Liputan6.com, Tokyo - Negeri Sakura tengah jadi sorotan karena dua musibah; gempa dahsyat dan kebakaran pesawat Japan Airlines.
Usai gempa mengguncang Prefektur Ishikawa pada 1 Januari 2024, insiden mematikan lainnya menyusul. Pesawat maskapai Japan Airlines dengan nomor penerbangan 516, berangkat dari Bandara Sapporo New Chitose, Hokkaido menuju Bandara Haneda, terbakar usai bertabrakan dengan pesawat kecil milik penjaga pantai Jepang pada 2 Januari 2024.
Advertisement
Meskipun lima dari enam awak pesawat penjaga pantai dinyatakan tewas, namun seluruh penumpang sekaligus kru kabin Japan Airlines yang jumlahnya 379 orang, berhasil menyelamatkan diri dengan selamat.
Dikutip dari ABC, Selasa (3/1/2024), berikut adalah beberapa faktor yang membuat seluruh penumpang pesawat komersil Jepang itu berhasil selamat:
1. Video Keselamatan Penumpang yang Rinci
Meskipun seluruh maskapai penerbangan biasanya akan menayangkan video keselamatan penumpang sebelum lepas landas, namun video yang ditayangkan oleh Japan Airlines menjelaskan secara rinci cara mengevakuasi diri dari pesawat dalam keadaan darurat dan dan menjelaskan mengapa peraturan tertentu diberlakukan.
"Jika terjadi benturan yang tidak terduga, ambillah posisi penyangga pelindung," jelas video tersebut.
2. Tak Ada Penumpang yang Membawa Barang Bawaan
"Tinggalkan barang bawaanmu saat kamu menyelamatkan diri!" lanjut video tersebut.
Video animasi tersebut kemudian memperlihatkan orang-orang yang berebut posisi di lorong pesawat saat mereka berusaha menyelamatkan diri, namun terhambat ketika ada seorang pria yang ingin mengambil tasnya.
Namun kemudian ketika berusaha menuruni perosotan darurat, koper jinjingnya justru merusak perosotan itu.
Advertisement
3. Kepatuhan Penumpang
Lebih lanjut, Profesor Bartsch, seorang pilot dan mantan kepala keselamatan maskapai Qantas, percaya bahwa faktor utama dari keberhasilan tersebut adalah kepatuhan para penumpang.
"Para penumpang pasti mengikuti instruksi hingga huruf T. Dari rekaman video yang saya lihat, tidak terlihat ada penumpang yang membawa tasnya keluar dari pesawat," ujarnya.
Sementara itu, Profesor Brett Molesworth, ahli Faktor Manusia dan Keselamatan Penerbangan UNSW, mengatakan bahwa luar biasa ketika hampir seluruh penumpang meninggalkan barang bawaan mereka.
"Itu akan menjadi hal penting yang pertama," katanya.
"Dalam sebagian besar kasus, orang-orang akan membawa tas mereka dan Anda dapat memahami mengapa mereka melakukan hal itu, meskipun hal ini tentu saja memperlambat mereka dan menimbulkan masalah dalam mengoperasikan perosotan (darurat) ketika membawa tas."
Profesor Bartsch menambahkan bahwa insiden tersebut harus menjadi pengingat bagi masyarakat untuk memperhatikan pengarahan keselamatan sebelum penerbangan.