Liputan6.com, Yogyakarta - Langit bumi akan dihiasi berbagai fenomena astronomi 2024. Fenomena astronomi tersebut berupa hujan meteor, supermoon, dan gerhana.
Menariknya, beberapa fenomena astronomi tersebut bisa disaksikan secara langsung di Indonesia. Agar tidak terlewatkan, berikut 16 fenomena astronomi sepanjang 2024 yang dikutip dari berbagai sumber.
1. Hujan Meteor Quadrantid
Puncak hujan meteor Quadrantid akan terjadi pada 3 hingga 4 Januari 2024. Fase hujan meteor Quadrantid terjadi saat Bumi melewati puing-puing sisa asteroid 2003 EH1.
Baca Juga
Advertisement
Hujan meteor tahunan ini dimulai pada 28 Desember 2023 hingga 12 Januari 2024. Sejumlah pengamat menilai, hujan meteor Quadrantid adalah hujan meteor terbaik sepanjang 2024, karena kurangnya paparan cahaya bulan.
Pada fase puncak, akan terlihat puluhan meteor setiap jam. Tentunya kondisi ini juga dipengaruhi kondisi langit cerah dan polusi cahaya minimal.
Wolf Moon
2. Wolf Moon
Bulan purnama wolf moon akan terjadi pada 25 Januari 2024. Fenomena wolf moon menjadi yang pertama pada 2024.
Istilah wolf moon atau bulan serigala sesuai dengan penanggalan petani Amerika untuk periode waktu ketika penduduk asli Amerika memperhatikan serigala melolong kelaparan.
3. Snow Moon
Tidak hanya wolf moon, fenomena astronomi snow moon juga akan terjadi pada 24 Februari 2024. Pada fase purnama kedua tahun 2024 ini, bulan akan tampak lebih kecil dan kurang cerah.
Pasalnya, bulan berada pada salah satu titik terjauhnya dari Bumi dan dikenal sebagai bulan mikro. Julukan bulan purnama snow moon muncul karena jatuh pada Februari, bulan dingin dengan banyak salju di utara khatulistiwa.
Advertisement
Gerhana Bulan Penumbra
4. Gerhana Bulan Penumbra
Fenomena astronomi selanjutnya adalah gerhana Bulan penumbra yang terjadi pada 25 Maret 2024. Gerhana Bulan penumbra sendiri terjadi ketika sebagian cahaya Matahari yang menuju Bulan terhalang Bumi.
Sementara Bulan purnama pada fase gerhana ini disebut sebagai Worm Moon. Peristiwa ini akan terjadi di sekitar wilayah Amerika, Eropa Barat, dan Afrika Barat.
5. Gerhana Matahari Total
Gerhana Matahari terjadi dikarenakan Bulan akan sepenuhnya menghalangi cahaya Matahari yang menuju Bumi. Puncak gerhana matahari yang terjadi pada 8 April 2024 ini diperkirakan akan berlangsung kurang dari 10 menit.
Gerhana matahari ini akan terlihat dari Amerika Utara dari jalur yang terbentang di Amerika Serikat bagian barat daya, lalu ke bagian tengah dan timur laut negara hingga ke Kanada bagian timur.
6. Hujan Meteor Lyrid
Hujan meteor Lyrid terjadi mulai 16 hingga 25 April setiap tahunnya. pada 2024 ini, puncak fenomena tersebut terjadi pada 21 hingga 22 April 2024.
Fenomena ini terjadi saat Bumi melintasi puing-puing luar angkasa dari komet C/1861 G1 Thatcher. Namun, kecerahan bulan yang cukup tinggi menyebabkan fenomena ini sedikit sulit untuk diamati.
Hujan meteor Lyrid tetap dapat teratami secara samar dari bumi bagian utara.
Pink Moon
7. Pink Moon
Pink moon juga akan terjadi pada 23 April 2024. Meski bernama pink moon, bulan ini tidak akan tampak berwarna pink atau merah muda.
Nama dari bulan purnama ini dikarenakan pada April, biasanya bertepatan dengan tumbuhnya bunga pertama di musim semi.
8. Hujan Meteor Eta Aquarid
Hujan meteor Eta Aquarids akan terjadi pada 6 hingga 7 Mei 2024. Fenomena astronomi ini biasanya menghasilkan sekitar 60 meteor per jam.
Hujan meteor jenis ini akan terjadi sangat cepat dan terang. Pada 2024, pemandangan fenomena ini akan lebih baik dibandingkan beberapa tahun sebelumnya karena cahaya bulan minimal.
Pemandangan terbaik untuk melihat eteor Eta Aquarids adalah dari belahan Bumi selatan.
9. Hujan meteor Delta Aquariid Selatan
Puncak hujan meteor Delta Aquariid Selatan akan terjadi pada 21 Juli hingga 23 Agustus 2024. Hujan meteor ini berasal dari Marsden dan Kracht.
Diperkirakan, hujan meteor Delta Aquariid Selatan dapat menghasilkan lebih dari 20 meteor per jam pada fase puncak 30 Juli 2024. Menariknya, Mars dan Jupiter diperkirakan akan muncul dekat bulan dan terlihat sepanjang malam saat hujan meteor Delta Aquariid Selatan.
10. Hujan meteor Perseid
Puncak hujan meteor Perseid berlangsung dari 12 Agustus 2024 malam hingga 13 Agustus 2024 pagi. Hujan meteor ini dihasilkan ketika Bumi melintasi puing-puing yang tertinggal dari Komet Swift-Tuttle.
Nantinya, pengamat dapat melihat hingga 100 meteor per jam saat puncak hujan meteor Perseid ini.
Advertisement
Supermoon Sturgeon Moon
11. Supermoon Sturgeon Moon
Supermoon adalah fenomena Bulan purnama yang berada di posisi perigee atau titik terdekat dengan Bumi. Julukan Sturgeon Moon berasal dari ikan sturgeon putih di Amerika Latin yang lebih mudah ditangkap pada masa ini.
Saat supermoon, bulan akan tampak lebih terang dan besar dari bulan rata-rata.
12. Gerhana Bulan Sebagian
Gerhana Bulan sebagian juga akan terjadi pada 18 Agustus 2024. Fenomena astronomi ini terjadi karena sebagian penampang Bulan tertutupi oleh Bumi dari cahaya Matahari.
Peristiwa ini akan dimulai tepat setelah jam 10 malam ketika Bulan melewati bayangan Bumi.
13. Gerhana Matahari Cincin
Pada 2 Oktober 2024, akan ada fenomena gerhana Matahari cincin yang terjadi ketika Bumi, Bulan, dan Matahari berada di satu garis. Akibatnya, cahaya Matahari akan tertutupi oleh Bulan dan Bumi menjadi gelap.
14. Hujan Meteor Draconid
Hujan meteor Draconid terjadi mulai 6 hingga 10 Oktober 2024, dengan waktu puncaknya pada malam tanggal 8 Oktober 2024. Hujan meteor ini berasal dari puing-puing luar angkasa yang ditinggalkan oleh komet kecil 21P/Giacobini-Zinner.
Komet kecil biasanya hanya menghasilkan sekitar beberapa meteor per jam. Dibandingkan peristiwa lain, komet ini lebih aktif dan dapat memicu lebih dari 100 meteor.
15. Hujan Meteor Orionid
Hujan meteor Orionid berlangsung dari 2 Oktober hingga 7 November 2024. Puncak dari hujan meteor ini terjadi pada 21 hingga 22 Oktober 2024.
Beberapa orang menganggap Orionid sangat istimewa karena meteor tersebut sebenarnya adalah bagian dari Komet 1P/Halley yang hanya melewati Bumi setiap 75 hingga 76 tahun sekali.
16. Hujan Meteor Geminid
Hujan meteor Geminid akan terjadi pada 13 hingga 14 Desember. Hujan meteor ini berasal dari asteroid 3200 Phaethon berlangsung pada 4 hingga 17 Desember 2024.
Puncak dari hujan meteor ini bisa diamati dari seluruh dunia, termasuk Indonesia. Hujan meteor Geminid menghasilkan sekitar 120 meteor per jam.