Jalan Lintas Timur Riau-Jambi di Kabupaten Pelalawan Lumpuh Terendam Banjir

Jalan Lintas Timur Provinsi Riau-Jambi di Kecamatan Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, lumpuh karena bencana banjir.

oleh M Syukur diperbarui 04 Jan 2024, 19:54 WIB
Salah satu titik kemacetan di Jalan Lintas Timur Riau-Jambi di Kabupaten Pelalawan yang terendam banjir. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Jalan Lintas Timur Provinsi Riau-Jambi di Kecamatan Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, lumpuh karena bencana banjir. Luapan air dari Sungai Kampar itu membuat perjalanan masyarakat terganggu dalam beberapa hari terakhir.

Kendaraan roda empat hingga bertonase tinggi mengular tak bergerak menunggu kapan bisa melintas di Jalan Lintas Riau-Jambi itu, persisnya di kilometer 76. Kemacetan ini diperkirakan berkilo-kilo meter.

Leksamana, seorang pengendara mobil mengaku terjebak di lokasi sejak Rabu malam, 3 Januari 2024. Dia sudah tak sabar tapi tidak tahu berbuat apa karena tingginya air merendam jalanan.

"Saya dari Pekanbaru sampai sini jam 19.00 WIB malam tadi, hingga sekarang belum bisa lewat," katanya, Kamis siang, 4 Januari 2024.

Leksamana mengaku ingin pergi ke Provinsi Jambi. Pengakuannya baru kali ini terjebak macet karena akses terputus sehingga harus tidur di kendaraannya.

Leksamana mengaku tahu jalanan itu terendam banjir sejak beberapa hari terakhir. Di pikirannya, air di Kabupaten Pelalawan bakalan surut tapi dia salah prediksi karena hujan terus turun di berbagai daerah Riau.

"Doanya agar cepat surut saja, bukan naik airnya seperti ini," katanya.

Sementara itu, personel Polres Pelalawan siaga di lokasi sejak beberapa hari terakhir mengatur lalu lintas dan mengurai kemacetan. Hanya saja ketinggian air bertambah hingga 80 centimeter sehingga kendaraan beresiko melintas.

 

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Buka Tutup

Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Pelalawan Ajun Komisaris Akira Ceria menyebut pihaknya memberlakukan sistem buka tutup. Hal ini bertujuan mengurangi kemacetan agar kendaraan tak berebut melintas.

"Kami juga menghimbau pengendara putar balik atau melewati jalan lain tapi masih banyak yang nekat menerobos banjir," kata Akira.

Akira mengakui banyak kendaraan mogok karena memaksa menyeberangi banjir.

Dia menjelaskan, ada beberapa titik di jalan lintas itu terendam banjir. Yaitu kilometer 74, 78, 80 hingga kilometer 83 dan kilometer 93.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya