Cerita Ruang Pintar PNM untuk Anak Indonesia

Tantangan yang ada di daerah pelosok Indonesia, masih banyak anak-anak yang terpaksa berhenti belajar di masa pandemi.

oleh Tim Regional diperbarui 13 Jan 2024, 20:05 WIB
Ruang Pintar PNM. (Liputan6.com/ ist)

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Covid-19 berdampak besar terhadap perubahan peradaban global terutama dalam percepatan digitalisasi dikarenakan penggunaan teknologi yang menjadi solusi di tengah keterbatasan interaksi.

Hal ini dapat berjalan dengan baik jika ada kesiapan infrastruktur dan literasi. Namun, tidak dipungkiri bahwa masih banyak lapisan masyarakat yang tertinggal dengan terbatasnya akses.

Salah satu isu yang cukup krusial adalah kegiatan belajar mengajar pada anak usia wajib belajar. Melihat lebih dekat tantangan yang ada di daerah pelosok Indonesia, masih banyak anak-anak yang terpaksa berhenti belajar di masa pandemi.

Riset yang dilakukan oleh TNGlobal menunjukkan dari total responden bahwa 49% mengaku tidak meratanya subsidi untuk fasilitas belajar dan 70% mengalami kesulitan akses internet.

"Dari 15 juta nasabah kami saja masih sekitar 40% yang punya smart phone, proses untuk PNM juga dalam digitalisasi UMKM. Bagaimana dengan proses pembelajaran daring anak dari nasabah kami? Kan itu jadi perhatian kami juga," kata Direktur Utama Arief Mulyadi, Selasa (2/2/2024).

Memperhatikan 'jurang digital' pada pendidikan di Indonesia, PNM menunjukkan kepedulian dengan menghadirkan Ruang Pintar di berbagai pelosok daerah Indonesia.

Bekerja sama dengan salah satu Non-profit Organization (NPO), SOS Childern’s Villages Indonesia, kini sudah ada 135 Ruang Pintar yang telah diresmikan dan beroperasi dengan baik.

Ruang Pintar menyediakan kelas untuk 25-35 anak dengan fasilitas buku, alat tulis, komputer dan internet untuk melakukan pembelajaran daring.

Mayoritas diperuntukan bagi anak dari Nasabah PNM, tetapi beberapa Ruang Pintar juga ada yang menerima anak dari warga setempat.

Berkomitmen dalam pilar Community Development di Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Perusahaan, Mira Damayanti, Kepala Divisi JMT, menekankan bahwa aksi tersebut harus lebih dari tanggung jawab, tetapi goodwill perusahaan kepada Nasabah PNM.

"Program comdev PNM harus dipastikan tepat guna. Maka dari itu, Ruang Pintar sendiri hadir karena tinjauan kami yang panjang di lapangan menemui ibu-ibu nasabah dan keluhannya selama pandemi," ujarnya.

Ruang Pintar Blondo di Magelang, Jawa Tengah, bicara banyak soal dampak baik program ini terhadap masyarakat sekitar. Saat masih pandemi lalu, benar-benar dirasa manfaat kehadirannya, sekarang situasi sudah normal kembali.

"Ruang Pintar dengan berbagai kegiatannya, pendampingan pembelajaran dengan kurikulum yang sangat menarik, benar-benar bagaikan oase di padang gurun," jelas pengurus Ruang Pintar Blondo, Budi Susilo.

 

 

 

 

 

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya