Profil Lee Jae Myung, Pemimpin Oposisi Korsel yang Ditikam Ketika Diwawancarai Wartawan

Pemimpin Oposisi Korea Selatan Lee Jae Myung baru-baru ini mengalami penikaman pada bagian leher ketika diwawancarai wartawan.

oleh Natasa Kumalasah Putri diperbarui 02 Jan 2024, 17:39 WIB
Lee ditikam di bagian leher hingga mengalami luka-luka, dan pelaku penikaman telah ditangkap di lokasi. (YONHAP / AFP)

Liputan6.com, Bandung - Baru-baru ini kabar mengejutkan datang dari Korea Selatan di mana pemimpin oposisi Korea Selatan (Korsel) Lee Jae Myung ditusuk tepat di bagian lehernya. Diketahui peristiwa tersebut terjadi ketika Lee Jae Myung tengah menjawab pertanyaan wartawan di Kota Pelabuhan Busan.

Selain itu, peristiwa penikaman tersebut terekam langsung oleh kamera wartawan yang tengah mewawancarai Lee Jae Myung. Adapun pelaku penikaman berhasil ditangkap saat itu juga di lokasi.

Melansir dari Yonhap Lee mengalami penusukan pada bagian sisi kiri lehernya dan langsung dilarikan ke ruang gawat darurat di Rumah Sakit Universitas Nasional Busan. Diduga pelaku berusia sekitar 50 tahunan dan saat kejadian mengenakan mahkota kertas biru.

Lee Jae Myung diserang menggunakan senjata tajam pada Selasa (2/1/2024), sekitar pukul 10.27 waktu setempat. Diketahui, Lee sedang berada di lokasi untuk mengunjungi lokasi pembangunan bandara baru di area Pulau Gadoek, Busan.

Setelah mengalami penusukan Lee langsung tumbang dan orang-orang sekitar langsung menolongnya. Lee juga dalam keadaan masih sadar meski lehernya mengalami pendarahan.

Saat ini identitas hingga motif yang dilakukan oleh pelaku masih belum diketahui secara pasti.


Profil Lee Jae Myung

Pemimpin partai oposisi Korea Selatan Lee Jae-myung saat berkunjung ke Busan pada Selasa 2 Januari 2024, sebelum insiden penikaman. (AP)

Melansir dari beberapa sumber Lee Jae Myung merupakan pemimpin oposisi Korea Selatan yang berseberangan dengan pemimpin Korea Selatan yang saat ini tengah menjabat yaitu Presiden Yoon Suk Yeol.

Lee Jae Myung lahir pada tanggal 13 Juni 1964 di Andong, Gyeongsangbuk-do, Korea Selatan. Ia juga merupakan lulusan dalam bidang hukum di Universitas Chung-Ang pada 1982.

Pria berusia 59 tahun ini awalnya dikenal sebagai pengacara hak asasi manusia dan aktivis sipil di Korea Selatan. Kemudian ia mengawali karier politiknya dengan menjadi aktivis komunitas untuk Partai Demokrat Korea Selatan.

Setelah itu, Lee mencalonkan diri sebagai wali kota Seongnam pada 2006 namun dalam pencalonan tersebut ia tidak berhasil menang. Kemudian, pada 2010 Lee Jae Myung kembali mencalonkan diri dan berhasil menang hingga menjabat selama dua periode.


Perjalanan Karier Lee Jung Myung

Lee Jae Myung, ditikam saat sedang berbicara dengan wartawan dalam kunjungan ke kota pelabuhan Busan. (Sohn Hyung-joo/Yonhap via AP)

Pada pemilihan kepala daerah serentak tahun 2018 Lee Jae Myung berhasil terpilih menjadi Gubernur Provinsi Gyeonggi. Kemudian pada 2022 ia ditetapkan sebagai Pemimpin Partai Demokrat.

Setelah itu Lee Jae Myung dipilih untuk menjadi calon presiden dari Partai Demokrat pada pemilihan umum 2022. Namun dalam pemilihan tersebut Lee Jae Myung kalah ketika melawan Presiden Yoon Suk Yeol dari Partai Kekuatan Rakyat.

Sebelum terjun menjadi wali kota Lee Jae Myung pernah membagun sebuah Pusat Medis di Kota Seongnam. Adapun setelah menjabat ia membuat kebijakan moratorium atau penundaan utang oleh pemerintah Seongnam.

Kebijakan tersebut dibuat karena menurut Lee Jae Myung keuangan kota rusak karena pemerintah rela berutang demi pembangunan. Kemudian ia memperkenalkan tiga kebijakan kesejahteraan yang utama.

Di antaranya termasuk seragam sekolah gratis, pusat perawatan publik pascakelahiran, hingga dividen atau penghasilan remaja.


Kontroversi Lee Jae Myung

Pemimpin Oposisi Korea Selatan Lee Jae Myung Hadiri Sidang Surat Perintah Penangkapan di Pengadilan Seoul

Ketika berkarier dalam dunia politik Lee Jae Myung pernah terseret beberapa kasus kontroversial. Misalnya saja saat ini ia tengah menjalani persidangan dalam kasus dugaan suap pada sebuah proyek pembangunan ketika ia menjabat jadi wali kota Seongnam.

Lee diketahui menepis tuduhan bahwa ia menerima suap dan menyatakan bahwa ia tidak bersalah. Lee juya menyebutkan bahwa dakwaan tersebut merupakan “fiksi” dan “konspirasi politik”.

Meskipun begitu Lee kabarnya akan maju kembali dalam pemilu Presiden 2027 dan ia termasuk dalam calon yang kuat dan mempunyai dukungan suara tertinggi di antara masyarakat Korea Selatan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya