Ketua DPR Puan Maharani Minta Pemerintah Beri Perlindungan Terbaik bagi WNI Korban Gempa Jepang

Ketua DPR RI (H.C) Puan Maharani mengingatkan pemerintah agar memberi perlindungan dan layanan terbaik bagi warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban gempa Jepang.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 05 Jan 2024, 11:00 WIB
Beberapa orang yang sebelumnya dilaporkan hilang telah ditemukan, namun lebih banyak lagi nama-nama yang masuk, kata para pejabat. (Kyodo News via AP)

Liputan6.com, Jakarta - Terkait gempa Magnitudo 7,6 yang melanda Jepang pada 1 Januari 2024, Ketua DPR RI (H.C) Puan Maharani mengingatkan pemerintah agar memberi perlindungan dan layanan terbaik bagi warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban. Meski menurut laporan belum ada yang mengalami luka-luka, diketahui 105 WNI mengungsi akibat gempa tersebut.

"“Pemerintah harus memberi pelayanan terbaik bagi warga kita yang berada di Jepang. Pastikan WNI yang mengungsi memperoleh kebutuhan, terutama keperluan logistik dan fasilitas medis,” ujar Puan, dikutip dari laman dpr.go.id.

KBRI Tokyo dan KJRI Osaka disebut terus berkoordinasi dengan otoritas setempat dan simpul simpul masyarakat Indonesia untuk mendapatkan informasi mengenai WNI. Puan menegaskan, jangan sampai ada satupun WNI yang tidak mendapat pelayanan.

“Bantuan logistik harus cepat disalurkan ke shelter-shelter pengungsian. Terutama kebutuhan bagi bayi, anak-anak, ibu hamil/menyusui, dan lansia,” jelas Puan.

WNI yang mengungsi akibat gempa Jepang diketahui tersebar di tiga lokasi di Jepang yakni di Ogi, Suzu, dan Sakai. Gempa di Jepang tersebut diketahui juga menyebabkan gelombang tsunami di beberapa wilayah tersebut.

“Atas nama pribadi dan DPR, saya menyampaikan dukacita mendalam untuk para korban gempa di Jepang dan keluarganya. Hati seluruh rakyat Indonesia turut merasakan kesedihan yang dirasakan warga Jepang,” tuturnya.

Politisi Fraksi PDI-Perjuangan itu juga mengingatkan Pemerintah untuk terus memantau keberadaan dan kondisi WNI yang ada di Jepang. Puan mengatakan, keselamatan WNI harus menjadi prioritas.

“Terus berkoordinasi dengan Otoritas Jepang yang masih terus melakukan penyisiran korban, sehingga apabila ada WNI yang menjadi korban, Pemerintah RI dapat segera bertindak untuk membantu warga kita yang membutuhkan,” ucapnya.

Diketahui saat ini pada sistem lapor diri KBRI Tokyo mencatat terdapat 1.315 WNI yang menetap di Prefektur Ishikawa, pusat gempa besar yang terjadi di Jepang awal tahun ini.


Korban Tewas Gempa Jepang Bertambah

Jumlah korban tewas gempa Jepang yang berpusat di Prefektur Ishikawa, Jepang tengah meningkat menjadi 81 orang hingga Kamis sore (4/3).

Mengutip Xinhua, Kamis (4/1/2023), upaya penyelamatan pun masih berlangsung hampir tiga hari setelah gempa Jepang tersebut.

Dengan banyaknya persediaan makanan dan air yang habis di daerah yang terkena dampak, Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata Jepang mengumumkan pada hari Kamis bahwa sebuah kapal pengangkut yang membawa makanan dan persediaan penting dijadwalkan tiba di pelabuhan Wajima atau pelabuhan Nanao di prefektur Ishikawa pada Jumat (5/1) malam.

Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida mendesak para pejabat untuk memobilisasi semua sumber daya yang tersedia untuk memaksimalkan upaya penyelamatan jiwa dan pasokan bantuan dalam 72 jam pertama setelah bencana pada pertemuan markas tanggap darurat bencana pada hari Kamis.

 


72 Jam Pertama Pasca Gempa Bumi

72 jam pertama setelah gempa bumi sangat penting untuk penyelamatan karena prospek kelangsungan hidup sangat berkurang setelahnya, kata para ahli.

"(Kamis 4/1) Malam ini, menandai berlalunya 72 jam sejak bencana terjadi, saya mendesak semua orang di lapangan untuk bekerja dengan dedikasi penuh untuk menyelamatkan sebanyak mungkin nyawa," kata PM Fumio Kishida.

Dengan semakin terbatasnya waktu untuk menemukan korban selamat sebelum jangka waktu 72 jam berakhir, banyak dari mereka diyakini masih terjebak di bawah reruntuhan Kota pesisir Wajima yang terkena dampak paling parah, di mana sejauh ini sudah terkonfirmasi 44 kematian, menurut laporan kantor berita nasional Kyodo.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya