Liputan6.com, Jakarta - Harga Bitcoin (BTC) melonjak di atas USD 45.000 atau sekitar Rp 695,8 juta (asumsi kurs Rp 15.462 per dolar AS) pada Selasa, 2 Januari 2024, untuk pertama kalinya sejak April 2022--meningkat lebih dari 6% dalam waktu 24 jam.
Chief Analyst di Riset Bitget, Ryan Lee, berpendapat kenaikan harga Bitcoin terutama disebabkan oleh ekspektasi pasar bahwa Exchange-Traded Fund (ETF) Bitcoin spot pertama akan disetujui.
Advertisement
"Sejumlah analis pasar punya pandangan beragam mengenai dampak persetujuan ETF terhadap harga jangka pendek Bitcoin," ujar Ryan melalui keterangannya, Kamis (4/1/2023).
Ia menambahkan beberapa analis dari platform perdagangan mata uang kripto percaya bahwa meskipun ETF disetujui, Bitcoin mungkin tidak akan langsung mengalami kenaikan yang signifikan.
Terdapat pula beberapa pandangan optimistis, seperti trader berpengaruh Scott Melker yang memprediksi bahwa Bitcoin dapat melonjak hingga harga USD 54.000 atau sekitar Rp 838 juta dalam beberapa hari ke depan setelah Securities and Exchange Commission (SEC) Amerika Serikat menyetujui ETF.
Sementara itu, kata Ryan, Matrixport memprediksikan bahwa BTC akan naik menjadi USD 50.000 atau sekitar Rp 776 juta dalam waktu satu bulan (Februari 2024) setelah melewati ETF spot BTC pada Januari 2023.
"Secara keseluruhan, sentimen saat ini di pasar mata uang kripto adalah bullish, terutama seiring dengan semakin dekatnya peristiwa Bitcoin halving dan meningkatnya minat investasi institusi tradisional terhadap BTC," ucapnya.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Risiko Pasar Juga Besar
Namun, perlu diperhatikan bahwa pasar mata uang kripto memiliki volatilitas yang tinggi. Meskipun terdapat peluang untuk mencapai efek kekayaan, terdapat juga risiko pasar yang lebih besar.
Pasar saat ini sangat mengantisipasi keputusan tentang ETF Bitcoin spot dan kemungkinan dampaknya terhadap pasar.
"Disarankan agar pengguna terus memperhatikan dampak dari berita tersebut, mempersiapkan strategi trading terlebih dahulu, serta menetapkan titik take profit dan stop loss," Ryan memberikan saran.
Advertisement
Harga Bitcoin Bakal Sentuh Rp 2,3 Miliar pada 2025
Lonjakan harga Bitcoin tahun ini dinilai sebagai langkah pembuka dalam siklus kenaikan bitcoin yang baru. Hal ini sesuai dengan pendapat analis Bernstein dan pakar aset digital Gautam Chhugani, yang menunjukkan kepada investor katalis yang akan datang yang dapat mendorong bitcoin ke level yang lebih tinggi.
Chhugani memprediksi harga Bitcoin bisa naik hingga level tertinggi baru yaitu USD 150.000 atau setara Rp 2,3 miliar (asumsi kurs Rp 15.516 per dolar AS) pada pertengahan 2025. Jika ini terjadi, menjadi kenaikan 4,5 kali dari harga saat ini.
“Kamu mungkin tidak menyukai Bitcoin seperti kami, namun pandangan yang tidak memihak terhadap Bitcoin sebagai komoditas menunjukkan adanya perubahan dalam siklus ini,” kata Chhugani, dikutip dari Yahoo Finance, Rabu (3/1/2024).
Chhugani menambahkan, investor yang ingin ikut serta dalam permainan ini dapat membeli bitcoin secara langsung tetapi ada cara lain untuk berpartisipasi. Menurutnya, penambang adalah cara beta tinggi untuk mendapatkan eksposur.
Penambang bitcoin yang dimaksud Chhugani adalah perusahaan dengan infrastruktur untuk memvalidasi transaksi bitcoin dan menerima bitcoin sebagai hadiah untuk melakukan hal tersebut dan Chhugani yakin sepasang perusahaan pertambangan memiliki posisi yang sangat baik untuk menjadi bank.
Namun bukan hanya analis Bernstein yang melihat masa depan yang baik bagi nama-nama ini. Menurut database TipRanks, keduanya juga dinilai sebagai Pembelian Kuat oleh konsensus analis.
INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
Advertisement