Liputan6.com, Jakarta - Kasus dugaan penganiayaan dilakukan oknum anggota TNI terhadap relawan pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Ganjar Pranowo-Mahfud Md di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
Kepala Penerangan Kodam IV/ Diponegoro, Kolonel Richard Harison pun menyampaikan, ada enam oknum anggota TNI yang telah ditetapkan sebagai tersangka kasus duhaan pengeroyokan tersebut.
Advertisement
"Berdasarkan alat bukti dan keterangan terperiksa, penyidik Denpom IV/4 Surakarta telah mengerucutkan keenam pelaku. Keenam oknum anggota TNI yang telah berstatus tersangka itu masing-masing Prada Y, Prada P, Prada A, Prada J, Prada F, dan Prada M," kata Richard dilansir dari Antara, Selasa 2 Januari 2024.
Sejumlah pihak angkat bicara terkait kasus dugaan pengeroyokan terhadap relawan Ganjar-Mahfud tersebut. Salah satunya Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Projo yang menyesalkan peristiwa penganiayaan.
Organisasi kemasyarakatan (ormas) pendukung Joko Widodo alias Jokowi itu mengajak seluruh elemen masyarakat menyambut pesta demokrasi dengan damai dan menggembirakan.
"Kami menyesalkan kejadian di Boyolali, Jawa Tengah. Kami berharap seluruh rakyat Indonesia menahan diri dan bersama-sama mewujudkan pemilu damai," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Projo, Handoko, dalam keterangannya, Minggu 31 Desember 2023.
Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud Md, Chico Hakim juga turut angkat bicara. Dia meminta Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) ikut mengusut kasus penganiyaan relawan Ganjar-Mahfud oleh oknum anggota TNI di Boyolali, Jawa Tengah. Chico berharap kasus penganiayaan seperti itu tak terulang lagi.
"Terkait penganiayaan oleh aparat TNI, kami juga mendesak Komnas HAM untuk mengambil sikap dan bertindak sesuai kapasitasnya untuk turut mengusut kejadian hingga tuntas," ujar Chico dalam keterangannya, Senin 1 Januari 2024.
Berikut sederet respons sejumlah pihak terkait kasus dugaan penganiayaan yang dialami relawan Ganjar-Mahfud Md oleh oknum anggota TNI di Boyolali, Jawa Tengah dihimpun Liputan6.com:
1. Projo Sesalkan Adanya Penganiayaan
Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Projo menyesalkan peristiwa penganiayaan terhadap lima orang relawan calon presiden dan calon wakil Presiden nomor urut tiga Ganjar Pranowo-Mahfud Md di Boyolali, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu. Kelima relawan Ganjar-Mahfud itu dianiaya oleh sejumlah oknum TNI.
Organisasi kemasyarakatan (ormas) pendukung Joko Widodo alias Jokowi itu mengajak seluruh elemen masyarakat menyambut pesta demokrasi dengan damai dan menggembirakan.
"Kami menyesalkan kejadian di Boyolali, Jawa Tengah. Kami berharap seluruh rakyat Indonesia menahan diri dan bersama-sama mewujudkan pemilu damai," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Projo, Handoko, dalam keterangannya, Minggu 31 Desember 2023.
Berdasarkan video yang viral di media sosial, peristiwa tersebut terjadi di depan Markas Kompi B Yonif Raider 408/SBH di Jalan Perintis Kemerdekaan, Boyolali, Jawa Tengah, pada Sabtu kemarin 30 Desember 2023.
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak memerintahkan penahanan dan pemeriksaan terhadap 15 orang prajurit TNI yang diduga terlibat penganiyaan.
Sekjen DPP Projo yang juga menjabat Wakil Sekretaris TKN Prabowo-Gibran itu meminta semua pihak menghormati proses hukum yang sedang berlangsung. Dia mengapresiasi pihak TNI yang bergerak cepat dalam merespons peristiwa dugaan penganiayaan tersebut.
"Asas praduga tak bersalah harus dijunjung tinggi dan kita harus menghormati proses hukum yang sedang berlangsung," ujar Handoko.
Handoko mengingatkan seluruh masyarakat Indonesia, terutama Relawan Projo dan seluruh pendukung Prabowo-Gibran, untuk tidak terpancing provokasi di tengah masa kampanye.
"Peristiwa yang mungkin tidak ada hubungannya dengan arah dukungan terhadap paslon capres-cawapres tertentu, bisa saja dikait-kaitkan karena kepentingan politik suatu pihak. Oleh karena itu, kami mengajak seluruh masyarakat untuk lebih menahan diri dan objektif dalam menyikapi peristiwa yang terjadi demi terwujudnya pemilu damai," ujar Handoko.
Advertisement
2. Ganjar Ungkap Kronologi Oknum TNI Aniaya Relawan Versi Korban
Tujuh orang relawan Ganjar-Mahfud mengalami luka-luka setelah dianiaya oleh oknum TNI. Hingga kini, dua diantaranya masih menjalani perawatan di RSUD Pandan Arang Boyolali, Jawa Tengah.
Calon Presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo membesuk korban pada Minggu malam 31 Desember 2023. Dia mendengar cerita dari salah satu orang korban. Menurut keteranganya, saat itu korban sedang berhenti di traffic light.
"Tiba-tiba dipukul. Jadi tidak ada cerita. Jadi kalau ada penjelasan lainnya," ujar dia.
Ganjar menyampaikan hal itu sekaligus untuk meluruskan berita yang telah beredar. Karena informasi yang didengar ada komunikasi dahulu. Nyatanya tak demikian.
"Enggak ada kalau itu. Jadi itu cerita lewat aja. Dia berhenti dipukul. Gitu aja. Tanpa peringatan. Jadi tidak ada komunikasi sebelumnya. Karena saya ikuti ceritanya, katanya diperingatkan, enggak ada itu. Kalau dari korban enggak ada. Jadi saya ingin luruskan biar enggak ada bengkok-bengkok," cerita Ganjar.
Ganjar melanjutkan, penganiayaan yang diterima korban tak hanya terjadi diluar. Tapi juga pada saat ditarik ke dalam Markas Kompi B Yonif Raider 408/Sbh. Bahkan, dari pengakuan korban, ada pula okum anggota TNI yang mengenakan seragam turut menganiaya korban.
"Dipukuli mereka yang berseragam. Saya tanya 'dipukuli pakai apa'. 'Tangan pak'. 'Ada kakinya nggak'. Ada. Itu aja. Dia tidak menyebut yang lain," ujar dia.
Terkait kejadian ini, Ganjar mengingatkan kepada semua pihak untuk tidak berperilaku semena-mena. Dia juga meminta relawannya untuk menahan diri dan menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada pihak berwajib.
"Siapa pun tidak boleh mengatasnamakan apapun dengan semena-mena. Kami akan urus itu," ujar dia.
"Kami juga akan mengingatkan pendukung kami agar mereka juga tertib untuk tidak memancing kemarahan. Karena sebelumnya juga terjadi di Yogja, ada yang meninggal. Jadi, cerita-cerita ini harus dijadikan contoh untuk tidak boleh terulang lagi," Ganjar menandaskan.
3. TPN Ganjar-Mahfud Minta Komnas HAM Usut Penganiayaan Relawan
Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud Md, Chico Hakim meminta Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) ikut mengusut kasus penganiyaan relawan Ganjar-Mahfud oleh oknum anggota TNI di Boyolali, Jawa Tengah.
Chico berharap kasus penganiayaan seperti itu tak terulang lagi.
"Terkait penganiayaan oleh aparat TNI, kami juga mendesak Komnas HAM untuk mengambil sikap dan bertindak sesuai kapasitasnya untuk turut mengusut kejadian hingga tuntas," ujar Chico dalam keterangannya, Senin (1/1/2024).
Chico mengatakan penganiayaan oleh sejumlah anggota TNI ini harus diekspose secara luas. Menurut dia, masyarakat harus melihat dan menyadari konsekuensi jika salah memilih pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
"Kejadian-kejadian seperti ini, dan kebiadaban ini harus diekspos secara luas sehingga rakyat dapat melihat dan menyadari potensi konsekuensinya bila salah memilih di Pemilu 2024," kata dia.
