Tanggapan TPN Ganjar-Mahfud Soal Simulasi Surat Suara KPU Hanya Tampilkan Dua Paslon Capres

Simulasi pemungutan dan penghitungan suara sangat penting untuk memberikan gambaran situasi bagaimana nanti pelaksanaan Pemilu di tempat pemungutan suara.

oleh Tim Regional diperbarui 13 Jan 2024, 20:01 WIB
Pasangan Ganjar-Mahfud menggunakan pakaian khas adat dari dua daerah di Indonesia. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Relawan Jaringan Kemandirian Nasional (JAMAN) angkat suara terhadap simulasi pemungutan suara yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) di beberapa daerah dengan hanya menampilkan dua kolom pasangan capres-cawapres. Padahal saat ini sudah ada tiga pasangan yang terdaftar sebagai peserta Pilpres 2024.

"Mestinya, karena nanti riilnya ada tiga pasangan, maka dalam simulasi juga harus ada tiga kolom dalam surat suara," kata Ketua JAMAN Sumatera Selatan yang juga Wakil Direktur Eksekutif Direktorat Relawan Tim Pemenangan Nasional Ganjar Pranowo -Mahfud MD, Riko Saputra.

Ia berpendapat seharusnya Dewan Kehormatan Penyelenggaran Pemilu (DKPP) bertindak, karena adanya dugaan unsur kesengajaan dan memeriksa yang bersangkutan agar tidak terjadi polemik di masyarakat.

"DPKPP menjadi lembaga dalam rangka memahami penegakan etik Penyelenggara Pemilu yang bermartabat secara utuh," ujarnya.

Namun Riko mengapresiasi pelaksanaan simulasi pemungutan dan penghitungan suara serta penerapan Sistem Informasi Rekapitulasi Suara (Sirekap) sesuai Surat Dinas KPU Republik Indonesia Nomor 1447/PL.01.08-SD/05/2023.

Surat tertanggal 6 Desember 2023 itu menyebutkan, seluruh KPU provinsi bertanggung jawab memastikan terselenggaranya bimbingan teknis dan simulasi pemungutan dan penghitungan suara di seluruh KPU kabupaten/kota serta menghadirkan PPK dan PPS.

Menurutnya simulasi pemungutan dan penghitungan suara sangat penting untuk memberikan gambaran situasi bagaimana nanti pelaksanaan Pemilu di tempat pemungutan suara. Hal ini bisa menjadi acuan terutama bagi Generasi Z yang baru kali pertama memilih, kelompok usia lanjut, dan juga disabilitas.

"Tapi, sungguh aneh dan menyesatkan kalau simulasi itu dilakukan tidak seperti contoh surat suara sebenarnya. Apalagi ini hanya menampilkan dua paslon, padahal Pilpres putaran pertama diikuti tiga paslon," katanya.

Kasus yang terjadi di sejumlah daerah, antara lain di Solo (Jawa Tengah) dan Tangerang Selatan (Banten) ini mendapat sorotan dari tingkat pusat dan daerah.

Sementara Cawapres Nomor Urut 3, Mahfud MD, mengungkapkan telah mengajukan complaint kepada Ketua KPU, Hasyim Asy'ari terkait hal ini.

"Ketua KPU sudah saya sampaikan tentang hal ini, dan dia bilang itu hanya simulasi dari IPB, dan akan dikoreksi. Akan diperbaiki," kata Mahfud

 

 

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya