Liputan6.com, Surabaya - Kabar kepergian ekonom Rizal Ramli pada Selasa, 2 Januari 2024 sontak membuat banyak orang terkejut. Tokoh nasional yang dikenal kritis dan idealis itu menghembuskan napas terakhir di RSCM pada pukul 19.30 WIB.
Advertisement
Rencananya almarhum dimakamkan pada Kamis 4 Januari 2024 di TPU Jeruk Purut, Cilandak, Jakarta Selatan.
"Ini kabar mengejutkan diawal tahun 2024. Rakyat Indonesia berduka, demikian pula kawan-kawan Forkom Jurnalis Nahdliyin (FJN). Beliau adalah penasehat FJN, banyak ilmu dan support untuk kami," kata Muhamad Didi Rosadi, Ketua Umum FJN, dalam keterangannya, Rabu (3/1/2024).
Dia mengisahkan, FJN berdiri pada 13 Mei 2020. Tiga hari setelah itu, pihaknya meminta kesediaan Rizal Ramli untuk menjadi penasehat FJN.
Rizal Ramli pun langsung menyatakan kesediaan menjadi penasehat bagi FJN yang merupakan perkumpulan jurnalis nahdliyin yang berbasis di Jawa Timur. Mantan Komisaris Utama PT Semen Gresik itu bahkan minta posisinya sebagai penasehat FJN diumumkan secara luas lewat pemberitaan.
"Iya, saya bersedia. Sekalian umumkan lewat berita," ujar Rizal Ramli saat itu.
Diday mengungkapkan, saat itu FJN yang baru berdiri tiga hari menilai butuh sosok penasehat yang punya kapasitas dan integritas. Setelah berembug, pilihan pun akhirnya jatuh pada sosok Rizal Ramli.
Alasannya, Rizal Ramli adalah NU kultural atau nahdliyin. Rizal yatim-piatu sejak kecil, ia kemudian dirawat neneknya di Bogor. Di sini lah Rizal berinteraksi dengan NU, karena lingkungan tempat tinggalnya mayoritas adalah nahdliyin. Rizal juga punya ikatan emosional dengan Jawa Timur, karena Herawati Moelyono istrinya berasal dari Kota Malang.
"Rizal Ramli dekat dengan sejumlah tokoh NU. Mulai Gus Dur, Gus Mus hingga Khofifah. Ia mendapat gelar Gus Romli dari Ikatan Alumni Pesantren Tebuireng (Ikapete) DKI Jaya pada tahun 2010, ini menunjukkan kedekatannya dengan komunitas pesantren," pungkas Didi.