut sebagai 'langkah penting yang bertujuan untuk meningkatkan manajemen kelompok' serta 'mempromosikan pariwisata berkelanjutan dan menjamin perlindungan dan keamanan kota'.

Museum Venesia sudah membatasi rombongan hingga 25 orang. Simone Venturini, anggota dewan pariwisata kota tersebut, mengatakan langkah ini sebagai bagian dari kerangka intervensi yang lebih luas yang bertujuan untuk meningkatkan pengelolaan pariwisata di Venesia, menciptakan keseimbangan yang lebih baik antara kebutuhan penduduk dan kebutuhan pengunjung.

 

Sebelumnya, pemerintah Kota Venesia, Italia, memberlakukan biaya masuk bagi para wisatawan yang berkunjung selama satu hari, mulai 2024. Dilansir dari CNN, Jumat, 24 November 2023, pemerintah kota Venesia juga sudah menyetujui tanggal dan harga biaya masuk untuk destinasi wisata yang terdaftar di UNESCO itu.


Biaya Masuk Venesia

Wali Kota Luigi Brugnaro menyambut baik keputusan tersebut sebagai bukti bahwa "Venesia tidak dalam bahaya," dan menyebut rekomendasi para ahli itu "menyesatkan." (AP Photo/Luca Bruno)

Akan ada 29 hari yang terkena dampak aturan tersebut, antara bulan April hingga Juli 2024. Biaya masuknya tetap sebesar 5 euro atau sekitar Rp84,8 ribu pada hari apa pun saat biaya harus dibayarkan. Besaran biaya yang telah diperdebatkan sebelumnya tidak diberlakukan pada 2024 dan tidak akan ada pengurangan biaya.

Sementara sebagai percobaan, untuk aturan tersebut mencakup bulan April hingga pertengahan Juli 2024. Periode 26 April hingga 5 Mei mengawali musim, yang dilanjutkan setiap hari Sabtu dan Minggu dari Mei hingga 14 Juli. Tanggal 1--2 Juni tidak termasuk dan tanggal untuk sisa tahun ini belum ditentukan.

Biaya ini harus dibayar siapa pun yang memasuki kota mulai pukul 08.30--16.00 sore. Program biaya masuk ini akan dikelola melalui platform online yang akan mengeluarkan "tiket" berupa kode QR yang mengonfirmasi pembayaran atau pengecualian pembayaran.

Selain via online, juga akan ada kios di kota tersebut yang juga diperuntukan untuk membayar biaya masuk. Pengunjung dapat mendaftar secara online mulai 16 Januari 2024. Mereka yang mengklaim pengecualian juga harus mendaftar untuk mendapatkan kode QR, termasuk tamu yang menginap. Singkatnya, semua wisatawan berusia 14 tahun ke atas yang tidak bermalam di kota harus membayar. 


Kelompok yang Dikecualikan

Venesia pada hari Kamis kembali lolos dari daftar situs warisan dunia yang terancam punah versi UNESCO, yang mengundang sorak-sorai kemenangan dari sang wali kota. (AP Photo/Luca Bruno)

Tamu yang bermalam di kota tersebut juga harus mendaftar secara online, untuk mendapatkan kode QR yang menunjukkan pengecualian pembayaran untuk mereka. Juru bicara dewan mengatakan kepada CNN bahwa hotel lokal kemungkinan akan mengatur kode untuk tamu mereka. Jika tidak, pengunjung harus mendaftarkan pengecualiannya sebelum kedatangan.

Ada pengecualian lain untuk skema ini, meskipun siapa pun yang dikecualikan tetap harus membawa kode QR yang membuktikan hal tersebut. Penduduk kota dan orang yang lahir di Venesia juga diwajibkan untuk menunjukkan bukti tempat tinggal atau kelahiran.

Orang yang memiliki properti di kota dan membayar pajak properti, pelajar, dan penumpang yang bekerja di Venesia juga harus mendaftar di platform online baru untuk mendapatkan kode QR jangka panjang yang valid untuk tahun tersebut. Mereka yang mengunjungi kota untuk keperluan bisnis atau studi jangka pendek juga dikecualikan, tetapi harus mendaftar untuk mendapatkan kode QR harian. 

Hal yang sama berlaku bagi wisatawan yang bermalam di Kotamadya Venesia yang lebih luas, mencakup Mestre di daratan. Begitu pula dengan mereka yang mengunjungi penduduk di tempat yang dijuluki "Kota Tua", yaitu pusat bersejarah Venesia.


7 Titik Masuk

Namun juga cemoohan dari para pencinta lingkungan dan ilmuwan yang khawatir akan dampak pariwisata massal dan perubahan iklim di kota laguna bertingkat tersebut. (AP Photo/Luca Bruno)

 

Anak-anak di bawah 14 tahun juga tidak akan membayar, begitu pula orang-orang dengan "disabilitas tersertifikasi", serta pengasuh mereka. Namun, mereka tetap harus memesan dan menerima kode QR secara gratis.

Akan ada tujuh titik akses utama dan pemeriksaan tiket, termasuk bandara, stasiun kereta api dan bus, pelabuhan Fusina, serta tepi laut Fondamente Nove dan Riva degli Schiavoni, yang menjadi tempat banyak kapal berlabuh. Seorang juru bicara dewan menegaskan bahwa pos-pos tersebut bukan satu-satunya pos pemeriksaan, namun ia tidak dapat mengatakan di mana pos-pos lainnya akan berada.

Pada 2024, kota ini telah membebaskan biaya bagi mereka yang bepergian ke sebagian besar pulau laguna, termasuk pusat pengunjung Murano dan Burano, serta Lido, yang merupakan rumah bagi pantai-pantai kota tersebut. Namun, sebagian besar pengunjung ke Murano dan Burano tetap harus membayar biayanya, lantaran sebagian besar tiba dengan menaiki feri vaporetto dari pusat kota.

Orang yang transit melalui Piazzale Roma (terminal bus), Tronchetto, atau Stazione Marittima (tempat kapal pesiar kecil masih berlabuh) akan dikecualikan, selama mereka tidak menyeberang ke "Kota Tua". Denda akan berkisar dari 50 euro sekitar Rp849 ribu hingga 300 euro sekitar Rp5 juta, per orang.

Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya