Ini Strategi Baru Mendag Zulkifli Hasan Geber Ekspor Indonesia

Mendag Zulkifli Hasan menyatakan optimisme terhadap kinerja perdagangan di 2024 dengan target pertumbuhan ekspor nonmigas yang diharapkan naik hingga 4,5%.

oleh Elza Hayarana Sahira diperbarui 04 Jan 2024, 14:45 WIB
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan saat konferensi pers di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Kamis (4/1/2024). (Elza/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengungkapkan, neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus USD 33,63 miliar sepanjang Januari hingga November 2023. Meskipun masih surplus, namun angka tersebut turun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai USD  50,54 miliar.

Hal itu disampaikan Mendag Zulkifli Hasan saat konferensi pers di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Kamis (4/1/2024).

"Tetapi, 43 bulan berturut-turut sejak Mei 200 kita surplus terus jadi rekor sudah 43 bulan, rekor," Kata Mendag.

Kemudian secara total, kinerja ekspor dari Januari sampai November 2023 mencapai USD 236,41 miliar, sementara impor pada periode yang sama mencapai USD 202,78 miliar.

"Dengan nilai ekspor nonmigas USD 221,96 miliar dan tujuan ekspor itu 3 negara, RRT, Amerika dan India. Impor non migas USD 170,32 miliar," jelasnya.

Selanjutnya, Zulkifli Hasan menyatakan optimisme terhadap kinerja perdagangan di 2024 dengan target pertumbuhan ekspor nonmigas yang diharapkan naik hingga 4,5%.

"Pemerintah akan berupaya untuk tetap mendorong ekspor nonmigas sesuai target 2,5-4,5% di 2024 walaupun tantangan harga komoditas dunia masih cukup landai," ungkapnya.

Berbagai langkah yang diambil pemerintah untuk merangsang pertumbuhan perdagangan domestik termasuk pengembangan ke pasar baru atau non tradisional.

"Mengembangkan pasar non tradisional yang tradisional tetap tetapi dengan non tradisional, India, Pakistan, Pakistan kalau ga salah kita surplus US$ 3 miliar, Bangladesh itu kita surplus US$ 2 miliar, Mesir, Malaysia,kita lupa sama ASEAN padahal besar sekali." Pungkasnya.

 

 


BPS: Ekspor Indonesia Januari-November 2023 Anjlok 11,38%

Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik BPS Imam Machdi mengatakan surplus neraca dagang didapatkan dari nilai ekspor yang mencpai US$23,5 miliar miliar dan impor mencapai US$20,59 miliar. (merdeka.com/Imam Buhori)

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor Indonesia pada November 2023 mencapai USD 22 miliar. Capaian tersebur turun sebesar 0,67 persen dibanding bulan sebelumnya.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini menjelaskan, peroleh ekspor November 2023 didukung oleh ekspor nonmigas sebesar USD 1,28 miliar atau turun 6,39 persen. Sementara untuk ekspor nonmigas diperoleh USD 20,72 miliar atau turun tipis 0,29 persen.

"Penurunan nilai ekspor bulan November ini didorong oleh penurunan ekspor nonmigas yang terutamanya ada pada golongan barang pertama besi dan baja turun 6,82 persen, kemudian nikel dan barang daripadanya turun 17,16 persen, serta ampas dan sisa industri makanan turun 27,80 persen," kata Pudji dalam konferensi pers BPS, Jumat(15/12/2023).

Adapun secara kumulatif ekspor Indonesia l terus mengalami pelemahan. Tercatat kumulatif Indonesia periode Januari hingga November 2023 sebesar USD 236,41 atau turun 11,38 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia pada periode Januari-November 2022 tercata USD 268,18 miliar atau naik 28,16 persen, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021.

Untuk rinciannya, Pudji menyampaikan, selama periode Januari-November 2023, ekspor nonmigas sebesar USD 221,96 miliar atau turun 12,47 persen.

Sedangkan ekspor migas mencapai USD 14,44 miliar atau turun 0,67 persen terhadap pencapaian tahun 2022.

"Jika dilihat menurut sektor penurunan ekspor nonmigas kumulatif terjadi di semua sektor. Penurunan terdalam untuk nonmigas dialami pertambangan dan lainnya 21,47 persen ini sejalan dengan penurunan harga komoditas tambang di pasar global," pungkasnya.


Neraca Perdagangan RI Surplus 43 Bulan Berturut-turut, November Capai USD 2,41 Miliar

Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (29/10/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan neraca perdagangan Indonesia pada September 2021 mengalami surplus US$ 4,37 miliar karena ekspor lebih besar dari nilai impornya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Neraca perdagangan Indonesia pada November 2023 kembali mencatatkan surplus sebesar USD 2,41 miliar. Artinya, neraca perdagangan Indonesia kembali surpus selama 43 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

"Neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 43 bulan berturut-turut sejak Mei 2020," kata Deputi Bidang Statistik dan Jasa BPS, Pudji Ismatini dalam konferensi pers, Rabu (15/12/2023).

Pudji mengatakan, surplus bulan November 2023 menurun jika dibandingkan bulan sebelumnya, dan lebih rendah dibandingkan bulan yang sama pada tahun lalu.

BPS mencatat, surplus neraca perdagangan pada November 2023 ini lebih ditopang pada surplus komoditas non migas yaitu sebesar USD 4,62 miliar dengan komoditas penyimbang surplus adalah bahan bakr mineral, lemak dan minyak hewan atau nabati, kemudian besi dan baja.

Sementara itu, pada saat yang sama neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit USD 2,21 miliar dengan komoditas penyumbang defisit adalah hasil minyak dan minyak mentah.

"Defisit neraca perdagangan migas November 2023 ini lebih tinggi dari bulan sebelumnya, dan buln yang sama pada tahun lalu," ujarnya.

Secara kumulatif hingga November 2023, total surplus neraca dagang Indonesia mencapai USD 33,63 miliar atau lebih rendah sekitar USD 16,91 miliar atau 33,46 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya