Indeks Nikkei Pimpin Koreksi di Bursa Saham Asia Imbas Sentimen The Fed

Indeks Nikkei 225 di Jepang memimpin koreksi pada perdagangan saham Kamis, 4 Januari 2024 di bursa saham Asia Pasifik. Hal ini seiring investor merespons hasil risalah the Fed.

oleh Agustina Melani diperbarui 04 Jan 2024, 08:52 WIB
Bursa saham Asia Pasifik merosot pada perdagangan saham Kamis, (4/1/2023) dipimpin bursa saham Jepang.(AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik merosot pada perdagangan saham Kamis, (4/1/2023) dipimpin bursa saham Jepang. Bursa saham Jepang kembali buka setelah gempa bumi pada tahun baru dan tabrakan di Bandara Haneda Tokyo yang melibatkan Japan Airlines.

Dikutip dari CNBC, indeks Nikkei 225 anjlok 2,26 persen pada pembukaan perdagangan saham Kamis pekan ini. Indeks Topix tergelincir 1,25 persen saat Jepang mulai hari pertama perdagangannya pada 2024.

Indeks Kospi Korea Selatan melemah 0,64 persen, dan indeks Kosdaq susut 0,69 persen. Di Australia, indeks ASX merosot 0,5 persen pada awal sesi perdagangan.

Sedangkan indeks Hang Seng berjangka berada di posisi 16.755, pembukaan menguat dari penutupan perdagangan sebelumnya di kisaran 16.646,41.

Di wall street, tiga indeks saham acuan tertekan setelah risalah bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) mengungkapkan pejabat the Fed menyimpulkan penurunan suku bunga mungkin terjadi pada 2024, meskipun hal tersebut tampaknya tidak memberikan petunjuk kapan hal itu akan terjadi.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melemah 0,76 persen. Indeks S&P 500 susut 0,8 persen. Indeks Nasdaq tergelincir 1,18 persen yang menunjukkan koreksi dalam empat hari berturut-turut.

Penutupan Bursa Saham Asia pada 3 Januari 2024

Sebelumnya diberitakan, bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan Rabu, 3 Januari 2024 seiring saham di bursa Korea Selatan dan Taiwan memimpin penurunan. Hal ini seiring sentimen perusahaan teknologi besar termasuk produsen chip berada di bawah tekanan setelah Barclays menurunkan peringkat Apple.

Dikutip dari CNBC, saham Apple turun 4 persen pada perdagangan Selasa, 2 Januari 2023 setelah Barclays memangkas peringkat produsen iPhone menjadi underweight dan memangkas target harganya menjadi USD 160 dari USD 161. Pemasok Apple di pasar utama Asia turun membebani indeks di Taiwan dan Korea Selatan.

 


Penutupan Bursa Saham Asia pada 3 Januari 2024

Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

 

Indeks Kospi Korea Selatan turun 2,34 persen lebih rendah dari 2.607,31. Sedangkan indeks Kosdaq susut 0,84 persen ke posisi 871,57. Sebagian besar saham teknologi dan chip termasuk Samsung Electronics, LG Corporation dan SK Hynix masing-masing turun sekitar 3 persen.

The Taiwan Weighted Index melemah 1,65 persen ke posisi 17.559,31 dengan saham Taiwan Semiconductor Manufacturing Company melemah 2,53 persen. Saham Foxconn susut 0,48 persen.

Adapun data aktivitas pabrik India dari S&P Global berada di bawah ekspektasi pada Desember,menurut survei yang dilakukan oleh S&P Global. Indeks manajer pembelian untuk Desember mencapai titik terendah dalam 18 bulan di 54,9 dibandingkan perkiraan ekonom 55,9 yang disurvei oleh Reuters.

Di Australia, indeks ASX 200 merosot 1,37 persen setelah mencapai level tertinggi sepanjang masa pada Selasa, ke posisi 7.523,2. Indeks Hang Seng di Hong Kong terpangkas 0,94 persen. Indeks CSI 300 merosot 0,24 persen ke posisi 3.378,30.

Bursa saham Jepang tutup hingga Kamis. Sebelumnya di Jepang, pesawat Japan Airlines bertabrakan dengan pesawat penjaga pantai di bandara Haneda Tokyo pada Selasa, 2 Januari 2024 sehingga menyebabkan lima orang meninggal dunia.

Pesawat penjaga pantai sedang menuju ke prefektur Niigata untuk memberikan bantuan atas gempa bumi yang melanda di Jepang pada tahun baru, menurut laporan awal.

 


Penutupan Wall Street pada 3 Januari 2024

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Sebelumnya diberitakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan saham Rabu, 3 Januari 2024. Indeks Nasdaq terpangkas dalam dua hari berturut-turut dan membangun kinerja buruk dalam hampir tiga bulan.

Dikutip dari CNBC, Kamis (4/1/2024), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Nasdaq melemah 1,18 persen ke posisi 14.592,21. Indeks Nasdaq merosot dalam empat hari berturut-turut.

Indeks S&P 500 tergelincir 0,80 persen menjadi 4.704,81. Indeks Dow Jones terpangkas 284,85 poin atau 0,76 persen ke posisi 37.430,19.

Indeks Nasdaq mengalami kinerja buruk sejak Oktober, terseret oleh saham teknologi besar. Hal ini juga turut didukung dari saham Apple yang turun hampir 4 persen setelah Barclays menurunkan peringkat produsen iPhone. Saham Apple melemah 0,8 persen.

Selain itu, saham teknologi lainnya yakni Nvidia, Tesla dan Meta merosot pada perdagangan Rabu pekan ini. Koreksi di saham juga diikuti imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun. Imbal hasil obligasi AS sempat naik di atas 4 persen, terakhir diperdagangkan sekitar 3,91 persen.

Investor dinilai menjual saham teknologi yang melonjak tahun lalu seiring antisipasi pasar terhadap pelonggaran kebijakan moneter pada 2024. Namun, dengan ketidakpastian kapan the Federal Reserve (the Fed) pada akhirnya akan mulai menurunkan suku bunga, investor tampaknya telah menahan antusiasmenya.

 


Koreksi Jangka Pendek

(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)

“Dalam jangka panjang, saya masih sangat bullish. Namun, dalam jangka pendek saya hanya khawatir semua orang memasuki tahun ini dengan perasaan yang sangat baik,” ujar Manager Portfolio Neuberger, Steve Eisman.

Ia menambahkan, koreksi jangka pendek bukan hal yang luar biasa di pasar yang baru saja keluar dari titik tertinggi baru dan memasuki musim pemilihan umum (pemilu).

Rata-rata indeks saham acuan juga berada di bawah tekanan pada Rabu sore ini setelah rilis risalah pertemuan terbaru the Fed, karena menunjukkan bank sentral masih belum siap untuk menurunkan suku bunga.

“Peserta (the Fed) secara umum menekankan pentingnya mempertahankan pendekatan yang hati-hati dan bergantung pada data dalam pengambilan keputusan kebijakan moneter dan menegaskan kembali kebijakan akan tetap berada pada posisi yang membatas untuk beberapa waktu hingga inflasi jelas bergerak turun secara berkelanjutan menuju tujuan komite,” demikian isi notulen.

Namun, pejabat mengindikasikan mereka memperkirakan pemangkasan suku bunga 0,75 persen pada 2024, meski masih terdapat tingkat ketidakpastian yang tinggi mengenai kapan pemangkasan tersebut kemungkinan besar akan dilakukan.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya