BYD Salip Tesla Jadi Pembuat Mobil Listrik Terbesar di Dunia

BYD berhasil menggeser Tesla sebagai raja kendaraan listrik di dunia, pada kuartal terakhir 2023. Jenama asal China ini, berhasil menjual sebanyak 526.409 unit mobil listrik pada tiga bulan terakhir tahun lalu

oleh Arief Aszhari diperbarui 03 Jan 2024, 12:01 WIB
Komitmen BYD Hadirkan Ekosistem Tanpa Emisi dengan Inovasi dan Teknologi Berkelanjutan (Arief A/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - BYD berhasil menggeser Tesla sebagai raja kendaraan listrik di dunia, pada kuartal terakhir 2023. Jenama asal China ini, berhasil menjual sebanyak 526.409 unit mobil listrik pada tiga bulan terakhir tahun lalu. Sedangkan pabrikan asal Amerika Serikat tersebut, hanya mampu menjual 484.507 unit mobil listrik.

Disitat dari Carnewschina, kedua perusahaan telah melampaui perkiraan tahunannya, karena BYD mampu menjual lebih dari 3 juta unit, dan Tesla hanya menjual 1,8 juta unit pada 2023.

BYD mencatat rekor kuartal keempat 2023, dengan menjual 942.651 unit kendaraan. Secara komposisi, sebanyak 55 persen adalah mobil listrik baterai (BEV), dan 45 persen adalah plug-in hybrid (PHEV).

Sementara itu, secara keseluruhan, perusahaan yang berbasis di Shenzhen ini menjual sebanyak 3.023.679 kendaraan listrik pada 2023. Jumlah tersebut, naik 62 persen dibanding 2022. Sekitar 52 persen adalah BEV atau sebanyak 1.574.804.

Sedangkan untuk Tesla menjual sebanyak 1.808.581 pada 2023, atau naik 38 persen dari tahun sebelumnya yang hanya sebanyak 1.313.851unit.

Untuk penjualan kumulatif pada 2023, Tesla masih memegang mahkota. Namun, BYD kemungkinan besar akan tetap menjadi pembuat kendaraan listrik terkemuka hingga tahun 2024.


BYD Ngarep Bisa Bangun Sky Shuttle di IKN

BYD Automobile Company memiliki Sky Shuttle yang merupakan solusi transportasi berupa kereta layang ringan berbasis listrik. Perusahaan asal Tiongkok itupun menyatakan kesiapannya membangun Sky Shuttle di Indonesia jika ada permintaan, khususnya untuk Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan.

Sky Shuttle menerapkan teknologi yang terintegrasi penuh yang diklaim sangat cocok untuk daerah perkotaan yang menginginkan moda transportasi dengan biaya pembangunan terjangkau.

Disebut oleh Eagle Zhao, President Director PT BYD Motor Indonesia bahwa biaya pembangunan Sky Shuttle hanya 30 persen dari ongkos membuat kereta subway.

"Keunggulan teknologi yang kami tawarkan selain berbasiskan listrik adalah moda transportasi kereta ringan ini sangat mudah dibangun. Tidak memakan lahan yang luas, tidak membutuhkan stasiun yang besar. Biaya pembangunannya pun lebih murah, hanya 30 persen dari biaya membangun subway,” ujar Eagle Zhao di sela kunjungan kami ke stasiun Sky Shuttle dekat kantor pusat BYD di Shenzhen.

Ia menambahkan, Sky Shuttle tersebut sepenuhnya didesain, diproduksi, dipasang dan diuji coba oleh BYD.

"Seluruh rangkaian gerbong pun kami yang produksi lengkap dengan teknologi komunikasi, kendali, traction power distribution. Untuk gerbongnya, bisa dua gerbong sampai delapan gerbong pun bisa. Sesuai dengan kebutuhan," imbuhnya.

Infografis Anak Muda Sayangi Lansia, Ayo Temani Vaksinasi Covid-19. (Liputan6.com/Niman)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya