Liputan6.com, Tokyo - Awal tahun 2024 menjadi catatan suram bagi Jepang. Pasalnya, pada 1 Januari wilayah Ishikawa dilanda gempa dengan kekuatan magnitudo 7,4.
Namun bukan Jepang namanya jika tak mampu bertahan dari bencana alam seperti ini. Pada 11 Maret 2011 negara ini juga bangkit dari keterpurukan usai dilanda gempa magnitudo 9,0 dan tsunami.
Advertisement
Lantas, apa yang membuat Jepang mampu meminimalisir jumlah korban jiwa akibat gempa?
Dikutip dari laman BBC, Kamis (4/1/2024) jawaban sederhananya adalah "Kesiapan".
Jepang adalah sebuah negara yang terletak di pertemuan empat lempeng tektonik utama Bumi.
Negeri Sakura ini adalah salah satu daerah yang paling aktif secara seismik di Bumi. Jepang dilaporkan menyumbang sekitar 20% gempa global berkekuatan 6,0 atau lebih besar, dan seismometer mencatat peristiwa tertentu rata-rata setiap lima menit.
Oleh sebab itu, Jepang telah berinvestasi besar dalam membuat infrastruktur hingga membuat penduduknya mampu bertahan.
The building codes atau Kode bangunan -- aturan yang memandu konstruksi, diterapkan dengan sangat ketat.
Bahkan warga Jepang sudah terlatih dalam merespons guncangan. Jepang juga memiliki salah satu sistem peringatan dini gempa tercanggih di dunia.
Hingga saat ini, para ilmuwan tidak dapat memprediksi waktu dan skala suatu peristiwa (termasuk gempa bumi).
Namun ketika instrumen tersebut sedang berlangsung, maka instrumen ini akan membuat pemberitahuan ke TV, radio, dan jaringan seluler.
Peringatan ini akan sampai ke warga yang tinggal di dekat pusat gempa Jepang pada durasi 10 hingga 20 detik sebelum terjadinya guncangan paling parah.
Ini terdengar bukan waktu yang lama, namun pemberitahuan tersebut cukup untuk warga membuka pintu dan transportasi melakukan pengereman berkecepatan tinggi agar semua orang bisa turun, berlindung, dan bertahan.
Gempa Jepang M 7,4 Picu Daratan Bergeser 1,3 Meter
Gempa bumi dahsyat yang mengguncang Prefektur Ishikawa Jepang pada Senin, 1 Januari 2024 kemungkinan telah menggeser daratan di wilayah Noto dekat pusat gempa hingga 1,3 meter ke arah barat.
Geospatial Information Authority atau Otoritas Informasi Geospasial Jepang, yang dikenal sebagai GSI, menganalisis data GPS setelah gempa Jepang berkekuatan magnitudo 7,6 --yang sebelumnya disebut bermagnitudo 7,4.
GSI mengatakan, seperti dikutip dari NHK, Selasa (2/1/2024), angka awal menunjukkan bahwa titik pengamatan di Kota Wajima di Prefektur Ishikawa mengalami pergeseran terbesar, bergerak secara horizontal sekitar 1,3 meter ke arah barat.
Analisis juga menunjukkan adanya pergeseran ke arah barat sekitar 1 meter di Kota Anamizu dan 80 cm di Kota Suzu. Sebuah titik pengamatan di Notojima Kota Nanao bergerak 60 cm ke barat laut menuju pantai Laut Jepang.
Tanah tampaknya telah bergeser sekitar 20 cm ke arah barat laut di Prefektur Toyama dan Niigata. Pergeseran tanah beberapa sentimeter juga terlihat di wilayah Kanto-Koshin dan di tempat lain.
GSI berencana untuk terus menganalisis data pergerakan lainnya.
Adapun jumlah korban tewas akibat serangkaian gempa bumi dahsyat melanda Jepang bagian barat dilaporkan terus bertambah. Sedikitnya 48 orang kini dilaporkan tewas.
Sementara itu, menurut laporan NHK, ribuan bangunan, kendaraan dan perahu juga dilaporkan rusak. Pihak berwenang memperingatkan masyarakat di beberapa wilayah pada hari Selasa untuk menjauh dari rumah mereka karena risiko gempa yang lebih kuat.
Gempa susulan terus mengguncang Prefektur Ishikawa dan daerah sekitarnya sehari setelah gempa berkekuatan magnitudo 7,6 yang sebelumnya disebut 7,4 menghantam daerah tersebut pada Senin (1/1) sore.
Advertisement
Seluruh Peringatan Tsunami Jepang Dicabut
Pada Senin 1 Januari 2024, Badan Meteorologi Jepang mengeluarkan peringatan tsunami besar untuk Ishikawa dan peringatan tsunami tingkat rendah untuk seluruh pantai barat pulau utama Jepang, Honshu, serta untuk pulau utara Hokkaido.
Peringatan tersebut diturunkan beberapa jam kemudian, dan semua peringatan tsunami dicabut pada Selasa 2 Januari pagi.
Kendati demikian, gelombang berukuran lebih dari 3 kaki atau sekitar 1 meter dilaporkan menghantam beberapa tempat.
Badan tersebut memperingatkan bahwa lebih banyak gempa besar dapat terjadi di wilayah tersebut dalam beberapa hari ke depan.
1.000 Tentara Dikerahkan ke Zona Bencana
Militer Jepang mengirimkan 1.000 tentara ke zona bencana untuk ikut serta dalam upaya penyelamatan, kata Perdana Menteri Fumio Kishida pada Selasa.
“Menyelamatkan nyawa adalah prioritas kami dan kami berjuang melawan waktu,” katanya. "Sangat penting bagi orang-orang yang terjebak di dalam rumah untuk segera diselamatkan."
Gempa dengan kekuatan awal 5,6 mengguncang daerah Ishikawa saat dia berbicara.
Adapun orang-orang yang dievakuasi dari rumahnya berkerumun di auditorium, sekolah, dan pusat komunitas. Kereta peluru di wilayah tersebut dihentikan, namun sebagian besar layanan telah pulih pada Selasa sore. Beberapa bagian jalan raya ditutup.
Badan prakiraan cuaca meramalkan akan turunnya hujan, sehingga memicu kekhawatiran akan runtuhnya bangunan dan infrastruktur.
Wilayah ini mencakup tempat-tempat wisata yang terkenal dengan barang-barang pernis dan kerajinan tradisional lainnya, serta situs warisan budaya dunia.
Presiden AS Joe Biden mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pemerintahannya "siap memberikan bantuan apa pun yang diperlukan bagi rakyat Jepang."
Jepang sering dilanda gempa bumi karena lokasinya yang berada di sepanjang "Cincin Api", sebuah busur gunung berapi dan garis patahan di Cekungan Pasifik.
Dalam sehari terakhir, negara ini telah mengalami sekitar seratus gempa susulan.
Advertisement