Chico mengutuk tindakan kekerasaan yang dilakukan oknum TNI kepada relawan Ganjar-Mahfud. Menurutnya, tim hukum TPN Ganjar-Mahfud akan membawa kasus ini ke ranah hukum hingga pelakunya dijatuhi sanksi hukuman yang setimpal.
"Tim advokasi hukum kami akan membawa ini ke ranah hukum, dan mendorong aparat dan semua institusi hukum yang terkait untuk memproses, mengadili dan menghukum seberat-beratnya para pelaku," ucap Chico Hakim menandaskan.
Advertisement
4. TPN Ganjar-Mahfud Minta Aparat Usut Tuntas Penganiayaan Relawan
Juru bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Aryo Seno Baskoro, mengutuk tindakan kekerasan yang dilakukan oknum anggota TNI terhadap relawan Ganjar-Mahfud di Sleman, DI Yogyakarta dan Boyolali, Jawa Tengah.
"Di Sleman (kekerasan) yang terjadi karena bentrokan dengan pendukung paslon (pasangan calon) lain yang mengakibatkan korban jiwa dan di Boyolali yang dilakukan oleh oknum aparat TNI," ucap Seno, Senin 1 Januari 2024.
"Kami mendorong aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas," sambung dia.
Menurut Seno, TPN memberi pendampingan hukum hingga tuntas. Ia berharap peristiwa serupa tak terulang lagi dalam rangkaian proses Pemilu 2024. Seno memandang, bila kekerasan dan penganiayaan dibiarkan, maka publik tidak akan percaya TNI netral pada Pemilu 2024.
"Meskipun salah satu kontestan capres, yaitu Pak Prabowo berlatar belakang TNI, kami berharap hal ini tidak mengganggu berjalannya netralitas aparat untuk mengusut pelaku serta motifnya," kata Seno.
Seno menyampaikan, capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo, sudah menjenguk korban yang sedang dirawat di salah satu rumah sakit di Boyolali.
"Sebagai capres, hal ini menunjukkan sikap pembelaan, tidak hanya pada korban, tetapi juga pembelaan terhadap demokrasi yang substansial," ucap Seno.
Rentetan intimidasi terhadap pendukung Ganjar-Mahfud, menurut Seno, membuat banyak kerja pemenangan pasangan calon nomor urut 3 itu sepanjang 2023 sangat kelam. Namun, ia optimis dukungan publik terhadap Ganjar-Mahfud akan semakin deras.
"Kami yakin dengan peristiwa ini akan membuat publik semakin sadar bahwa tidak boleh ada satu pun pihak yang merenggut, memaksa, membatasi hak konstitusionalnya dalam memilih calon pemimpin," ujar Seno.
Karenanya, Seno mengatakan, waktu yang tersisa menjelang pencoblosan pada 14 Februari 2024, bakal dioptimalkan seluruh elemen partai politik koalisi untuk menyolidkan barisan pendukung memenangkan Ganjar-Mahfud.
"Maka 2024 adalah tahun gerak cepat," kata Seno.
"Seluruh partai pengusung, simpatisan, pendukung bergerak semakin cepat mengonsolidasikan kekuatan dan merapatkan barisan," jelas dia.
5. Jenderal Andika Tegaskan Relawan Ganjar Dianiaya Oknum TNI Bukan karena Kesalahpahaman
Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Andika Perkasa menegaskan bahwa para relawan Ganjar-Mahfud yang dianiaya oknum prajurit TNI bukan karena kesalahpahaman.
Hal tersebut disampaikan Jenderal TNI (Purn) Andika merespons pernyataan dari Komandan Kodim (Dandim) Boyolali, Letkol Inf Wiweko Wulang Widodo, yang menyebut peristiwa penganiayaan berlangsung secara spontanitas karena adanya kesalahpahaman kedua belah pihak.
"Saya ingin menyoroti salah satunya bagi saya adalah potensi kelemahan, yaitu statement dari Komandan Kodim Boyolali. Di statement itu antara lain dinyatakan salah satunya adalah kesalahpahaman antara dua pihak. Kronologi ini kan sangat tidak akurat. Artinya, saya bisa membayangkan karena saya pernah menangani banyak hal seperti ini," kata Andika Perkasa dalam konferensi pers di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Jakarta, Senin 1 Januari 2024.
Mantan Panglima TNI itu menegaskan bahwa capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo yang langsung menjenguk dan mendengarkan kronologi dari para relawan Ganjar-Mahfud. Selain itu, kata Andika, berdasarkan video CCTV pun, insiden tersebut murni tindakan kekerasan.
"Inilah yang kemudian direspons oleh Mas Ganjar di video tadi, yang juga seingat saya direspons oleh Ketua DPC PDIP Boyolali. Di situ jelas kalau dari videonya tidak ada proses kesalahpahaman. Yang ada adalah langsung penyerangan, atau tindak pidana penganiayaan," kata Andika.
"Kemudian dari keterangan saksi pun yang kemudian diucapkan ulang oleh Mas Ganjar, dan diucapkan ulang oleh Ketua DPC PDIP Boyolali, juga nyatakan hal yang sama," ungkap Andika.
Kendati demikian, Andika mengapresiasi langkah Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto yang langsung merespons dengan cepat peristiwa penganiayaan tersebut.
"Yang pertama, apresiasi kami yang setinggi-tingginya untuk Panglima TNI, KSAD, yang sudah merespons begitu cepat dengan melakukan pemeriksaan terhadap terduga tersangka di Detasemen Polisi Militer," jelas Andika.
Advertisement
6. PDIP Siapkan Tim Hukum untuk Relawan Ganjar-Mahfud
PDI Perjuangan akan menyiapkan tim hukum untuk mendampingi relawan Ganjar-Mahfud yang dianiaya oleh sejumlah oknum prajurit TNI di depan Markas Kompi B Yonif Raider 408/Sbh Jalan Perintis Kemerdekaan Boyolali, Jawa Tengah, pada Sabtu 30 Desember 2023.
Ketua DPC PDIP Boyolali Susetya Kusuma Dwi Hartanta mengatakan, pihaknya tetap berada di belakang para korban kebengisan sejumlah oknum prajurit TNI. Salah satunya dengan memberikan pendampingan hukum.
"Kami melakukan pendampingan hukum terhadap korban jelas, pasti. Tim Pemenangan Daerah (TPD) dan Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud Md sudah akan meninjau dua korban yang masih dirawat di RSUD Pandan Arang," kata Susetya Kusuma, Minggu 31 Desember 2023 dilansir Antara.
Tak hanya itu, Susetya menyatakan, DPC PDIP Boyolali juga akan menanggung perawatan korban hingga sembuh. Bahkan jika ada yang cacat permanen, pihaknya juga akan turut bertanggung jawab sebagai bentuk solidaritas.
Menurut Susetyo, penganiayaan bukan hanya menimpa simpatisan PDIP, melainkan warga yang kebetulan melintas pada saat peristiwa itu terjadi turut menjadi korban kebrutalan oknum prajurit TNI dari Kesatuan Kompi Yonif Raider 408 di Boyolali.
Dia mengatakan, peristiwa penganiayaan tersebut terjadi dua kali. Yang pertama ada pelemparan batu dan pengadangan menggunakan bambu.
Setelah itu, berselang satu jam kemudian ketika relawan Ganjar-Mahfud mau pulang atau ke arah barat ternyata langsung ada pengadangan oleh oknum anggota TNI. Sejumlah oknum prajurit TNI itu langsung melakukan pemukulan dan penendangan.
"Jadi kalau melihat semuanya fakta di lapangan, saksi-saksi dan bukti itu, tidak ada yang berkaitannya dengan ada peringatan atau pemberitahuan atau kompromi dulu jangan melintas ke daerah sini. Itu belum dilakukan sama sekali oleh oknum," kata Susetya.
Dia mengatakan tidak ada imbauan dan komunikasi, tetapi fakta di lapangan dan bukti-bukti yang ada, oknum anggota TNI keluar dari Kompi 408 langsung melakukan penganiayaan.
"Hal ini riil dan di dalam kompi dilakukan pemukulan terhadap korban. Para korban ditarik, ditendang, diseret ke dalam kompi oleh oknum," kata Susetya.
"Korban ada enam orang dan yang masih dirawat di rumah sakit ada dua orang. Yang membuat kami merinding salah satu korban yang masih dirawat di rumah sakit anak yatim piatu," imbuhnya.
Kendati demikian, pihaknya menghormati apa yang disampaikan oleh Dandim 0724/Boyolali Letkol Inf Wiweko Wulang Widodo. Meski begitu, kata Susetya, fakta di lapangan tidak ada yang namanya pengarahan, imbauan atau peringatan lebih dahulu dari para prajurit TNI terhadap korban.
7. PDIP Protes Keras soal Penganiayaan Relawan Ganjar-Mahfud, Ingatkan Aparat Jaga Netralitas
PDI Perjuangan (PDIP) sangat menyesalkan atas terjadinya tindak kekerasan dan penyiksaan yang dilakukan oleh oknum TNI terhadap relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali, Jawa Tengah.
"Kami protes keras atas tindakan oknum TNI tersebut. Para oknum TNI tersebut bertindak seperti itu diduga karena ada elemen-elemen di dalam TNI yang jadi simpatisan Pak Prabowo karena sama-sama berlatar belakang militer. Padahal Prabowo sudah diberhentikan dari TNI," kata Sekjen DPP PDIP, Hasto Kristiyanto, dalam keterangan resmi Minggu 31 Desember 2023.
Dia menyebut, dalam diskusi dengan salah satu tokoh HAM guna mencari akar kekerasan oleh oknum TNI tersebut diduga bahwa tindak kekerasan tersebut berawal dari kerancuan Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) dan sebagai calon presiden (capres).
Sehingga, tercipta adanya emotional bonding di kalangan oknum TNI tertentu dengan Prabowo.
"Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya tanggapan Pak Prabowo yang mengutuk aksi kekerasan tersebut," tutur Hasto.
Kendati demikian, PDIP meminta Panglima TNI Agus Subiyanto secepatnya menindak oknum TNI tersebut agar tidak mencederai netralitas TNI.
"Nama baik TNI, juga Polri dan aparatur negara lainnya, jangan dikorbankan dengan aksi oknum-oknumnya. Karena itulah Panglima TNI dan Kapolri harus menegaskan kembali netralitas itu," ujar Hasto.
"Sebab struktur TNI/Polri itu komando. Jika pucuk tertinggi netral dan ditegakkan dengan penuh disiplin, maka yang di bawah juga akan taat dan berdisiplin," sambungnya.
Dia menegaskan, PDIP percaya bahwa TNI dan Polri akan menempatkan kepentingan rakyat, bangsa dan negara di atas segalanya.
"Nama baik TNI/Polri itu sangat baik karena sejarahnya menjaga NKRI. Sikap partisan sebagaimana terjadi di Boyolali bisa merusak nama baik itu sehingga harus ditindak tegas," ujar Hasto.
"Marwah TNI dan Polri serta aparatur negara lainnya kini sedang dipertaruhkan di depan mata 270 juta lebih rakyat Indonesia. Jangan sampai karena ulah segelintir oknum dengan ambisi pribadi merusak nama baik lembaga TNI sebagai penjaga kedaulatan negara dan Polri sebagai garda terdepan penjaga keamanan dan penegak hukum di Republik Indonesia," jelas dia.
Advertisement
8. Respons Panglima TNI
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto merespons terkait kasus penganiayaan yang dilakukan sejumlah oknum prajurit TNI terhadap relawan pasangan Capres dan Cawapres, Ganjar Pranowo-Mahfud Md di Boyolali.
Menurutnya, kasus itu saat ini telah ditangani Denpom IV/4 Surakarta dengan melakukan berbagai langkah terkait penyelidikan kasus yang melukai tujuh orang relawan.
"Jadi itu Dandim sudah berikan pernyataan ya tentang kejadian di Boyolali. Kemudian Dandim juga sudah melakukan langkah-langkah, memberikan santunan dan sebagainya," kata Panglima TNI Agus kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Minggu 31 Desember 2023.
Karena itu, Agus pun menyampaikan kalau kasus itu telah menjadi ranah KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak yang telah memerintahkan satuannya untuk menangani persoalan tersebut.
"Saya rasa itu ranahnya Bapak KSAD ya. Bapak KSAD sudah memerintahkan satuan terkaitnya untuk menangani masalah itu," ujar Agus.